Sahabat Kecil (Part 6)
Pengisi Bilik Hati - 295
Oleh: Titin Marini
“Rin...”, seperti biasa Nano selalu mengawali pesan singkat di WA nya dengan sapaan itu.
“Ya..”, itu juga jawaban yang selalu ku lontarkan.
“Lagi ngapain?”, Nano melanjutkan.
Kalau tau aku sedang sibuk dia tidak akan ngirim pesan lagi. Tapi kalau aku menjawab sedang santai, dia melanjutkan kirim pesan lagi.
“Rin, kemarin kan kamu lupa tuh nama kecil kamu di surat-surat amplop kecil kita waktu kita masih sekolah SD, dan sudah saya kasih tau namamu Wiwik Rini Hermanto. Nah sekarang kamu masih ingat nggak nama kecilku di surat-surat beramplop kecil waktu kita kecil?”, Nano terus bertanya.
“Duuh siapa ya..?”, aku pun tanya dalam hati sambil berusaha mengingat.
Aku memang betul-betul sangat lupa. Aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi nama itu. Mau jawab tidak ingat lagi, aku sangat nggak enak dengan Nano. Rasanya kok aku sangat tidak menghargai banget kenangan masa kecil kami yang sangat indah dulu.
Lama tidak menjawab, dia bertanya lagi.
“Siapa Rin? Ingat nggak namaku dalam surat-surat beramplop kecil kita waktu kita kecil? Pasti kamu sudah gak ingat lagi ya? Kamu pasti lupa!”, kata Nano.
“Hemm....duuh...siapa ya? Maaf aku udah nggak ingat lagi”, dengan rasa tak enak, akhirnya aku pun jujur bahwa aku betul-betul sudah nggak ingat nama kecil dia.
“Ya udah saya bantu mengingatnya yaa, nama kecilku Arif......coba lanjutkan siapa lengkapnya!”, dia berusaha membantu mengingatkan nama kecilnya.
Seketika aku menjadi ingat kalau dia dulu memakai nama Arif, tapi aku masih gak ingat lagi nama lengkap belakangnya. Aku semakin gak enak hati sama Nano karena aku masih gak ingat lagi nama belakangnya.
“Siapa Rin?” Nano bertanya lagi.
Dengan sedikit ragu aku menjaawab, “Arif Firmansyah, horee.....” aku berusaha yakin walau sebenarnya kurang yakin.
“Ya ampun Riiin, kamu benar-benar lupa ya. Salah Rin bukan itu namaku. Ayo diingat-ingat lagi Rin”, kata Nano.
Aku semakin gak enak banget ternyata aku memang gak ingat nama lengkap Nano yang dipakai dalam surat-surat amplop kecil saat kami kecil. Ku berusaha mengingat-ingat kembali nama belakangnya dengan sekuatnya. Tapi tetap saja belum ketemu.
“Arif Rahman. Nah ini benar kan? Horee.....” aku menunjukkan rasa girang seakan-akan aku sudah menemukan nama yang bener. Padahal dalam hati aku yakin itu pasti salah lagi karena aku betul-betul sudah nggak ingat lagi.
“Duuh maaf ya....aku nyontek yaa, aku betul-betul gak ingat lagi” jelasku sambil meminta maaf.
“Ya udah saya kasih tau, nama kecilku di surat-surat beramplop kecil di waktu kita kecil dulu adalah Arif Fanani”, Nano menjelaskan.
“Oh iya, Arif Fanani. Terimakasih telah mengingatkan nama itu”, kataku dengan nada malu campur bahagia serta ada rasa takjup dan kagum yang luar biasa terhadap memori dia yang masih mengingat kenangan kami waktu kami masih sangat kecil saat duduk di bangku SD.
“Ya ampun Rin, sebegitunya ya kamu telah melupakan aku. Melupakan kenangan indah masa-masa kecil kita. Terbukti kamu telah melakukan pelenyapan sejarah”, jelas Nano.
“Duuh maaf ya, aku betul-betul lupa dengan semua itu. Terimakasih kamu telah mengingatkan. Dan kini aku mualai ingat” balasku.
“Nah, sekarang pelan-pelan sudah mulai terbuka kan memorymu? Banyak kenangan yang sangat indah dan lucu-lucu di antara kita bersama teman-teman kita dulu. Kenangan itu sangat membekas di hatiku. Kamu masih ingat? Kamu mau tau gak?” Nano mulai girang.
“Iya, coba ceritakan lagi kisah –kisah indah waktu kita bermain bersama-sama waktu kecil di kampung halaman”, pintaku.
“Ok, ingat-ingat baik-baik yaa??”, pesan Nano.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi