Titin Marini

Hj. Titin Marini, M.Pd. adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN2 Telukjambe Timur Karawang. Motto : Semangat dan terus berkarya. Kesempatan t...

Selengkapnya
Navigasi Web
Heru Mengejarku ke Yogya (345)

Heru Mengejarku ke Yogya (345)

Oleh: Titin Marini

Saat aku di dapur masak untuk sarapan pagi, ku lihat ada pesan masuk di WA. Kebetulan handphoneku berada di meja dapur. Sambil mengiris bawang merah ku lirik pesan masuk itu.

“Dari Heru. Ada apa Heru mengirim pesan WA libur-libur begini?” kataku di dalam hati.

Heru adalah siswa kelas 9B pada tahun ajaran 2020 sekarang ini. Selaku wali kelas 9B tahun ini saya betul-betul diuji kesabarannya oleh beberapa siswa istimewa kelas 9B. Salah satunya adalah Heru. Heru merupakan salah satu siswa kelas 9B yang sangat kompleks permasalahannya. Sudah 3 kali saya melaksanakan home visit ke rumahnya untuk bertemu kepada Heru dan orang tuanya. Menanyakan mengapa Heru jarang sekolah, apa permasalahannya dan memcarikan solusinya. Semua sudah saya sampaikan dengan sabar dan runtut. Heru dan orang tuanya pun sudah sangat paham dan sepakat untuk menjalankan solusi dengan tertib. Solusi kami berikan untuk jalan keluar Heru yang tidak memberatkan.

Setiap habis saya melaksanakan home visit biasanya Heru akan muncul di kelas online beberapa kali. Tapi untuk selanjutnya dia pasti selalu alpa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal itu terjadi berulang-ulang bahkan dalam kegiatan ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Saya selalu dibuatnya repot untuk setiap hari menelpon atau mengirim WA mengingatkan agar Heru bisa merubah kebiasaan buruk malasnya. Banyak soal-soal ujian akhir semesternya yang dia tidak ada nilainya karena tidak mengikuti ujian sehingga saya harus mengirimkan link soal susulannyanya. Ada beberapa yang dikerjakan namun masih ada beberapa yang belum dikerjakan.

Terkadang saya hampir frustasi menghadapi Heru agar dia bisa berubah dan jangan malas mengikuti sekolah. Tapi aku selalu berusaha memotivasi diriku sendiri agar selalu sabar menhadapi Heru hanya dengan tujuan dan harapan semua siswaku bisa lulus tidak ada yang gagal.

“Bu Heru mau ambil rapor Bu”, pesan WA Heru.

“Ambil rapor?” kataku dalam hati sambil terus melanjutkan masak.

Saya pun terus sibuk memasak untuk sarapan pagi. Tidak berapa lama Heru telepon dengan WA. Ketika ku angkat telepone terputus atau sengaja diputus dengan maksud agar pesan WA nya terbaca olehku.

Dalam hatiku Si Heru ini aneh. Beberapa bulan sekolah jarang masuk, sehingga hampir setiap hari aku harus menelpone atau WA agar dia masuk sekolah walau seringnya dia tidak merespon. Bahkan saat undangan pengambilan rapor pun orang tuanya tidak merespon dan rapornya pun tidak diambil. Tapi kenapa tiba-tiba hari ini saat sekolah libur, semua siswa dan guru libur dia WA ke aku berkali-kali bahkan sampai misscall segala?

Aku masih terus melanjutkan masak. Heru ngirim pesan WA lagi katanya kalau dia nggak ambil rapor mau diusir oleh orang tuanya. Hemm....aneh, bisikku. Segera ku suruh orang tuanya telpon ke aku agar bisa ku jelaskan masalahnya.

Ketika orang tuanya telepon dia bilang kalau Heru diminta untuk menyerahkan FC rapor guna keperluan bea siswa bagi kalangan ekonomi keluarga tidak mampu. Segera ku jelaskan panjang lebar tentang nilai Heru yang masih pada kosong karena jarang masuk sekolaj PJJ, tidak pernah mengerjakan tugas dan Ujian Akhir Semesterannya pun belum semua mapel. Karena masih ada beberapa mata pelajaran yang belum ada nilainya maka rapor Heru belum bisa dicetak. Orang tuanya bingung dan kecewa. Saya sampaikan kalau sudah beberapa bulan Heru dan orang tuanya sudah ku ingatkan hampir tiap hari tentang kedisiplinan sekolah dan tugas-tugas semua mata pelajaran tapi tidak respon. Giliran kini saatnya sekolah libur, baik guru dan seluruh siswa, tapi dia dan orang tua malah mengejar-ngejar aku yang sekarang sedang berlibur di Yogya katanya mau ambil rapor. Heruu...Heruuuuu.....kamu itu memang aneh dan istimewa. Akhirnya kujelaskan dengan panjang lebar tentang jalan keluarnya agar selama libur sekolah Heru untuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum lengkap , lalu hubungi gurunya untuk setor tugas agar bisa diberikan nilainya.

Orang tuanya pun menyadari kesalahan Heru dan memang sudah kuwalahan menghadapi Heru. Akhirnya Heru berjanji untuk menyelesaikan tugasnya dan menghubungi guru mapelnya masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya bunda. Setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Luar biasa, guru butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya. Salam sukses

24 Dec
Balas

Anak murid saya juga banyak yang seperti itu Bu

24 Dec
Balas

Anak murid saya juga banyak yang seperti itu Bu

24 Dec
Balas



search

New Post