Titik Suharyati, S.Pd.

Guru ASN SMA Negeri 13 Surabaya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hati Warsini
Pinterest.com

Hati Warsini

Hati Warsini

Oleh :Titik Suharyati

Tagur 133

*

Rasa was-was menghantui perasaan Warsini sore itu. Melihat cuaca yang muram berselimut mendung, dia pun mengundi nasibnya. Berpasrah pada sederet kancing yang terpasang pada baju yang melekat di tubuhnya. Dari hitungan akhir yang didapat akhirnya dia berangkat juga menggelar dagangannya di depan sepanjang jalan danau yang selalu ramai.

Dari bibirnya yang merekah dengan warna gincu merah cabe keluar mantera-mantera doa pengharapan terang dan laris jualannya. Yang ia pikirkan nasib perut ketiga anaknya yang menunggu di rumah . Betapa anak-anaknya berharap emaknya pulang membawa banyak uang dan makanan.

Satu jam sudah Warsini menunggu pembeli menghpiri dagangannya. Bibir tak henti menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang lalu. Hampir 3 jam sudah ia tak rasakan lelah yang singgah . Ia terus menawarkan dagangannya agar bisa membelikan makanan anaknya saat pulang. Tetiba dari kejauhan ia menangkap suara ribut-ribut dan teriakan histeris yang diikuti langkah dan suara berlarian .

"Lari, lari, ada petugas patroli," teriak pedagang yang berhasil menyelamatkan diri dan gerobak dagangannya. Warsini kebingungan. Ia segera mengemasi barang dagangannya dan bermaksud cepat mendorong gerobak dagangannya. Akan tetapi tangan petugas patroli telah berhasil menghentikan gerobaknya dan mengangkut ke atas truk. Sengaja dia tidak mbuat perlawanan. Warsinipun digiring naik ke dalam truk.

Sampai gilirannya diinterigasi, Warsini dengan tenang memberi penjelasan.

"Nama : Warsini

Status : janda anak 3

Alamat : Suko miskin

Saya melakukan berdagang liar karena tidak punya tempat untuk berjualan.

Saya tidak memiliki uang untuk menyewa lapak di relokasi pedagang liar. Snak-anak saya butuh makan, pendidikan, dan sandang. Kiranya bapak petugas bersedia mengambil saya sebagai istri sekalipun istri ketiga atau bahkan istri kelima, saya terima dengan hati suka dan syukur."

Bapak petugas gelagapan mendengar penuturan Warsini. Melihat wajah manis yang terlintas duka pada diri Warsini, petugas itu tak kuasa. Diantarnya Warsini pulang dengan menyelipkan amplop di jaket Warsini.

*

Malamku Bapil, 23062922

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

23 Jun
Balas

Makasih bunda cantik atas hadir suportnya nggih

23 Jun

Alhamdulillah akhirnya bisa tayang di ambang batas

23 Jun
Balas

Keren kisahnya bunda cantik, salam sehat dan sukses selalu nggih

24 Jun

Alhamdulillah bunda cantik, terima kasih atas suportnya, sukses sll bunda nggih

24 Jun
Balas



search

New Post