Pengisi Bilik Hati - 294

Oleh: Titin Marini

“Rin”, pesan singkat dari Nano di WA.

“Iya”, jawaban singkatku membalas pesan singkatnya.

“Kamu masih ingat nggak siapa nama kecilmu di dalam surat-surat amplo kecil kita saat SD dulu?”, tanya Nano.

“Duuh aku lupa, siapa ya?”, aku berusaha mengingat-ingat.

“Masih ingat nggak Rin?”, tanya nano kembali lewat pesan singkatnya.

“Duuh..belum bisa inget nih”, Rini tetap saja tidak bisa ingat siapa nama kecil Rini dalam surat-surat kecil saat mereka berdua masih kecil.

“Wiwik Rini Hermanto”, kata Nano menyebutkan sebuah nama.

“Oh iya, Wiwik Rini Heranto”, kataku.

Iya Wiwik Rini Hermanto adalah namaku dalam surat-surat kecil kami berdua. Surat-surat dalam amplop kecil yang lucu hasil kreasi kami sendiri anak usia Sekolah Dasar. Saya dan Nano memang sering saling surat-suratan waktu itu. Dalam membalas surat, kami meminta salah satu teman kami yang bernama Yati sebagai kurir untuk mengasihkannya.

Untuk isi suratnya, aku betul-betul sudah tidak ingat sama sekali. Tapi kalau kata Nano dalam pesan singkatnya, dia masih inget tentang isi surat-surat dalam amplop kecil itu. Nano bilang kalau isi suratnya kebanyakan berupa puisi-puisi dan bukan berupa kalimat-kalimat yang membicarakan peristiwa keseharian. Aneh bukan? Memang aneh sekali dunia anak-anak kecil.

“Rin”, sapa Nano.

“Iya”, jawabku dengan singkat.

“Kamu msih ingat nggak, siapa namaku di dalam surat-surat dalam amplop kecil kita waktu kita kecil masih SD dulu?” tanya Nano.

Aku berusaha untuk mengingat dengan sekuat kemampuan ingatanku nama Nano dalam surat-surat kami berdua.