sagu sabu sebuah pilihan
Sabtu tanggal 27 Januari 2018 benar-benar kurasakan tambah segarnya kehidupan. Keseharian yang selalu dibayangi wajah ceria anak-anak, pagi ini terasa diri lebih dimabuk cinta untuk semangat berkarya. Akan kulanjutkan menulis puisi yang penuh kaya jiwa. Coba saja puisi yang sempat kubukukan pada tahun lalu dengan judul "Arafah"
Arafah
udara pagi padang arafah
mengalir,
lautan manusia
merenung dengan batinnya
bertasbih dengan jiwanya
bergetar bibirnya
tenggelam dalam
serbuan milyaran malaikat
yang terus
membagi berkah
aku mencoba
berbaris dengan
hamparan pasir
bertasbih
melesat
dalam genangan
air mata jutaan tamu illahi robbi
sebutir pasir bercahaya terus mengikuti merunut
membaca lembar-lembar qur’an
kenangan di padang arafah itu terasa mengalir menyejukkan pikiran dan seluruh badan pun terasa segar. Lain lagi dengan puisi yang satu ini yang membayangkan kematian itu, yang kurindukan datang dengan kesejukan. Kematian itu dekat membayang dan setelah tertuliskan kematian itu terasa membebaskan jiwa.
Senyap 1
Pepohonan diam
Angin mengalir lembut
Keranda tiba
Senyap 2
Cakap terbata
Lama ruang menggigil
Inilah debu
Senyap 3
Angin bergegas
Air mata menetes
Harum melati
Pagi ini aku terbang bersama teman-teman mabuk untuk berkarya. Sebulan lagi menjadikan sebuah target yang akan membebaskan jiwa, satu bulan satu buku adalah keniscayaan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar