Titin Marini

Hj. Titin Marini, M.Pd. adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN2 Telukjambe Timur Karawang. Motto : Semangat dan terus berkarya. Kesempatan t...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nikmatnya Shalat Subuh Pertama di Masjidil Haram
Pagi pertama setelah berjamaah shalat Subuh di Masjidil Haram

Nikmatnya Shalat Subuh Pertama di Masjidil Haram

#Tantangan hari ke-101

#Menulis Gurusiana

#Titin Marini

Hari ini adalah hari pertama aku dan seluruh umat muslim di dunia melaksanakan ibadah puasa di bulan suci romadhan tahun 1441 H / 2020 M. Nuansa islami sudah mulai sangat terasa di hati.

Tiba-tiba anganku terbawa pada kenangan indah lima tahun yang lalu. Tepatnya tahun 2015 pertama kali aku menyapa pagi pertama di Masjidil Haram sekaligus pagi kami pertama sebelum pagi-pagi berikutnya di tanah Arab.

“Alhamdulillah umrah wajib kita sudah selesai Pa,” kataku kepada suami setelah kami selesai berdoa sehabis gunting rambut melaksanakan tahallul. Waktu kurang lebih masih sekitar pukul 03.30 waktu Saudi Arabia.

“Iya Ma, alhamdulillah sudah selesai. Lega rasanya. Selanjutnya kita mau ke mana Ma?” tanya suamiku.

“Ayo kita naik ke lantai 1 Pa, sambil menunggu waktu shalat subuh kita shalat sunah dulu. Setelah itu, kita membaca Al-quran, dzikir dan berdoa,” ajakku kepada suami.

Lalu kami berdua naik ke lantai 1. DI sana sudah dipadati oleh jamaah-jamaah haji yang lain dari berbagai daerah dari Indonesia, juga jamaah dari berbagai negara lain.

Setelah mendapatkan tempat, kami pun melaksanakan shalat sunat. Kemudian membaca Al-Quran, berdzikir dan berdoa sebanyak-banyaknya sambil menghadap Ka’bah.

Walau di lantai satu, karena kami berada di ring 1 maka kita bisa memandang Ka’bah dengan jelas di depan kita. Setelah dzikir aku berdoa sebanyak-banyaknya. Doa buat diri sendiri, untuk anak semata wayangku, untuk suami, untuk Ayah Ibuku almarhum almarhumah, ayah ibu mertua, keluarga, saudara, sahabat, teman, rekan kerja dan seluruh muslim dan muslimat.

Dengan khusu’ aku berdzikir dan berdo’a. Tanpa terasa air mata mengalir di pipi tak terbendung. Ibu dan Ayah tiba-tiba muncul dalam angan dan pikiranku.

Aku teringat kembali semua obrolan dengan Ayah dan Ibu tentang saudara-saudara dan para tetangga yang sudah sukses hidupnya dan sudah mampu melaksanakan ibadah haji. Masih terbayang wajah Ayah yang menyimpan semua angan dan harapan untuk beliau dan anak-anaknya kapan bisa berangkat ke tanah suci untuk beribadah haji.

“Ayah, Ibu.., Ini anakmu Yah. Aku sekarang sedang berada di sini. Di Masjidil Haram, di depan Ka’bah. Ayah, perjuangan dan doaku alhamdulillah didengar dan sudah dikabulkan oleh Allah,” kataku di dalam hati sambil terisak berlinangan air mata.

“Ayah, Ibu, aku hadir di sini untuk menyempurnakan dalam menjalankan rukun islam yang ke-5. Kini aku sudah mampu menjalankannya. Semua karena bimbingan dan kasih sayang Ayah dan Ibu semasa Ayah Ibu masih ada di dunia.Ibu, kini aku ingin membahagiakanmu Ibu. Aku ingin mewujudkan harapanmu.”

“Ibu, aku sangat rindu Bu. Ayah... Ibu , aku berharap kalian hadir di sini. Aku ingin melihatmu tersenyum bahagia,” dengan masih terus menangis sambil menatap Ka’bah di depan.

“Ayah ,Ibu, aku selalu berdoa untukmu. Semoga Ayah dan Ibu tersenyum bahagia dan tenang di sana, Aamiin,” doaku mengakhiri.

Tidak berapa lama adzan Subuh dikumandangkan. Selesai adzan, para jamaah haji melaksanakan shalat sunat. Setelah qamat, seluruh jamaah haji yang memenuhi Masjidil Haram melaksanakan shalat Subuh berjamaah yang dipimpin oleh Imam Masjid Masjidil Haram.

Selesai shalat Subuh dan berdoa sepuasnya, aku dan suami ke luar dari Masjidil Haram melalui pintu 25. Di luar Masjidil Haram sudah nampak terang. Matahari pagi sudah hangat menyelimuti. Inilah suasana pagi hari pertama di Masjidil Haram aku nikmati. Suasana yang sangat berkesan.

Selanjutnya kami mencari sarapan pagi di toko-toko sepanjang jalan arah pulang ke terminal.

Ini adalah pagi pertama kami berada di Masjidil Haram setelah semalam dini hari kami beserta rombongan jamaah haji dari Karawang melaksanakan umroh wajib, atau umrah kedatangan. Di tengah tengah melaksanakan thawaw kami terpisah dengan rombongan karena sangat padatnya jamaah haji yang melaksanakan thawaf.

Aku dan suami membeli 2 bungkus nasi kebuli dan 2 minuman hangat. Di sinilah pertama kali aku merasakan rasanya nasi kebuli. Pengalaman yang begitu indah dan sangat mengesankan.

Selesai sarapan pagi kami berdua segera berjalan menuju terminal bis yang letaknya beberapa meter dari plataran Masjidil Haram untuk mencari bus shalawat warna hijau rute 8 jurusan Syisyiah-Syib Amir untuk pulang kembali ke maktab di daerah Syisyiah gedung 621.

Setelah penumpang penuh maka bus pun berangkat. Tidak berapa lama, alhamdulillah sampailah aku dan suami di pemondokan. Kemudian kami mandi mengganti pakaian ihram dengan pakaian sehari-hari. Selanjutnya kami beristirahat.

Alhamdulillah rangkaian umroh wajib atau umroh kedatangan sudah selesai kami tunaikan. Barokallah. Aamiin Yaa Robbal’alamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setelah subuh lalu melaksanakan umroh pertama!

24 Apr
Balas

Bu Hj Subuh dulu baru umroh ya. Kami umroh dulu baru subuh, karena berangkatnya jam 12 malam dari maktab.

25 Apr

Rindu ya bu hj kita kesana lagi..

24 Apr
Balas

Kalau tak ada batas pasti bisa!

24 Apr

Iya rinduu banget 30 hari shalat di Masjidil Haram. Serasa sdh jadi warga Mekah aja. Setelah selesai shalat dzikir baca quran dan doa aku sering berkeliling melihat lihat bangunan Masjidil Haram. Dari pintu 25 sampai ketemu pintu 25 lg Bu Hj.

25 Apr

Barakalloh bu, Membacanya seakan-akan juga sudah berada di Mekkah.

24 Apr
Balas

Aamiin YRA. Alhamdulillah P Ishak. Terimakasih sudah singgah di sini. Smg doa kita semua diqobul untuk bisa melaksanakan Sholat di Masjidil Haram lg ya Pak.

25 Apr

Subhanallah

24 Apr
Balas

Terimakasih Bu Solvia. Alhamdulillah.

25 Apr



search

New Post