Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 83

HARU BIRU GURU BARU 83

# Edisi : Persekongkolan.

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 96

“ Mutia..” Dita melihat Mutia dengan mata bertanya-tanya sambil pandangannya menyapu orang yang menyambutnya tadi. Mereka tersenyum memandang Dita yang keheranan,

“ Jadi...jadi....”

“ Iya kakaaak, mereka orang tuaku, bundaaa memang belum memperkenalkan diri ya sama kak Dita, “ Mutia duduk di kursi yang masih kosong.

“ Maafkan saya tante, om ..” dita menangkupkan kedua tangannya di dadanya.

“ Gak apa-apa Dita, maafkan kami membuat janji ketemu tidak memberi tahu kamu, “ bundanya Mutia tersenyum.

Mereka ngobrol santai sekali membicarakan anak-anak mereka saat masih kecil. Ibunya malah membuka aib Dita kalau dirinya sebagai anak bungsu masih ngompol sampai kelas dua sekolah dasar.

“ Ibuuu... kok diceritain siiih malu bu, “ mereka tertawa melihat Dita tersipu malu.

“ Eeeh nak Dita mau tahu gak, itu Toni juga belum bisa lepas dot sampai kelas tiga, tenang aja, kalian cocok yang satu ngompol yang satu ngedot hahahaaa..” mereka terttawa lepas mendengar cerita bundanya Toni.

“ Kalau Mutia Tan.. “ Dita ada kesempatan mau membalas Mutia atas keisengannya selama ini.

“ No...no... bunda, aku kabuuur... “ Mutia lari menjaui meja mereka., menggamit tangan Rubi

“ Kak Rubi anter aku menjauh dari sini...” Rubi mengikuti saja gamitan adiknya Toni

Begitu sudah menjauh, Mutia menunjuk gazebo yang lain di sana Toni sudah menunggu mereka.

“ Kak maaf ya, kakak jadi ikut sama skenario kita, gimana Dita, “ Toni dan Rudi berdiri memberi tempat buat Rubi dan Mutia.

“ Sejauh ini aman, Dita terlihat nyaman ngobrol sama orang tuamu Ton, hei ada Rudi juga, mana Nuri gak diajak, “ Rubi menyalami Rudi.

“ Gak bakalan mau diajak keluar berdua kak, Nuri sama Dita tuh kompak dalam segala hal, sampai prinsipnya juga dipegang teguh, makanya aku langsung lamar dia juga, hehe. “

“ Gitu yaa, eeeh tanya Nuri kali ada saudaranya, kenalin sama kak Rubi hehe..”

“ Serius kak? bener niiiih aku akan nanya Nuri...” Rudi siap-siap menelpon Nuri.

“ Bohong Ruud, aku bercanda. Tenang aja aku mau nganter adekku dulu ke pelaminan, baru mikirin pendamping, gimana Ton, “ sebelum Toni menjawab Mutia nyamber duluan,

“ Kak Rubi tunggu aku empat tahun lagi kalau begitu, “ Mutia menimpali sambil tangannya sibuk dengan makanan.

“ Yeee anak SMA gak usah mikirin dulu pendamping, belajar yang rajin, “ Rubi jadi ngucek-ngucek kepala Mutia berasa ke adiknya.

“ Aduuuh kak, hati-hati aku bisa deg-degan nih...haha..”

“ Kakak bawain anak APDN mau...heh..heh...” Rubi meluk Mutia

“ Gak mauuu...ihh sana haram, bukan muhrim, “ Mutia mendorong Rubi .

Suasana di Gazebo jadi gaduh sama tawa mereka

***

Dita celingukan cari Mutia dan kak Rubi karena mereka belum kembali.

“ Bu... aku cari kak Rubi ya..”

“ Gak usah sebentar lagi juga kesini, “ ibunya menenangkan Dita.

“ Dita, tante sama om kapan boleh memintamu resmi sama ayah ibumu, “ tiba-tiba bundanya Toni bertanya.

Dita terkejut mendapat pertanyaan yang tiba-tiba diajukan padanya.

“ Gimana Dit, ayah dan ibu tidak akan melangkah jika tidak ada persetujuan darimu,” ibunya memandang Dita.

“ Memangnya tante sama om, bisa menerima semua kekurangan Dita ,” mata Dita menatap kedua orang tua Toni.

“ Om percaya sama penilaian anak om, “

“ Manusia tidak ada yang sempurna Dit, Toni juga banyak jeleknya, dia belum punya apa-apa kecuali niat yang baik sama Dita. “ ibunya Toni meneruskan perkataan suaminya.

“ Gimana nak, “ ayahnya Dita bertanya.

“ Dita ikut rencana kalian saja, “ akhirnya Dita menjawab.

“ Alhamdulillaah, aku mau dapat kakak baru, “ Mutia tiba-tiba memeluk Dita.

“ Iiiih ngagetin kakak aja Mutia “ Dita menengok ke belakang, dan bertemu pandang dengan Toni.

“ Kok kalian...kalian kenapa bisa bareng, Rudi...” Dita berdiri bengong melihat mereka ada bersama Mutia.

Mereka menceritakan semuanya sama Dita bahwa kak Rubi dan Rudi yang membantu pertemuan malam ini bisa berlangsung.

“ Kok aku gak disebut, “ Mutia nimbrung.

“ Mutia awas ya...jadi kalian bersekongkol di belakangku, ” Dita melotot .

“ Tapi kakak suka kaan,? Bilang sama si jelek jangan lupain jasa orang gitu ya? “ Mutia melihat ke arah Toni.

Mendengar obrolan anak-anak kedua orang tua mereka menjadi tertawa.

“ Bentar kak, cincinnya dipake doong, “ Mutia mengingatkan Dita.

“ Iiiih anak kecil sok tahu, “ Toni menyela.

“ Jadi kapan Dit, “ Rudi mengingatkan

“ Terserah si jelek, “ Dita melemparkan pandangan sama Toni.

Yang dipandang hanya tersenyum tanpa menjawab apapun, sambil balas memandang Dita.

Dita jadi salah tingkah diperhatikan sambil diam begitu, dia milih mending berantem dari pada mendapat suasana seperti malam ini. Belum hatinya terus merasakan getaran yang hangat. Kalau tidak ada kedua orang tua mereka Dita maunya memberondong Toni dengan berbagai pertanyaan yang sudah ada di kepalanya dari tadi.

“ Kamu mau marah sama aku ya, “ Toni pindah duduk di samping Dita.

“ Ngapain pindah, iya aku marah, sana ah...“ Dita mendorong Toni.

“ Kesel nuunggu aku dari tadi kan, “ Toni berbisik.

“ Sok tahu,” Dita mengambil minumnya.

“ Eheemmm mulai nih dua sejoli kita gak sabar buun sudah pengen cepet halal, tuh duduknya dah pindah, “ Mutia kembali mengambil foto mereka yang lagi berbisik-bisik.

“ Mutiaaaa.... “

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post