Oleh :Titik Suharyati

Tagur 172

*

Dengan usia yang tidak lagi muda, Udin sangat berhati-hati dalam menjalin pertemanan. Ia tidak ingin selamannya menjadi bujang lapuk. Betapa emaknya sangat menantikan dirinya segera naik di pelaminan layaknya pemuda kampung yang belum genap 30 tahun sudah berumah tangga dan punya momongan.

Emaknya heran mengapa sampai di usianya yang berkepala 4, Udin belum juga menikah.

"Tidak ada gadis yang maukah bersanding dengan anak emak yang sebetulnya juga tidak bertampang kampung dan ganteng ini?. Lantas apa yang menyebabkan Udin masih tetap membujang?"

Begitulah hati dan pikiran emak terus berkecamuk penuh tanya akan nasib anak lelakinya yang masih betah membujang.

"Sabarlah, Mak! Memang jodoh Udin belum datang. Emak lupa ya, kalau jodoh, rezeki, dan mati itu rahasia Alloh?"

Begitulah Udin menenangkan hati Emaknya, begitu emaknya terus mendesak Udin untuk segera menikah.

Kalau tidak mengingat emaknya hanya sendirian di rumah, sudah lama Udin meninggalkan rumah dan pergi merantau ke negeri orang seperti kedua kakaknya. Dua kakak perempuannya sudah menikah dan masing-masing mengikuti suaminya hidup di perantauan. Tentu saja emaknya merasa kesepian.

Sepeninggal ayah Udin 3 tahun yang lalu, emak memang sering merasa kesepian walaupun sebenarnya masih ada keponakan yang menemani. Entah mengapa dulu itu, anak pertama dari kakak tertuanya tidak mengikuti bapak ibunya merantau.

Kalau ditanya siapapun, mengapa dirinya tidak ikut bersama ibu bapaknya, selalu saja jawabannya, "Ingin menemani nenek di Jawa."

Udin bersyukur sekali, Ningsih tidak ikut ibu bapaknya. Dengan demikian ia tidak terlalu kepikiran kalau pulang telat karena ada meeting sepulang kerja, atau ada kegiatan lain yang harus ia selesaikan sebelum pulang. Karena itulah ia sangat perhatian dan tidak pelit kepada keponakannya itu. Dan memang ia sangat mengandalkan Ningsih untuk menjaga dan menemani emak di rumah.

Seperti sore itu, ia tidak bisa pulang cepat gegara ada salah satu teman kantornya ulang tahun dan mendadak diumumkan semua karyawan harus ikut merayakan ultahnya di puncak Tretes.

*

Bersambung

Malamku Bapil, 01082022