Anakmu Bukanlah Dirimu

Tantangan Hari ke-24

#TantanganGurusiana

Jakarta, 7 Februari 2020

Setiap orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik bagi anak-anaknya. Berbagai macam usaha dilakukan orang tua untuk menjadikan anaknya menjadi yang terbaik. Tapi siapa sangka, tidak semua anak mempunyai pikiran yang sama dengan orang tuanya. Kondisi zaman yang berbeda berpengaruh kepada penentuan kehidupan anak.

Saat ini masih banyak di kalangan orang tua yang memasung kebebasan anak dalam menentukan pilihannya. Misalkan, seorang dokter menginginkan anaknya juga menjadi dokter. Seorang arsitek juga menginginkan anaknya menjadi arsitek. Bahkan seorang guru pun menginginkan anaknya menjadi guru. Alasan klise orang tua adalah supaya ada yang mewarisi pekerjaannya.

Saya pun baru menyadari ini. Pekerjaan saya adalah seorang guru. Saya ingin sekali anak perempuan saya mempunyai cita-cita menjadi seorang guru. Tapi apa hendak dikata, anak saya lebih suka mencintai bidang seni. Kesibukannya menggambar, melukis, menulis cerpen dan puisi, apapun yang berhubungan seni dijalaninya dengan semangat.

Akhirnya saya pun tidak bisa memaksa dia menjadi seperti saya. Keinginannya yang berbeda membuat saya sadar. Anak juga mempunyai hak untuk menentukan pilihannya. Asalkan pilihan itu memang tidak melanggar batas aturan.

Terus terang awalnya saya sempat tidak terima atas pilihannya. Sebagai guru tentu saya menginginkan anak saya hebat dalam bidang akademik. Tapi apa hendak dikata, bidang kesenianlah yang dia pilih. Akhirnya saya pun mau menerimanya. Saya belajar untuk ikhlas, tidak memaksakan keinginan saya. Semoga dengan keikhlasan yang saya miliki membuat pilihannya menjadi pilihan yang berkah bagi hidupnya dan keluarga. Aamiin.