PIKET
Tiba-tiba Bu Fani mengarah ke meja kerjaku, sambil mencari-cari, “mana absen piketnya”? Saya mau tanda tangan. Saya berkata, “itu tugas saya Bu! jadi ibu tidak usah bingung untuk tanda tangan. :”Tapi kelihatannya ibu tadi terlambat piket di depan ya?” tanyaku, karena ketika saya datang pukul 06.30 tadi meja piket masih kosong, sehingga saya yang melayani orang tua murid yang mengantarkan izin siswa bersama bapak kepala sekolah. Akhirnya lima menit sebelum bel tanda masuk di bunyikan saya beranjak ke lapangan sekolah untuk persiapan mengikuti upacara bendera hari Senin.
Namun jawaban saya tadi justru memancing emosinya. Dengan menggebrak meja Bu Fani berkata bahwa dia datang sebelum pukul 06.30 dan langsung menuju ke lapangan karena giliran kelas 7A sebagai petugas upacara dan dia sebagai wali kelas harus mempersiapkan siswanya. Saya jelaskan lagi bahwa sampai pukul 07.00, Bu Fani tidak berada di lapangan upacara karena beberapa siswa yang bertugas saat itu bertanya kepada saya tentang keberadaan Bu Fani, tapi justru penjelasan saya menambah emosinya memuncak dan kemudian mencoret namanya dari daftar piket guru yang terpampang di papan pengumuman di ruang guru.
Teman-teman di ruangan tersebut saling berpandangan. Ada dari mereka yang berkata “ kok di layani orang seperti itu?”. Ada juga teman yang bilang bahwa Bu Fani baru saja di panggil kepala sekolah, mungkin karena sering keluar tanpa izin dan terlambat datang piket, mungkin itu juga yang memacu emosi Bu Fani.
Akhirnya saya sadar, tidak seharusnya saya melayani debat kusir tadi. Mungkin Bu Fani lagi banyak pikiran karena akan mempunyai “gawe” besar menikahkan putrinya. Inilah mungkin yang membuatnya sedikit sensi, karena saya tahu sebenarnya Bu Fani guru yang hebat, pintar dan disiplin, punya prinsip yang kuat meski karakternya sedikit keras.
Achh… Semua sudah terjadi, saya hanya bisa menyesali dan memetik pelajaran hari ini, bahwa sesuatu yang benar sekalipun kalau disampaikan pada waktu dan tempat yang tidak tepat, semua akan sia-sia. Inilah kejadian terkonyol dan selalu teringat sampai sekarang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat bundaku