Titin Suryani

Terlahir di Tasikmalaya tanggal 7 Nopember 1968. Waktu SMP ingin jadi penyair, semasa SMA sangat ingin jadi guru Olahraga tetapi akhirnya takdir menjadikannya g...

Selengkapnya
Navigasi Web

@TantanganGurusiana ke-1

Di Belakang Panggung Pertunjukkan

Aku melaju dengan sepeda motorku, membelah jalanan dibawah terik yang menyengat. Air mataku tak henti berlinang. Kenangan-kenangan masa lalu berkelebat.

"Bu, ada yang ingin ketemu! " Anak-anak panitia perpisahan siswa kelas IX mencariku, di suatu hari sekitar sepuluh tahun yang lalu.

"Oh ya? Di mana dia? Siapakah?"

"Ga tahu Bu, dia ada di belakang panggung." seru mereka, salah seorangnya menunjukkan titik lokasinya dengan jempol tangan.

"Oke ibu temui dia ya! Ma kasih bageur…!" Aku melangkahkan kaki menuju tempat yang ditunjukkan. Nampak seorang pemuda sedang tersenyum menyambutku.

"Ibu…, masih ingat aku ga?"

Sejenak aku mengingat-ngingat dia. Wajah yang tak asing, namun aku lupa namanya. Penyakitku! Aku selalu mengenal wajah murid-muridku tapi lupa namanya.

"Ya, ibu ingat wajahmu. Dulu kamu mungil, rambut ikal cenderung keriting. Senyummu, ibu ga bakal lupa. Tapi…jujur, namamu ibu lupa. Maaf ya!" Sahutku sambil menerima uluran tangannya yang mengajak bersalaman, dan dia masih mencium tanganku seperti dulu. Kutepuk pundaknya.

"Wah! Kamu tinggi sekarang! Siapa namamu?"

"Hehe, aku Al Bu! Murid ibu yang paling nakal!"

Nakal? Aku mengingat-ngingat sosok yang ada di hadapanku. Mengingat kenakalannya, tapi aku benar-benar lupa. Lalu kami duduk di bangku yang kebetulan ada di situ. Dia mulai bercerita kelakuannya dulu, dan pelan-pelan aku mulai mengingatnya. Al, si anak yang ga bisa diam. Suka nyeletuk menyela pembicaraan, yang sering membuat guru kesal. Tapi dia anak yang jujur. Kemudian dia bercerita tentang perjalanan hidupnya selepas sekolah. Ketika pada akhirnya dia pamit pulang, dia berkata, "Ibu, sampai kapanpun aku tak akan lupa sama ibu. Terima kasih atas motivasi ibu dulu, itu sangat berarti untuk Al." Ada keharuan yang menyergapku. Kutatap punggungnya yang semakin menjauh. Do'aku berhamburan untuknya.

***

Tak terasa, gedung resepsi sudah di depan mata. Kubelokkan motorku menuju tempat parkir. Kuusap mataku yang sembab, katena bahagia tak terkira.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aseeek... cerita yang mengharubiru. Selamat mengikuti #TantanganGurusiana nan Dahsyat!

28 Jan
Balas

Awalnya, smg berlanjut

28 Jan
Balas

Sebenarnya itu cerita kedua. Cerita pertama sudah tayang di tantangan pertama yang kemudian diulang. Karena saya tidak tahu bahwa belum bayarpun akun bisa digunakan. Saya malah berhenti beberapa hari.

29 Jan
Balas



search

New Post