Alhamdulillah Suami Bisa Suntik Vaksin (517)
Oleh : Titin Marini
Senin, 14 Juni 2021
Pagi hari seperti biasa sepulang dari suami sholat Subuh berjamaah di masjid blok F, suami selalu pulangnya sekalian membeli nasi bungkus untuk sarapan pagi berdua.
Setelah sarapan, biasanya suami bersiap-siap ganti pakaian untuk berangkat kerja. Suami selalu berusaha berangkat pagi-pagi lebih awal waktu agar tidak terjebak macet.
Pagi ini, suami sehabis sarapan pagi kok masih santai-santai saja di rumah. Ternyata hari ini suamiku jadwal untuk suntik vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Pramaya yang megah di kota kami. Jam 8 pagi suami berangkat dengan Si Putih.
Setelah suami berangkat menuju rumah sakit, ada rasa kekhawatiran di hatiku. Sebab waktu jadwal pertama suntik vaksin COVID-19 di perusahaan tempatnya bekerja, dia gagal disuntik karena tensi tinggi. Walau semalem suami sudah ke dokter dan sudah minum obat namun tetap ada saja rasa kekhawatiran di hati. Dua jam berlalu tiba-tiba ada pesan masuk lewat WA berupa file. Setelah ku buka dan ku baca, kalimat yang keluar pertama dari bibirku adalah “ Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih”.
Suamiku sudah berhasil di suntik tahab pertama. Setelah balik ke rumah, aku bertanya berapa tekanan darahnya? Dia menjawab 180/110. Alhamdulillah sudah naik banget umur penyakitnya itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar