Tiya Agustina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Si Raja yang Membuatku Tergoda

Teriknya hari ini membuatku malas beranjak dari singgasana kebanggaanku. Sebuah tempat favorit yang berada di bawah rindangnya pohon asem. Sebuah bangku yang terlihat sangat usang namun masih kokoh dengan berhiaskan ranting-ranting pohon yang membalutnya Aku bisa menghabiskan waktuku berjam-jam di sana tanpa harus ada yang menggangguku untuk segera kembali ke rumah. “aaahhh,,, betapa malasnya aku pulang ke rumah?” . Sebuah kemalasan yang selalu menjadi musuhku . Terpejam sesaat mata ini menikmati sentuhan-sentuhan manja angin yang seolah mengajakku bermain bersamanya. Kryuuuk,,, kryuuuk,,,, “ upss,,, “.Penghuni di dalam perutku sepertinya sudah tidak bersahabat lagi. Ternyata benda kotak bertali hitam yang melingkar di pergelangan tanganku ini seakan memberi tahu aku waktunya makan siang. Terlintas dalam benakku sebuah cemilan yang mampu membuat air liurku meleleh. “Astaggaaah… aku kan sedang bepuasa”. Tanpa sadar aku sudah membayangkan si raja yang selalu menemaniku di mana saja. Bentuknya yang indah seperti jari-jari mungil yang menggemaskan. Warnanya yang sungguh selalu membuatku tak bisa berpaling meninggalkannya.. Apalagi aromanya,,, Sungguh terlalu membuatku tergoda. Yaaaaa… ia lah Pisang Raja, cemilan kesukaanku di saat kapanpun.

Ku langkah kan kaki menghampiri sepeda motor beat merahku yang sejak tadi setia menungguku. Kuhidupakn mesin dan dengan bismillah ku laju beatku mengarah pulang ke rumah. Ku selusuri setiap jalan yang begitu teriknya sang mentari. “ oooh,,, panasnya lah hari ini ya?’. Terhenti aku sejenak di persimpangan jalan simpang tiga. “ heeeemmmmm,,, haruumnyaa aroma ini”. Seperti aku melhat seorang idola mataku langsung tertuju pada sebuah warung kecil beratapkan tepas-tepas yang terbuat dari daun rumbia. Warung itu memang kecil , idak mewah tapi suasananya seakan berada di tengah-tengah hutan yang sejuuk sekali. Ku arahkan beat merahku menyeberangi jalan menuju warung kecil itu, bu Tatik pemiliknya. “ Pisang Raja , Moy?” Tanya bu Tatik melirikku. Ia sudah sangat mengenalku karena kebiasaanku yang setiap di jam siang aku pasti membeli pisang rajanya. Pisang goreng yang berbalut tepung yang sangat kriuk bagiku dengan warna kuning agak kecoklatan. “oooh,,,ya bu, beli 5000 ribu aja bu “ jawabku padanya. Kuambil bungkusan plastik putih berisikan pisang goreng raja dan bersiap-siap ku bawa pulang ke rumah, “ ooooohh,,,, pisaang,, pisaang,, kenapaaa lah kau selalu membuatku meleleh’ . Ucapku dalam hati. Si pisang goreng raja yang selalu membuatku tergoda…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post