Titi Widaryanti, S.Pd, SMPN 1 TAMBUN SELATAN

Anggota KGPBR

CARI CELAH UNTUK GEMAKAN LITERASI

Verifikasi tunjangan guru di Kabupaten Bekasi sudah mulai dilaksanakan untuk menjaga kualitas para guru terutama yang sudah menerima tunjangan sertifikasi. Sebagai alat ukur ada instrumen yang berdiri dari daftar dokumen yang harus ditunjukkan bukti fisiknya oleh guru kepada verifikator. Sebenarnya semua dokumen itu hal yang biasa dan wajib dimiliki oleh guru tersertikasi yang sudah dinyatakan sebagai tenaga pendidik profesional secara resmi dengan sertifikat pendidik.

Adapun dokumen tersebut antara lain: ijazah yang linier dengan sertifikat sertifikasi, SKBM, Jadwal pelajaran yang membuktikan jumlah jam mengajar, jadwal pembinaan, kalender pendidikan, silabus, RPP, program penilaian, bank soal yang disusun berdasarkan analisis soal, program penilaian keterampilan, penilaian autentik, daftar nilai siswa, daftar hadir siswa, program pengayaan, program remedial, catatan pembinaan sikap siswa yang dibuktikan dengan buku jurnal harian, Karya Ilmiah dalam bentuk PTK, notulen MGMP, surat tugas dan notulen kegiatan forum ilmiah yang diikuti guru, SK tugas tambahan dari kepala sekolah, dan bukti kehadiran di atas 90 %.

Pada hari Senin siang tanggal 8 April 2019 setelah USBN, tibalah saatnya jadwal verifikasi guru SMPN 1 TAMBUN SELATAN.

Alhamdulillah dari awal sampai akhir berjalan lancar. Verifikasi dibuka dengan doa dan pengarahan dari salah satu verifikator dan ditutup dengan refleksi dan doa. Pada refleksi disampaikan bahwa semua bagus. Semua guru dan kepala sekolah SMPN 1 Tambun Selatan dinyatakan layak menerima tunjangan profesi “sertifikasi”

Pada proses verifikasi tampak wajah - wajah cemas dan kesibukan guru mengecek setumpuk berkas bawaannya, bahkan ada beberapa guru yang membolak - balik susunan berkas yang sebenarnya sudah tersusun rapi.

Awalnya dag dig dug karena dipanggil satu persatu itu perasaan wajar dan manusiawi.

Tim verifikasi terdiri dari tiga yaitu Bapak H. Juanda, M.M, Bapak Rangga Prayoga Disastra, SIP ,dan Bapak Mojento Sianturi , A.Md.

Setelah berdoa dan pengarahan, guru dibagi dalam tiga kelompok dengan verifikator yang berbeda.

Guru - guru mengamati saat guru lain sedang menghadap verifikator. Sempat guru - guru menciut nyalinya menghadap ke salah satu verifikator yang sangat teliti dan terkesan tegas. Walaupun semua administrasi lengkap tetap saja rasa khawatir menyelimuti. Rasa dag dig dug, nafsu makan hilang, yang hobi selfi terasa berat mengetuk layar ponselnya, dan masih ada sejuta rasa yang tidak bisa diungkap sambil menunggu giliran dipanggil.

Semua sudah berlalu. “Ada pelangi setelah hujan, ada terang yang menggantikan gelap, semua indah pada waktunya.”

Alhamdulillah tidak ada guru yang sampai diberikan kesempatan kedua alias tertunda dan harus menyusulkan kelengkapan administrasi kepada tim verifikasi 3 hari berikutnya.

Kekhawatiran yang tak beralasan dan berlebihan hanya akan membuat kita jalan di tempat, bertahan dan bersembunyi di satu titik kelemahan.

Sebagai guru penggerak literasi GLITER SATAM (Gerakan Literasi Satu Tambun Selatan) yang sekaligus menjadi salah satu anggota Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya (KGPBR), Ibu Titi Widaryanti, S.Pd tidak menyia - nyiakan kesempatan ini.

Untuk menggemakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS ) dan Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya (KGPBR), Ibu Titi Widaryanti, S.Pd memberikan oleh - oleh untuk salah satu tim verifikasi, Bapak Mojento Sianturi, A.Md sebuah MAJALAH EDUKASI edisi kedua karya KGPBR. Semoga Literasi di Bekasi semakin bergema.