DARING, PILIHAN PEMBELAJARAN MASA KINI

Oleh : Titin Ari Priyanti, S.Pd, Guru SMPN 12 Batam

Dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan besar dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan sudah mengeluarkan Surat Keputusan bahwa pembelajaran di sekolah tidak dilaksanakan secara langsung melalui tatap muka di kelas. Peserta didik mengkuti kegiatan pembelajaran di rumah, belajar di rumah. Pembelajaran akan dilaksanakan secara tidak langsung melalui media online dengan menggunakan teknologi internet, atau istilah lainnya adalah daring.

Hal tersebut dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan merebaknya wabah Covid-19, yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Mulai pertengahan Maret semua pembelajaran dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring dianggap sebagai pilihan kegiatan belajar mengajar selama pandemi corona ini.

Beberapa keuntungan pembelajaran daring diantaranya yaitu; pertama, dengan pembelajaran daring guru dan siswa lebih santai dan tidak formal, mengerjakannya pun bisa dilakukan dirumah. Biasanya guru dan siswa harus berpakaian formal selama kegiatan belajar di sekolah. Siswa memakai seragam sekolah, harus bersepatu dan aturan-aturan dalam berseragam setiap harinya. Daring merubah semua hal tersebut.

Kedua, dengan pembelajaran daring menuntut guru lebih kreatif dan berpikir terbuka dengan kemajuan teknologi. Sehingga mau tidak mau guru harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut dan berkreasi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif menggunakan teknologi digital. Semua pendidik harus bisa menggunakan media bahkan membuat media pembelajaran secara daring ini.

Ketiga, orang tua terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan daring orang tua bisa mendampingi anaknya, bahkan untuk usia TK sampai SD, sebagian besar mereka membantu pengerjaan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Di sinilah mereka memahami tugas guru selama ini.Orang tua bisa melihat langsung anaknya dalam belajar seperti apa, sehingga mereka bisa memahami apa yang dibutuhkan anaknya. Meski ini juga menjadi dilemma orangtua dalam menghadapi anaknya, tidak mudah dan membuat emosi mengajar anak kandung sendiri.

Meskipun pembelajaran daring adalah pilihan pembelajaran masa sekarang ini, ada beberapa hal kerugiannya yaitu; pertama, kondisi penduduk indonesia belum bisa maksimal dalam pelaksanaan daring,dilihat dari aspek ekonomi dan pemerataan teknologi, masih ada beberapa daerah yang susah menjangkau internet.Daerah yang sudah ada teknologi internetpun muncul masalah baru, yaitu orang tua harus menyiapkan dana lebih untuk membeli kuota internet untuk mendukung anaknya belajar di rumah dengan daring.

Padahal selama masa pandemi ini, banyak perusahaan atau usaha-usaha rumahan yang terkena dampaknya. Karyawan perusahaan banyak yang dirumahkan, usaha rumahan berhenti, pemasukan berkurang. Kebutuhan justru meningkat, karena harus membeli paket internet tersebut.

Kedua, dalam kegiatan daring guru dan siswa tidak ada kedekatan secara emosional, sehingga makna belajar hanya sekedar memberi dan menerima materi, apalagi untuk siswa TK dan SD. Padahal untuk usia TK dan SD penanaman karakter dan budi pekerti akan mudah dicapai dengan pendekatan langsung, interaksi langsung akan membangun kedekatan emosional guru dan siswanya.

Untuk tingkat SMP dan SMA bisa jadi guru dianggap tidak perlu lagi, karena semua materi sudah tersedia banyak di internet. Tidak terjalin kedekatan emosional antara guru dan siswa, karena siswa merasa bisa mengerjakan semua tugasnya sendiri tanpa bantuan gurunya, hanya sekedar ketik pertanyaan, klik langsung muncul semua jawabannya.

Ketiga, nilai kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru diragukan kebenarannya, karena guru tidak bisa secara langsung mengamatinya. Kesempatan siswa untuk mencontek terbuka dengan sangat leluasa. Mereka bisa bertanya dengan orangtua, teman atau lewat aplikasi pencarian yang tersedia banyak di internet.

Keempat, kegiatan belajar mengajar tidak bisa mencapai target kurikulum yang ada,guru tidak maksimal mengajar, dan siswa tidak paham dengan materi. Guru mengalami kesulitan untuk menyampaikan beberapa materi. Umpan balik keberhasilan penyampaian materi tersebut tidak bisa diketahui secara langsung. Siswa yang paham atau tidak pada materi tersebut tidak bisa terdeteksi dengan jelas. Keterbatasan waktu dan biaya pengadaan internet menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya kurikulum itu.

Apabila dipaksakan bisa membuat siswa orang tua dan guru stress, sehingga menurunkan daya imun tubuh. Padahal belajar dirumah dengan daring untuk menjaga imun tubuh supaya tidak terinveksi virus corona ini. Semoga Pemerintah bisa mengantisipasi hal ini.

Terlepas dari keuntungan dan kerugian daring ini, pada dasarnya setiap tindakan yang diambil pasti akan menimbulkan sisi positif (keuntungan) dan sisi negatif(kerugian), tergantung bagaimana kita menyikapinya. Segala yang positif, menguntungkan atau baik, ikuti dan laksanakan demi kebaikan kita sendiri. Sebaliknya yang negatif, merugikan atau buruk, tutupi dengan yang positif, menguntungkan dan baik tadi. Meskipun pada prakteknya sangat sulit dilaksanakan.

Apapun itu sebagai manusia kita hanya berusaha untuk yang terbaik. Pada akhirnya semua kita kembalikan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga pandemi ini segera berlalu dari muka bumi ini dan kita bisa beraktifitas seperti biasa tanpa harus khawatir dan waswas .