TITIK KUSMINARWATI,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Secercah Asa Di Negeri Sakura

“Kringgg….kringg” telepon bordering mengagetkan aku, spontan aku berdiri..”Halo..SMP N 21 …, Ada yang bisa saya bantu…”suara ku seramah mungkin, untuk menunjukan ketegasan dan kewibawaan dari orang yang menelepon.”Ya …bisa berbicara dengan Ibu Ratnawati Dewi ,S.Pd…”suara dari seberang semakin mengagetkan aku.” OH iya ini saya sendiri…”jawab ku agak tergagap.Sebenarnya ini ruang TU, aku tidak sengaja santai di ruang ini sambil membaca koran pagi, sampai ada telp ini.

” OH Kebetulan kalau begitu…, ini dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menginformasikan, bahwa anda terjaring dalam Program Beasiswa Overseas di Tokyo selama 1 bulan…semua akomodasi di tanggung Kementerian,tanggal 2 Maret pemberangkatan dari Jakarta…”.

Antara percaya dan tidak aku mendengar info ini..Beberapa saat aku terpaku, diam , bingung, tidak menyangka aku bisa lolos dalam seleksi Tes Program Overseas di Tokyo, Bulan November kemarin. Aku menyandarkan punggungku di meja Ka TU, sampil melipat telapak tangan di dada.Di antara gembira dan bingung.Gembira, karena ini kesempatan yang belum tentu terulang tahun depan, dan untuk bisa terjaring pada program ini tidaklah mudah.Seleksi cukup ketat.Hanya di ambil 5 guru dari Jawa Timur.Aku salah satu guru yang beruntung itu.Di sisi lain aku memikirkan jangka waktu 1 bulan bukan waktu yang pendek untuk meninggalkan 3 anakku yang masih kecil.Mereka pasti belum bisa mengerti alasan ku meninggalkan mereka selama itu.”Ya Alloh…berilah aku petunjuk –Mu”doa ku dalam hati sambil meninggalkan ruang TU.Tidak ada yang tahu akan info ini

Aku mengumpulakn ke tiga anaku, dan membicaraka dengan mereka, meminta pendapat mereka,dan meminta persetujuan mereka akan berita ini.

“Bagaimana pendapatmu Fikri, Bita…?aku membuka suara tertahan pada mereka berdua sambil menggendong adiknya yang baru berumur 3 tahun.Fikri sudah kelas 6 MI dan Bita sudah kelas 7 MTs. Aku dan anak-anak sering berdiskusi, meminta pendapat, saling curhat dan apapun, sehingga keakraban antara aku dan anak-anaku terjaga dengan sangat baik..

“Terserah Umik lho…”Fikri buka suara.Seperti biasa, dia selalu menyerahkan keputusan di tanganku, tanpa argument apapun, karena dia menganggap Umiknya selalu memilih suatu keputusan dengan tepat.

“Kalau menurutku, umik jalani saja…” belum tentu tahun depan ada program semacam itu.Tapi nanti Eyang Putri dan Eyang Kakung di minta di sini selama Umik menjalani program itu”..Bita memberikan pendapatnya.

Begitulah, aku mantap dengan keputusan mengikuti program pendidikan ini.

“Bismillah, semoga keputusan ku ini membawa kebaikan bagiku , anak-anaku dan bangsa ini…Amiin”Aku mengakhiri,Doa ku di penghujung malam.

Dari bandara Soeta-tangerang ke Narita –Tokyo dalam waktu 7 Jam aku menaiki GIA( Garuda Indonesia Airlines ).Rasa gembira membuatku merasakan perjalanan yang cukup singkat.Untuk kedua kalinya aku menginjakan kaki di Negeri Sakura ini.Turun dari pesawat aku menunggu jemputan dari perwakilan Indonesia di Jepang. Menurut jadwal jemputan akan tiba pukul 16.15 waktu Tokyo.

“Hmmm masih ada waktu 10 menit lagi, aku masih bisa berjalan-jalan di area Bandara Narita ini”.Kesan sangat bersih , berdeda dengan 10 tahun yang lalu saat aku mengikuti Program Pendidikan yang di selenggarakan olrh Japan Foundation. Tepat pukul 16.15 perwakilan Indonesia di Jepang tiba.”Luar biasa…benar benar On Time..”

Aku naik KA supercepat Shinkansen selama 2,5 jam sekitar 750 km antara Tokyo-Kyoto di tempuh dengan kecepatam 300 km/jam.Benar-benar luar biasa.Dan sampailah di Hotel Ikhisojukhe ,tempat aku mengikuti program ini.

”Hmmmm ….Luar Biasa…” Bersih, ramah, On Time dan serba IT..”Gumanku dalam hati sambil memeriksa seluruh sudut kamar hotel yang aku tempati.Aku katakan begitu.Sejak turun di Bandara Narita, sampai tiba di kamar Hotel itu lah yang aku rasakan.Mulai dari Jadwal penerbangan hingga penjemputan pihakTokyo ke Bandara kesan itulah yang terekam di benaku.

“Alhamdulillah….”aku bersyukur sambil merebahkan tubuhku.

Hari-demi hari aku menjalani program pendidikan overseas di Negeri Sakura .Sekarang baru hari ke-5.Kerinduanku pada 3 anaku rasanya sudah tidak terbendung lagi.

“Hmmmm…aku membuang nafas berat sambil menatap Pohon Sakura yang sedang berbunga…angan ku menerawang jauh ke masa silam…”Mengenang saat aku menerima beasiswa Japan Foundation, 10 tahun yang lalu,,dengan 3 teman dari jurusan lain yang juga mendapat beasiswa yang sama.Iwan Setiawan dari Jurusan Teknik Elektronika, Ein Rahmawati dari Jurusan Bahasa Jepang dan Aris Basuki dari Jurusan Statistika .Dia mengajak ku berjalan di antara pohon-pohon sakura itu di Tokyo Sky Tree.Saling bercerita selama pendidikan I tahun Jepang.Dan aku merasa diantara kami ada benih-benih asmara terpendam , tersimpan rapat jauh di relung hati kami.

“Kenangan yang indah…” gumanku .”Dimana kamu sekarang Iw…?

Aku berjalan menuju tempat di mana aku dan Iwan menghabiskan waktu bersama di bawah gazebo.Duduk di antara pohon sakura terasa segar.Aku mengeluarkan Mobile Phone ku.Ku buka Facebook dan men”uplod” beberapa peristiwa penting selama program ini.Beberapa foto aku posting, sampai aku merasa ada seseorang di sebelahku duduk membisu.Aku paling kan wajahku, dan ..

“Deg…”serasa jantung ku berhenti berdetak, hati ku berdesir tak percaya.Pemilik nama yang hadir dalam anganku kini sedang duduk di sebelahku, menatapku menyelidik.Meski gurat-gurat usia telah tampak di wajahnya.Aku tercekat.Dia menatapku lekat-lekat seolah ingin menyakinkan bahwa aku adalah seseorang yang pernah di kenalnya.

“Dewi ku,..10 tahun aku menunggumu..di sini, di sini, di negeri sakura ini…”Setiap ada program pemerintah Jepang untuk indonesia, aku selalu mencari informasi .sampai aku mengetahui ada program overseas ini…dan aku tahu kamu salah satu pesertanya.Aku tidak mau kehilanganmu lagi Dewi…”dia berkata dengan suara parau.”Aku selalu mencari khabar tentang mu Dewi..temasuk kematian suami mu…”dia menunduk..”Aku mengucapkan ikut berduka cita..”Kata nya lagi

“Kamu tahu semuanya Iwe..??kata ku sambil menunduk.kami terdiam.larut dalam angan masing-masing.

“Apa yang kamu kerjakan di sini Iwe??tanya ku memecah kebisuan.

“Aku di percaya perusahaan Jepang jadi Manager Representative di Mitsubishi Heavy Industries, Jakarta.Ini adalah tahun terakhir aku di Tokyo karena ada pilot projek baru di sini” suara nya berangsur nomal.

“Oh ya…bagaimana keluargamu, berapa anakmu sekarang?aku mengalihkan pembicaraan.

“Pernikahanku gagal Dewi,..aku bercerai 6 bulan yang lalu…”jawabnya sambil memandangku.”Aku tidak mencintainya,aku tidak ingin menyakiti hatinya terlalu lama.Cintaku hanya untukmu Dewi…”suaranya bergetar.

Aku terdiam ,sambil mengingat ucapanya saat itu di bawah pohon sakura”…suatu saat jika aku sudah bekerja, aku akan melamarmu Dewi,..,”ucapnya saat itu.

Namun takdir mengharuskan aku untuk menerima pinangan pria pilihan ayah karena di usia ku yang sudah hampir menjelang 29 tahun, aku belum berani mengenalkan Iwan ke orang tuaku.karena Iwan sendiri belum memiliki pekerjaan yang tetap.Saat itu dia tidak berani untuk melamarku.

“Ohh….”hanya itu yang terucap dari bibirku.

“Aku akan menggantikan posisi mendiang suamimu, selepas tugasku di Tokyo selesai..”katanya sambil memandangku lekat-lekat.

“ Aku membisu,terbayang wajah mendiang suamiku.Dia meninggalkan ku 2 tahun yang silam.Allah lebih mencintainya daripada aku.Allah berkehendak melepaskan derita asma nya, dengan memanggil ke haribaanya. Aku mengingat hari-hari ku sendiri mengasuh ke 3 anaku,betapa beban berat harus aku pikul sendiri.Teringat saat harus menjawab pertanyaan mereka, karean ketidaktahuan mereka akan makna sebuah kematian, saat harus merawat anak-anak yang sakit, saat harus memutar otak karena keuangan yang menipis, saat ada cibiran disan-sini dengan status janda muda

“ Dewi…”Dia menyodorkan sapu tangan.Aku mengambilnya dan mengusap butiran bening yang tiba-tiba keluar dari sudut mata.

“Bagaimana Dewi” suara Iwan seakan dia butuh jawaban secepatnya.

“Aku hanya diam...”

Tidak menyangka program pendidikan overseas ini mengantarkan aku bertemu dengan seseorang yang pernah mengisi relung hati .secercah asa yang bersemi kembali diantara pohon sakura di Tokyo ini.#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pengalamannya bu. Mantap

24 May
Balas

fiksi itu Pak...he he he

24 May

fiksi itu Pak...he he he

24 May

Keren pengalamannya bu. Mantap

24 May
Balas

Keren pengalamannya bu. Mantap

24 May
Balas

Keren pengalamannya bu. Mantap

24 May
Balas

Fiksi pa fiksi ayo?jikalau betul rasanya lebih baik

24 May
Balas

mantapp bu, membuat perasaan serasa diaduk aduk...bahagia sedihhh

24 May
Balas

halahhh...ibu bisa aja hi hi hi

24 May

matur nuwun...

24 May

CLBK, nama nama asli banget, bagus kalo dibuat novel lebih panjang

27 May
Balas

Iya Bu...akan saya coba me Novelkan....semoga sempat... Maturnuwun apresiasinya...

08 Jun

Fiksi itu Pak....hi hi hi...

24 May
Balas



search

New Post