Ramadhan tahun ini memang dalam kondisi lingkungan yang kurang baik karena pandemic COVID -19 yang memgharuskan seluruh warga #dirumahaja.terlebih lagi Bandung sedang Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB). Aktifitas pembelajaran Daring sudah menjadi keseharian tugasku, walaupun teramat sangat rindu sama suasana kegiatan Belajar mengajar didalam kelas.Kangen muridku ya Alloh....

Dalam situasi ini, Aku kembali kepada tupoksi pertama Sebagai IBU. Mempunyai 4 anak dengan fase dunia berbeda, Aku terus belajar untuk menjadi Garda terdepan dirumahku. Dalam kesederhanaan ku terus memanfaatkan situasi Dan kondisi yang Ada, yang utama adalah Alloh tidak pernah membuat Kita sendirian.mengajar Siswa dikelas tidak sama seperti mengajar anak sendiri dirumah, kuyakini itu.dalam keberbedaan itu, Aku belajar untuk lebih sabar, lebih legowo Dan lebih kreatif dibanding mengajar dikelas, hehehe. Hikmah terbesar dari pandemi  COVID 19 adalah " kembali kepada keluarga" .

 Ramadhanku tidak boleh luntur karena pandemic ini, justru dijadikan moment yang tepat untuk lebih tafakur diri.Keseharianku adalah bentuk tafakurku, Dan ketika Ada celoteh seorang pria berusia 45 tahun yang berbisik " bisa membuat roti?".

Sempat tertantang, Dan dimasa serba mudah ini akses tutorial menjadi penolong sesaat.

Akhirnya...... Aku mentafakuri nikmat yang Alloh berikan kepada kami, bersama mengolah roti untuk menu berbuka dishaum ke-3 kami.

Semoga tidak mengurangi nilai ibadah Dan mentafakuri serta menikmati rasa syukur yang tidak terperi lebih dari nilai Roti, yaitu kesehatan da keberkahan hidup...

Semoga berkah..

" Wow rotinya enak Ambu... Padahal masih kurang mentega hehheheheh" Alhamdulillah