Titi Widaryanti

Hidupku biasa saja Tapi aku punya mimpi SANTAI TAPI SAMPAI ...

Selengkapnya
Navigasi Web

CERPEN KEKUATAN KASIH SAYANG

#one_day_one_page

KEKUATAN KASIH SAYANG

Umay nama populerku yang melekat sudah belasan tahun. Teman - teman biasa memanggilku dengan sebutan itu. Sekarang ini aku duduk di kelas IX di SMP BUNGA BANGSA.

Kata guru-guru, aku tergolong anak yang cerdas. Begitu pula dengan kata teman - temanku. “Selamat ya Bu, jumlah nilai Umay masih teratas," kata wali kelasku saat ibu mengambil raport semester satu. “Terima kasih Bu,berarti Umay rangking satu ya?” sahut ibu dengan Muka berseri.

Sesampainya di rumah Ibu langsung memeluk dan menciumku berkali-kali sambil memberikan selamat, “Selamat ya Sayang, Ibu bangga sekali, anak Ibu yang cantik masih rangking satu.”

“Anak siapa dulu dong, Ibu,” sahutku sambil menatap wajah Ibu yang cantik.

Pelukan kami semakin erat. Serasa rindu yang menaun.

Hari berganti minggu. Minggu berganti Bulan. Kini tiba saatnya nasib penentu kelulusanku selama tiga tahun di SMP. Setelah USBN selesai, seminggu kemudian adalah jadwal UNBK yang akan berlangsung selama empat hari dari hari Senin sampai dengan Kamis. Tentu saja aku persiapkan diriku dengan baik. Tak ada menit terlewatkan tanpa memegang buku. Bahkan sampai tertidur pun buku masih menempel di tanganku.

“Bun, mana buku Umay? “ tanyaku ketika kubuka mata.

“Sudah istirahat dulu, jangan terporsir. Takutnya sakit!

“Bun, ini UNBK benar - benar harus mandiri dan harus dipersiapkan. Soalnya satu ruang soal gak akan ada yang sama.”

“Ya sudah, lanjutkan baca - bacanya.”

Karena Ayah Bundaku kerja dan aku sangat serius belajar sehingga aku sering lupa makan. Kondisiku tak sekuat teman - teman karena aku punya sakit mag. Magku kambuh tubuhku terasa tak bertenaga bahkan untuk berdiri pun aku limbung. Suhu badanku makin ga tentu, panas naik turun bahkan sering mandi keringat.

Ayah Bundaku mulai panik melihat kondisiku yang makin menurun. “Ayah, gemana ini anak kita? Sebentar lagi UNBK nih,”ratap Bunda.

“Kita bawa saja ke rumah sakit biar cepat tertangani dokter,” timpal ayah.

Akhirnya aku pun dirawat di rumah sakit karena sakit DBD. Aku hanya bisa pasrah. Aku sudah lepas buku. Entah bagaimana nasibku nanti. Setelah dua hari dirawat wali kelasku datang menjenguk dan memotivasiku. Bahkan Beliau membawakan sari kurma dan daun ubi untuk menaikkan trombositku.

“Rebus daun ubinya, boleh ditambahkan gula merah ya Bu. Semoga setelah minum Umay jadi membaik! kata Bu guru. Ayahku tampak sibuk dengan HP nya di sela - sela obrolannya. “Ya, betul. Di geogle juga bilang begitu,” kata Ayah membenarkan Bu Guru sambil menunjukkan HP ke Bunda.

“Ada susulan UNBK tapi biasanya satu rayon disatukan di satu sekolah. Belum tentu tahun ini di sekolah kita. Kalau memungkinkan, lebih baik ikut besok bersama teman-temannya. Hari pertama Bahasa Indonesia, Umay pasti bisa walaupun malam ini tidak belajar. Kan Umay sudah paham teori - teorinya. Bahasa biasanya penerapan. Kuncinya teliti membaca dan tenang, “ kata Bu Guru memotivasi dan meyakinkan kedua orang tuaku.

Ya Bu, Umay juga sudah ga betah, Umay pingin pulang, besok mau ikut ujian,” kataku.

Tak lama kemudian ayah mengurus surat - surat administrasi rumah sakit agar aku bisa pulang dan bisa ikut ujian.

“Hati - hati ya Dik, semangat ya, semoga segera sembuh dan sukses UNBK-nya,” pesan suster menyemangatiku.

Aku bisa tidur nyenyak di kamarku sendiri. Aku berdoa sebelum tidur memohon limpahan kasih sayang dari yang Maha Pengasih dab Penyayang. Aku mohon dibangunkan dalam keadaan sehat. Pagi - pagi aku dibangunkan Bunda sambil memegang keningku.

“Alhamdulillah, sudah tidak panas. “

“ Apa itu , Bun?” tanyaku sambil menunjuk tangan kiri Bunda.

Pagi ini rupanya aku tak lagi disambut dengan segelas susu seperti biasnya, tetapi sebotol air daun ubi. Aku nikmati saja karena aku pingin segera sembuh dan kuat untuk ikut ujian bersama teman - teman. Ajaib, pandanganku terang, tenagaku berangsur kuat. Tinggal sedikit pusing saja. Aku pun bersiap ke sekolah.

“Ayo Nak, biar nanti Bunda tunggui sampai selesai.”

“ Doakan ya Yah, Assalamualaikum Wr.wb,” pamitku pada ayah sambil mencium tangannya.

Sesampainya di sekolah aku pun disambut oleh Bu guru dengan senyumnya yang ramah. Aku digandeng menuju ruang labkom 2 ruang UNBK-ku.

“Alhamdulillah, ayo May. Semangat ya, yang penting tenang dan teliti membaca ya,” pesan Bu guru sambil jalan.

“Ibu boleh menunggu di pendopo, air ubinya biar dibawa Umay. Nanti izin ke pengawas kalau mau minum pasti diizinkan.” Bu guru mempersilakan Bunda setelah mengantarku ke ruangan.

Waktu terus berjalan, soal demi soal kukerjakan. Dua jam lolos kulewati. Ujian hari pertama, Bahasa Indonesia dapat kuselesaikan walaupun agak sedikit pusing dengan soal bacaan yang panjang - panjang. Semangat dan yakin akan kasih sayang-Nya menjadikan kekuatan yang luar biasa dalam sebuah perjuangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post