Salah satu indeks demokrasi yang tinggi adalah dengan tidak takutnya orang untuk berpendapat, mengkritik bahkan mengeluarkan uneg² sekalipun. Ketika ini menjadi momok yg menakutkan, pertanda demokrasi diambang kematian. Banyak orang takut melakukan ini disebabkan karena tidak ingin berurusan dengan yg berkuasa, tidak ingin kehilangan pekerjaan atau jabatan, tidak ingin hidupnya diintimidasi, dan yang paling dikhawatirkan adalah tidak ingin menginap di hotel prodeo. Dengan rasa itulah akhirnya orang jadi diam dan tidak banyak bersuara.

Siapapun itu, jika rasa takut menghantui dirinya, maka ucapan, tingkahlaku, ekspresi dan lainnya akan terasa kaku atau tertutup sehingga terlihat kikuk yang akhirnya apa yg dilakukan selalu terlihat serba salah. Meskipun hanya sekedar takut dimarahin, diomelin, dibentak apalagi dihukum. Perhatikanlah jika anak kecil yg masih belajar ini dan itu yang selalu mencoba melakukan hal² yg dianggap tidak baik dan membahayakan oleh orangtuanya terkadang selalu dimarahi bukannya diarahkan. Dan pada akhirnya anak itu lebih baik diam tidak melakukan apa² daripada nantinya dimarahi.

Begitupun di sekolah, terkadang guru selalu marah atau menghukum apabila ada siswa yang melakukan hal² diluar kebiasaan pada umumnya yang dianggap kurang baik ataupun menganggu menurut penglihatan gurunya. Padahal bisa jadi itu adalah ungkapan ekspresi siswa yang ingin mengeluarkn kemampuan dan uneg² nya. Alangkah baiknya jika hal itu justru ditelusuri dan diarahkan karena bisa jadi itu adalah hal yg baik yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang perlu dikembangkan.

Mudah²n kita bisa memberikan rasa nyaman dan menghilangkan rasa takut pada siapapun dan semoga dengan itu semua, segala potensi yang ada dapat berkembang kearah yang lebih baik. Amin yra

Wallohu a'lam bishowab.