Menjadi juara, pemenang, peringkat pertama atau apapun itu namanya merupakan kebanggaan bagi setiap orang. Tidak hanya diri sendiri, lingkungan yg berada disekitarnya pun pasti akan turut bangga, sehingga setiap orang tentu akan berlomba untuk mencapai prestasi itu. Tidak heran jika orang tua selalu membanggakan anaknya dalam segala hal, Tdk hanya ketika mendptkn juara, disaat bisa dan mampu melakukan sesuatu pun pasti dibanggakan. Mulai dari bisa merangkak, berjalan atau berbicara waktu kecil hingga masuk disekolah apalagi termasuk sekolah favorit. Semua dishare dan dibicarakan baik langsung maupun melalui medsos.

Yang lebih membanggakan lagi apabila anak mendapatkan juara dan masuk peringkat di kelas bahkan di sekolahnya. Mereka turut berbahagia dengan nilai² raport yg sempurna dari anaknya yang melebihi teman² di sekolahnya. Oleh sebab itu, ketika pembagian raport dan kelulusan merupakan moment yg ditunggu² utk di umumkan karena sudah barang tentu akan menjadi kebanggaannya.

Namun tahukah? semenjak kurikulum 2013 hingga kurikulum merdeka sekarang ini, dalam raport itu ternyata tidak ada yg namanya peringkat kelas apalagi paralel di sekolah. Ini dikarenakan bahwa tidak ada anak yang dianggap hebat dalam segala mapel atau sebaliknya. Mereka pasti mempunyai kelebihan dan juara dari sisi dan sudut pandang yg berbeda tergantung bakat dan minatnya. Bahkan ada yg berpendapat bahwa dengan dimunculkan peringkat kelas justru tdk mendukung terhadap program SRA (sekolah Ramah Anak). Namun karena mindset dimasyarakat dan orangtua pada khususnya ketika pembagian raport itu yg ditanyakan pasti tentunya soal peringkat maka pihak sekolah pun dituntut untuk menyusun peringkat berdasarkan nilai.

Mudah²n setiap anak adalah menjadi kebanggaan orangtua meski bukan karena juara semata. Semoga kita selalu mensyukuri atas apa yg ada pada diri anak kita. Amin yra.

Wallohu a'lam bishowab.