Titik Royani 17

Titik Royani, M.Pd. Lahir di Kabupaten Madiun. Mengawali karir sebagai guru TK mulai tahun 1991 - 2000. Tahun 2000 hingga sekarang menjadi guru di Sekolah Dasar...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGGENGGAM SETANGKAI MAWAR

MENGGENGGAM SETANGKAI MAWAR

MENGGENGGAM SETANGKAI MAWAR

#Tantangan Menulis Gurusiana hari ke- 71

Sepasang merpati yang terbang tinggi di angkasa biru, bercengkrama penuh canda dan tawa saling melempar senyum manja. Begitulah gambaran sepasang suami istri yang baru menikah penuh dengan madu asmara. Menikah adalah sesuatu yang idamkan oleh siapapun yang telah mampu untuk melangsungkannya, dan memiliki pasangan yang sesuai dengan pilihan adalah dambaan setiap insan. Begitu juga Dahlia dengan Rudi kekasihnya. Dahlia ingin sekali segera melanjutkan hubungannya dengan Rudi ke jenjang pernikahan. Namun orang tua Rudi kurang menyetujui hubungan keduanya dengan alasan bibit, bebet dan bobot. Begitu juga orang tua Dahlia juga kurang setuju hubungannya dengan Rudi meskipun Rudi anak orang kaya.

Seperti berlayar mengarungi samudera luas lalu terhempas badai begitulah kisah cinta Rudi. Rasanya sulit untuk dilanjutkan hubungan keduanya, karena tak mengantongi restu dari kedua orang tua mereka.

" Mas, bukankah kau sudah berjanji akan membawaku terbang ke awan biru, akan kau bawa aku ke manapun kau pergi? Tapi mengapa sampai detik ini kau belum juga meminta pada kedua orang tuaku? Katakan padaku, apakah kau masih tetap menyayangiku? " kata Dahlia meminta kepastian Rudi.

"Sayang, bukannya aku tak sudi melamarmu tapi kedua orang tua kita tak merestui hubungan kita, aku ingin segera menikah secepatnya agar tidak terjadi fitnah diantara kita, tapi harus dengan restu dari kedua orang tua kita, karena tanpa restu keduanya mustahil hidup kita akan bahagia." Kata Rudi memberi pengertian pada Dahlia.

Keduanya terdiam, entah apa yang ada benaknya.

"Aku ibarat menggenggam setangkai mawar berduri. Semakin ku genggam semakin tanganku berdarah, maka dengan perih dan ngilu harus ku lepaskan mawar itu, agar lukaku tak terlalu dalam, meskipun hatiku sangat terpikat karena pesonanya." Ungkap Rudi sambil menatap wajah Dahlia.

Dahlia diam terpaku diksinya seolah terpasung, dan kedua sudut kelopak matanya mulai mengembun.

"Mas, mengapa cinta kita harus begini? Mengapa kita tidak nikah lari saja?" Tangis Dahlia pecah, air matanya menganak sungai.

"Tidak sayang, jika kita nikah lari kau tidak halal bagiku, pernikahan itu sesuatu yang suci, aku hanya ingin sekali dalam hidupku, tentu harus dengan restu kedua orang tuaku, dan orang tuamu, kau tahu aku adalah anak satu-satunya, aku tak ingin mengecewakan orang tuaku yang telah membesarkanku. Meskipun sampai detik ini aku belum bisa membahagiakannya," kata Rudi tertahan.

"Baiklah jika itu kehendakmu, aku akan mencintaimu sampai kapanpun." Kata Dahlia sambil terisak.

"Aku juga masih menyayangimu, tapi ada orang yang lebih menyayangiku, yaitu orang tua kita, yang darahnya mengalir di urat nadi kita. Kita bertemu baik-baik berpisah baik-baik" Kata Rudi menguatkan Dahlia.

Dahlia menatap nanar pada Rudi. Seolah petir menyengat di siang bolong. Kata-kata Rudi melemahkan sendi-sendi tubuh Dahlia.

"Baik..baiklah, mulai hari ini kita tak ada hubungan apa-apa lagi, mundurlah tiga langkah, setelah itu menghadaplah ke timur, dan aku akan menghadap ke barat, kita melangkah tiga hitungan, setelah itu tanpa menoleh teruslah berjalan sesuai keinginanmu." ucap Dahlia sambil terus terisak.

Keduanya berdiri berhadapan, kesedihan tergambar di raut keduanya. Tapi pengorbanan mereka demi memulyakan orang yang sangat disayangi dan dihormatinya. Dahlia siap menghitung.

"Satu...dua...tiga..." keduanya berjalan mundur sesuai hitungan lalu berbalik arah menuju jalan masing- masing, dengan menggenggam luka dan kepedihan. Cinta tak harus memiliki.

Madiun, 4 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus bgt bu. Mantap

05 Jul
Balas

Mksih suppornya bund say...

05 Jul

Sedihnyaa

05 Jul
Balas

Sedih bangeett...

05 Jul

Alhamdulillah sudah memfollow, sudah berteman berarti, hehehe..barakallah bu, salam.kenal.

05 Jul
Balas

iyaa...ingin belajar mengolah diksi yg wow kereen Salam kenal

05 Jul



search

New Post