Ibu Nama Apa itu…..

Pada awal bulan Februari sekolah kami mendapat kunjungan dari ibu – ibu anggota IAD , dalam kunjungan beliau memberitahukan bahwa sekolah akan mendapat kunjungan dari pengurus IAD pusat yakni ibu Jaksa Agung . Setelah kunjungan ibu – ibu tersebut dimulai lah aktifitas baru kami yang sangat luar biasa padat dan lumayan berat, apa yang membuat kami menjadi lumayan berat?

Persiapan persiapan yang akan kami lakukan dalam menyambut tamu seperti merapikan sekolah, merapikan administrasi sekolah, dan tak kalah penting mempersiapkan anak anak untuk mengisi acara pada hari kunjungan tersebut.Harus dipersiapkan dalam 2 minggu.

Setelah mengadakan rapat singkat bersama majelis guru , akhirnya kami memutuskan menampilkan beberapa mata acara yang harus kami tampilkan diutamakan menampilkan budaya melayu seperti pantun, gurindam, tak lupa kami juga menampilkan pertunjukan drumband,puisi dan beberapa penampilan anak anak yang lain.

Saat saat berlatih mulailah ditemukan hal hal lucu dan menggelikan, sebenarnya tidak akan menjadi lucu apabila selama ini kami sudah mulai mengenalkan pada anak anak tentang semua kearifan local yang ada ditanah melayu ini, ibarat kata pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.kejadian lucu itu berlangsung sampai pada hari H pementasan.pada salah satu penampilan pantun ada satu bait yang berisi pesan untuk tamu dan juga juga pesan untuk memperkenalkan jenis jenis makanan khas di bumi melayu , seperti apakah kalimat pantun tersebut?

untuk persiapan MENULIS pantun yang akan di bacakan anak anak.mulailah kami mengarang dan menulis bait bait pantun itu.

Ada lima bait pantun yang disiapkan salah satunya berbunyi begini “ Tepung gomak, kole kole dan lakse, itulah makanan khas daerah kite, nah pada waktu menyebutkan 3 jenis makanan itu sontak semua anak tertawa mereka merasa sangat asing dengan jenis makanan itu.sehingga mereka berteriak bersama ibu….nama apa ituuu… Yang membuat anak tertawa ternyata malah berbalik dengan yang kami rasakan, perasaan sedih,malu dan bersalah bagi kami karena kesalahan kami lah anak anak tidak mengenal makanan daerah nya sendiri sehingga begitu asing ditelinga mereka tentang nama nama tersebut. Bahkan saya yakinanak anak kita pernah melihat bahkan sering memakannya.Mengapa anak anak kita lebih mengenal burger, pizza dan jenis makanan luar lainnya ketimbang makanan kita sendiri.

Berawal dari kejadian itulah kami bertekad untuk lebih mengedepankan pengenalan kearifan local pada anak sejak usia dini.