Titin Marini

Hj. Titin Marini, M.Pd. adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN2 Telukjambe Timur Karawang. Motto : Semangat dan terus berkarya. Kesempatan t...

Selengkapnya
Navigasi Web

Galau Melanda (417)

Oleh : Titin Marini

Sabtu, 06/03/3021

Waktu sarapan pagi telah tiba. Saatnya aku berdua bersama suami sarapan pagi menu nasi uduk yang dibeli suami sekalian pulang dari jamaah sholat Subuh di masjid perumahan.

"Mami...sarapan yuuk", ajak suami.

Aku segera menyiapkan segala keperluan untuk sarapan. Saat kami berdua sudah siap menyantap menu sarapan, tiba-tiba aku teringat anak semata wayangku yang sedang sakit demam di kosnya seorang diri di Purwokerto.

"Pa, aku telepon Nanda dulu ya", ucapku ke suami.

Aku segera menelpon anakku Nanda. Beberapa kali ku telpon tidak nyambung. Hatiku resah. Hatiku galau. Takut kenapa-napa dengan anakku karena waktu semalam kami telepon dia sedang kondisi demam tinggi.

Setelah berulang-ulang ku telepon, akhirnya nyambung juga. Lega rasa hati.

"Assalamualaikum", salam anakku.

"Waalaikumsalam, gimana keadaan badannya sayang? Demamnya sudah turun belum Nak?" tanyaku sedikit panik.

" Masih sama seperti semalem Ma", jawab anakku.

Aku semakin resah dan panik.

"Masih sama dengan semalem Nak? Duuh gimana sayang? Nanti Tante Inung datang bawa makan sama vitamin dan madu. Tapi datangnya jam berapa belum tau Nak. Takut kesiangan, kamu sekarang beli sarapan dulu di dekat kos itu sayang, biar menambah imun", pesanku panjang lebar dengan kepanikan dan kegalauan hatiku.

"Iya, Ma", jawab anakku singkat.

" Cepetan sekarang turun, beli sarapan dulu sebentar Nak!" kataku meyakinkan.

"Iya Ma" jawabnya singkat lagi.

Aku dan suami segera mulai sarapan pagi. Rasa hati begitu galau. Kami di sini sedang menikmati sarapan pagi, sementara anak semata wayang kami di kosan sana seorang diri dalam keadaan sakit demam tinggi dan belum sarapan.

Lindungi anak semata wayang kami Ya Allah Ya Robbi. Angkatlah semua penyakit dari tubuhnya. Aamiin.

Dua jam berikutnya saya telepon lagi anakku, aku ingin tau perkembangan kondisi kesehatannyanya.

Beberapa kali ku telepon Nanda anakku tapi tidak terangkat. Hatiku makin resah. Setelah beberapa kali telepon akhirnya tersambung tetapi ditolak.

" Kenapa ditolak?", kataku dalam hati.

Pikiran semakin kacau.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semiga nanda baik2 saja bu hj

07 Mar
Balas



search

New Post