#Tantangan Menulis 365, Hari ke-268

#Titin Marini

Hemm......gemes..gemes..dan gemes...!

Sudah beberapa hari ini aku dibikin gemes oleh handphoneku. Beberapa hari pula aku menahan emosi jiwa dalam hati. Sabar, sabar dan terus bersabar.

Hari ini kesabaranku terhadap handphoneku sudah semakin menipis. Emosi jiwa semakin tak terbendung. Hal ini diawali saat pagi-pagi pukul 07.00 WIB saat aku mulai membuka kelas PJJ di kelasku. Seperti biasa, setiap pagi aku selalu membuka kelas 9B, kelas di mana aku sebagai wali kelasnya. Aku sapa anak-anak dengan salam pagi. Ku bimbing mereka untuk berdoa bersama mengawali PJJ hari ini, melaksanaan pembiasaan setiap pagi dengan sholat dhuha, hapalan doa-doa harian dan hafalan surat-surat pendek. Setelah itu saya share link kehadiran kelas agar aku bisa memantau siswaku kelas 9B siapa saja yang hadir dan tidak hadir. Hal itu saya lakukan setiap pagi pukul 07.00 WIB sampai jadwal pelajaran pertama akan dimulai pukul 07.45 WIB. Dan tak lupa setiap pagi aku selalu selipkan pesan kepada mereka kata-kata motivasi.

Di tengah-tengah waktunya saya membimbing pembiasaan kelas 9B, tiba-tiba ada siswa kelas lain yang menyetor tugas praktek pidato di telegram pribadi. Saya buka video tersebut ternyata video tersebut tidak bisa dibuka dan hanya muter-muter terus. Aku agak sedikit kesal dengan kejadian ini. Sehingga aku minta kepada siswa tersebut untuk mengirim ulang videonya lewat WA saja. Setelah dikirim lewat WA kejadian serupa terjadi. Aku tidak bisa membuka lagi video tersebut, hanya muter-muter terus dan gagal terus dalam pengunduhan. Saya sudah berusaha untuk mengubah pengaturan internetnya dari Wifi ke data dan dari data ke Wifi dan terus berulang-ulang, namun tetap saja tidak bisa terbuka video tersebut. Akhirnya kubiarkan saja video tersebut karena aku tidak bisa membukanya.

Kejadian serupa yang membuat emosi jiwa tertahan adalah ketika salah satu teman sesama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia minta dikirimi file words soal PTS yang saya buat untuk dipakai buat ulangan di kelasnya. Saat aku berusaha untuk mengirim file itu ternyata filenya sulit sekali terkirim, sementara waktu ujian sudah lewat sehingga teman tersebut sampai mengirim pesan lagi lewat WA. Ah aku jadi semakin kesal dengan situasi. Aku berusaha untuk memindah lagi jaringan internet melalui Wifi dan juga merubah ke jaringan data begitu terus kuulang-ulang. Perlahan-lahan akhirnya terkirim juga file soal PTS itu.

Begitu juga di saat aku mengajar PJJ, sangat sulit handphoneku untuk membuka data-data yang terkirim baik lewat aplikasi WA atau Telegram. Demikian juga sangat sulit untuk membuka youtube maupun FB.

Ah...begitu kesalnya hati pada situasi dan pada diri sendiri. Handphoneku yang error karena memorynya sudah terlalu penuhkah? Atau Wifi di rumah yang sedang bermasalah? Ataukah jaringan internet memang lagi ada gangguan? Ah entahlah. Semua itu terus berlangsung hingga waktu PJJ usai. Hemm.. serasa mati gayalah aku.

Dari pada suntuk seorang diri di rumah, emosi jiwa entah pada siapa, perasaan galau tidak menentu, maka kuambillah kunci Si Mer. Perlahan roda Si Mer meninggalkan rumah. Dengan tujuan tidak pasti Si Mer terus membawaku berputar-putar. Ke warung soto, ke loundry, ke toko buah, ke klinik, dan ke pasar. Setelah lelah Si Mer pun membawaku pulang.

Sesampai di rumah, alhamdulillah Handphoneku sudah bisa membuatku tersenyum. Jadi salah siapa dong?