Izinkan Anakmu Jadi Pembunuh
Oleh : Titik Suharyati
Tagur 118
*
Sudah pukul 20.30 WIB. Riani belum juga pulang. Ibunya sudah tidak tenang, berkali-kali ditengoknya pintu gerbang rumah dari jendela kamarnya yang dekat ruang tamu. Tetap saja lengang belum ada suara derek pintu dibuka. Dicobanya menelpon nomor gawai anak gadisnya itu. Tidak biasanya Riani pulang lewat pukul 19.00. Itu pun terjadi kalau terpaksa harus lembur.
Pikirannya teringat pada curhatan gadisnya itu pada beberapa minggu yang lalu. Ia merasa tidak nyaman saat pulang kerja diikuti oleh dua pemuda yang berboncengan mengendarai sepeda motor. Dan cerita seperti itu sudah dialami gadisnya beberapa kali. Kini hatinya gelisah. Cerita itu sungguh mengusik hatinya. Nomor gawai Riani yang ia hubungi juga tidak ada suara.
Tak lama kemudian , sekitar pukul 22 00, saat ia mengeluarkan sepeda motor bututnya bermaksud menjemput Riani, , ia kedatangan tamu yang tak diundang. Segera saja diparkirnya kembali sepedanya. Ia mendekati tamunya yang berdiri di depan pagar rumah. Setelah ia memastikan kalau ini rumah yang mereka cari, salah seorang dari tamu itu kembali ke mobil dan kembali menemuinya sambil menuntun seorang gadis yang menunduk sambil sesenggukan menahan tangis. Betapa terkejutnya ibu setelah mengetahui gadis itu adalah Riani. Tangispun pecah di malam yang sudah lengang itu dirangkulnya Riani dan dituntunnya masuk ke dalam rumah."ibu, maafkan Riani. Izinkan Riani membunuh berandalan itu. Gazebo itu menjadi saksi kalau Riani sangat sakit dan hancur." Kembali tangis Riani membuat ibu lemas karena tak berdaya melihat gadisnya begitu terluka.
*
Malamku Bapil, 08062022Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ah, sungguh malang. Kisah yang mengenaskan, Bun. Tapi keren
Maksih bunda cantik ats suportnya
Kisah yang menyedihkan, Bu Titik. Semoga Rani mendapatkan keadilan. Salam sehat dan sukses selalu, Ibu.
Maksih bunda cantik, ini pentigraf masih banyak perlu dirampingkan.
Maksih bunda cantik, ini pentigraf masih banyak perlu dirampingkan.
Kasihan Riani. Semoga Riani kuat dan Allah tunjukkan keadilan. Sukses selalu Bunda.
Makasih bunda cantik
Alhamdulillah sdh muncul tulisannya..Semalam eror admin ya, sampai gak ada gambarnya
Alhamdulillah sdh muncul tulisannya..Semalam eror admin ya, sampai gak ada gambarnya
Ya Allah kisah yang tragis, semoga Riani kuat. Semoga selalu sehat dan sukses.
Makasih bunda cantik ats hadirnya