Mati Listrik
#Tantangan Menulis 365, Hari ke-245
#Titin Marini
Pernahkah teman-teman mengalami mati listrik saat di rumah? Tentunya sangat repot bukan? Demikian juga yang saya alami sore tadi. Segala rasa campur aduk menjadi satu.
Setelah seharian beraktivitas di luar rumah, salah satunya adalah menghadiri acara syukuran rumah baru teman ngajar satu sekolah aku duduk-duduk di ruang tamu sambil membuka handphone melihat-lihat WA barangkali ada info penting. Rasa letih dan lelah masih sangat terasa di sekujur tubuh. Setelah tadi membawa Si Mer PP sekitar 50 km melewati tengah-tengah perumahan padat yang jauh dan berbelok-belok. Aku baru saja sampai rumah. Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Sebentar lagi waktunya adzan Magrib.
Belum juga pulih tenaga setelah seharian terpakai lumayan banyak, tiba-tiba terdengar suara meteran listrik menjepret. Seketika listrik padam.
“Astaghfirullohaladzim”ucapku dengan nada kaget.
Hari sudah semakin gelap. Listrik belum juga nyala. Udara terasa sangat panas. Tubuh begitu gerah. Apalagi aku tadi belum juga sempat mandi. Sehingga tubuh terasa sangat tidak nyaman. Panas, gerak dan juga terasa sangat gatal. Di rumah saya hanya seorang diri. Suami baru sampai jalan tol perjalanan pulang dari kerja.
Hari semakin gelap, listrik juga belum nyala. Suami belum sampai rumah. Sepi sendiri tak berteman. Udara panas, tubuh gerah, badan gatal dan lengket-lengket. Oh lengkap sudah penderitaanku malam ini.
Untuk mengisi kegundahanku, kubuka laptop maroonku lalu kupencet tombol powernya. Alhamdulillah lumayan ada cahaya walau tidak begitu terang. Sambil menunggu listrik nyala dan suami sampai rumah, aku sambil menulis kalimat-demi kalimat untuk publish di Gurusiana hari ini. Baru beberapa menit aku duduk di depan laptop, tubuhku serasa sangat tidak nyaman. Udara kamar semakin panas, tubuh bertambah gerah, badan terasa makin lengket dan yang paling membuat sangat tidak nyaman adalah Asemakin banyaknya nyamuh yang menggigit seluruh tubuh. Oh...tidaak..! Ya Allah, sampai berapa lama lagi aku harus menunggu listrik ini akan nyala.
Dalam kegelapan malam waktu menjelang adzan Isha, suara klakson mobil suami terdengar di depan pagar. Pertanda bahwa suami sudah pulang. Kubuka pagar dan menutupnya lagi. Tenang hatiku suami sudah sampai rumah. Namun listrik juga belum nyala. Semakin lama rasa resah dan gelisah semakin membuncah.
Tidak terlalu berlarut-larut dalam kessedihan, aku terus saja menulis untuk publish tulisan hari ini.
Di tengah asyik-asyiknya menulis, tiba-tiba listrik menyala secara serempak.
Alhamdulillah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya ga mati bu hj..Alhamdulillah
Oh gitu Bu Hj. Beda jalur kabelnya kali ya. Mks B Hj
Di tempat sy jg kmrn mati lampu
Oh sama ya Miss. Padahal kita berjauhan ya Miss. Yang deket tempat Hj Septa malah gak mati
Alhamdulilah ya bu....akhirnya nyala....salam literasi
Alhamdulillah Bu Cucu, sudah gak kuat rasanya kalo lama mati lampunya magrib magrib. Banyak nyamuk gerah dan panas. Makasih Bu.