Sensasi Puncak Wilis 4
Sensasi Puncak Wilis 4
Oleh : Titik Suharyati
Tagur 129
*
Pagi itu Puncak Wilis masih berselimut kabut. Para pencari rejeki Tuhan sudah mulai merambah. Ada yg merumput, ada yang mencari kayu bakar, ada juga yang menyiangi padi di sawah. Ada juga yang pergi ke pasar membawa dagangannya atau sebaliknya, ada yang sudah kembali dari pasar membawa belanjaannya.
Udara sejuk di sekitar Puncak Wilis terasa tenang dan nyaman membuat kerasan penghuninya. "Pagi - pagi dingin seperti ini paling enak ya ngopi di puncak Wilis." Begitulah yang diangankan warga atau pengunjung yang pernah menikmati nikmatnya kopi di kedai Puncak Wilis. Aneka rasa kopi disuguhkan di sana, bahkan kopi kekinian pun ada. Tetapi yang spesial tetap kopi hitam Puncak Wilis. Kopinya kental dan tidak terlalu manis tetapi juga tidak pahit, serta aroma wangi kopinya begitu menggoda.
Panggil saja mas Pur, begitulah masyarakat sekitar memanggilnya. Mas Pur warga pendatang home stay ke puncak Wilis. Dirinya betul -betul telah 'kesengsem' dengan keindahan dan kesejukan Puncak Wilis. Dengan udara yang sejuk dan dingin di waktu pagi dan malam hari itu, kopi hitam yang nikmat menjadi pelarian. Apalagi penjualnya begitu ramah menghangatkan suasana. Dengan udara yang dingin, sungguh kopi menjadi suguhan yang dinanti untuk dinikmati.
Malam itu, mas Pur tidak segera bisa tidur meski badannya terasa lelah. Ia mencoba keluar mencari udara segar dan kedai kopi Puncak Wilis menjadi tujuannya. Mbak Tin yang bertugas malam itu di kedai kopi, melayani pelanggan sambil nyinden lagu-lagu campursari. Maklumlah, mbak Tin memang suka menyanyi apalagi lagu campursari. Sebagai orang desa, suaranya yang pas-pasan menjadi hiburan dan enak didengar dalam cuaca dan suasana malam yang dingin.
Mas Pur seperti biasa memesan kopi hitam kesukaannya. Posisi duduknya sejurus berlawanan dengan meja penyeduhan kopi . Sengaja dia duduk di situ agar bisa berhadapan dan ngobrol langsung dengan mbak Tin. Begitu kopi pesanan sudah datang, dia mencoba menyesap pelan.
Tetiba mata lelakinya menangkap sosok wanita cantik seperti Nonik Belanda yang duduk di dalam sambil tersenyum kepadanya. Mas Pur pun membalas senyum itu dengan penuh tanya. "Siapa gerangan wanita cantik di dalam sana yang tersenyum kepadaku? Benarkah dia sedang tersenyum padaku?"
Seperti ada yang menuntun, mas Pur akhirnya bangkit dari tempat duduknya dan melangkah mendatangi wanita itu sambil membawa cangkir kopinya. Dan duduklah dia tepat di depan tempat duduk wanita itu. Seolah dia tidak percaya dengan yang dilihatnya, wanita cantik layaknya Nonik Belanda yang ada pada cerita yang dibaca atau film-film yang dilihatnya.
Mas Pur mencoba meyakinkan dirinya. Benarkah wanita cantik di depannya itu nyata adanya. Mas Pur ingin menyapanya, ia menunduk menyeruput kopinya dulu untuk mendapat kekuatan dan ketenangan saat menyapa. Lalu..."Ha....kog gak ada. Dimana perginya dia? Mbak Tin, tahu kemana perginya wanita cantik, Nonik Belanda, yang duduk di depanku tadi?"
Mbak Tin yang ditanya kebingungan menjawab karena di situ tidak ada wanita lain selain dirinya yang ditemani suaminya saja untuk mengurus kedai malam itu.
Mendengar dan melihat Mak Tin kebingungan dengan pertanyaannya, tangan mas Pur mulai dingin dan merasa lemas.
*
Malamku Bapil, 19062022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya menarik dengan narasi yang mampu mengajak imajiasi pembaca seolah ada di tempat itu. Sukses Bu Titik
Makasih bapak atas apresiasinya, suport tuk saya
Kisah yang menarik, Bu Titik. Saya suka kisah-kisah misteri gini. Salam sehat dan bahagia., Ibu.
Makasih bunda cantik, atas apresiasinya, suport tuk saya
Alhamdulillah tayang dg lancar