Jajan Kaca Mata Lagi (Part-2)- 378
Oleh : Titin Marini
Selasa, 26 Januari 2021
Pagi pun menjelang.
Segera aku persiapan untuk mengantar anak ke optik langganan di pusat pertokoan yang berada di tengah-tengah kota.
Sementara aku bersiap-siap, anakku mandi. Masya Allah, sudah hampir satu jam dia berada di kamar mandi masih juga belum terdengar suara gebyuran air tanda-tanda dia mandi. Memang sudah menjadi kebiasaan anakku semenjak dia mulai kos, selalu saja berlama-lama di kamar mandi. Setelah ku perhatikan ternyata setiap kali ke kamar mandi dia selalu membawa hand pone. Aku sudah selalu ingatkan berkali-kali namun tetap saja hal itu dilakukan. Mungkin aku harus lebih bersabar menghadapi anak laki-laki seusianya.
"Ayo Nak, kita segera berangkat ke optik", kataku.
"Iya Ma", jawab anakku.
Dia segera mengeluarkan Si Mer dari garasi teras rumah. Setelah saya mengunci pagar, dia segera keluar dari mobil dan duduk pindah ke jok sebelah kiri.
"Loh, kok pindah?", tanyaku.
" Mama yang nyetir Ma", jawabnya.
"Haaah....Mama yang nyetir?", tanyaku.
" Iya Ma, kan kaca mataku patah. Aku gak pakai kaca mata. Jadi aku gak bisa nyetir Ma. Mataku gak bisa lihat jauh", jawabnya menjelaskan.
"Ooh gitu ya. Naah...makanya kalo nyimpan kaca mata yang rapih , jangan ceroboh. Jadinya repot kan?", nasehatku.
" Jadinya sekarang Mama jadi sopir doong?", tanyaku dengan nada bercanda.
"Iya doong", jawab anakku cengar-cengir.
Dengan perlahan roda Si Mer bergerak maju meninggalkan halaman rumah. Sekitar dua puluh menit, sampailah kami di toko optik langganan keluarga kami. Semua kaca mata yang kami miliki dibelinya di optik ini karena di sini terdapat banyak pilihan model kaca mata yang ditawarkan. Pelanggannya pun lumayan banyak.
Setelah memilih model frame kaca mata anakku yang cocok, kami disuruh duduk menunggu, kaca mata segera diproses. Untuk lensa masih tetap menggunakan lensa sebelumnya.
Serasa begitu lama kami menunggu kaca mata diproses. Rasa bosan dan pegel mulai menghampiri kami. Namun aku tetap bertahan, mengusir bosan dengan membuka-buka handphone sampai sebosan-bosannya.
Setelah menunggu lebih satu jam, akhirnya selesai sudah proses pengerjaan kaca mata anakku.
" Bu, sudah selesai", kata salah satu karyawan dengan membawa kaca mata anakku di tangannya.
Kami berdua menghampirinya. Anakku segera mencoba kaca matanya dan alhamdulillah dia bilang nyaman.
" Ibu mau bayar cash ato debit Bu?", tanya karyawan optik tersebut.
Aku segera menyodorkan ATM ku untuk pembayaran kaca mata secara debit.
"Sini Ma kunci mobilnya, biar aku yang nyetir", kata anakku denga wajah sumringah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar