Bumi Menangis
BUMI MENANGIS Oleh: Merry Moe
Bumi menangis, Kala hujan tak lagi memuaskan dahaganya Membasahi jantung hatinya Mengalir dalam setiap denyut nadinya Menari, dan jasadpun terkikis Batang tenggorok kering merangkas Bak pepohonan dipanas kemarau Menjerit lara parau
Bumi menangis, Kala plastik mencekik lehernya Menutup setiap porinya Jiwa meronta tinggallah nama Dalam rajam pesta pora yang bengis Bolehkah berharap kapan kan tuntas Cintai jiwa ragakan bernas
Bumi menangis, Dalam harap hampa Berpeluk lara nestapa Saksikan beribu jiwa melayang Dalam imbas lara jiwa terkekang Lenyap, hilang
Blitar, 4 April 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya menangkap global warming nih. Semoga setiap manusia memahami kerusakan di bumi akibat ulah sendiri. Ke depan kita jaga bersama bumi ini tetap lestari.
Aamiin
Semoga bumi tak menangis lagi...