Toto Sugiarto, S.Pd., M.Pd.

Saya panggilan toto, lahir di kec. Babakan Kab. Cirebon Prov. Jawa Barat. SD, SMP dan SMA di Cirebon. Kuliah D3 di UI, S1 di UNJA dan S2 di UMS. Ngajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bersahabat dengan caca, cici dan emak
“Bunda,! kakak,! jangan diusir kucingnya dong!” rengek Udin dan Fafa secara berbarengan.

Bersahabat dengan caca, cici dan emak

“meeong, meeong….!”

Kucing kurus sedang menggiring kedua anaknya yang masih kecil, sambil mengeong minta diberi makan oleh si penghuni rumah. Tetapi tidak ada respon dari pemilik rumah, melihat kucing yang kotor dan menjijikkan, kurus, dan entah dari mana datangnya, seisi rumah kompak untuk segera mengusirnya. Udin dan Fafa tiba-tiba menghentikan langkah mereka semua.

“Bunda,! kakak,! jangan diusir kucingnya dong!” rengek Udin dan Fafa secara berbarengan.

“Kan kasihan, ibunya lagi menyusui dua anak dan kurus lagi, kalau diusir terus ibunya kelaparan dan mati, terus anak-anaknya gimana dong!” kata Fafa sambil meneteskan air mata.

“Iya, kalau anak-anaknya mati juga malah kita berdosa sudah menelantarkan makhluk ciptaan Allah.” timpal Udin menguatkan Fafa.

Melihat situasi yang menegangkan tiba-tiba ayah hadir dan berusaha untuk menengahi.

“Mas Udin dan Dek Fafa benar, semua makhluk ciptaan Allah harus kita sayangi dan kita berikan sesuatu yang kita miliki untuk mereka, apalagi kucing itu kelihatannya sedang kelaparan. Dia butuh pertolongan dari kita.” Ayah memberikan harapan agar kucing itu diberi makan dan minum.

Setelah dapat respon yang menggembirakan dari ayah, Udin dan Fafa langsung keluar rumah untuk melihat kucing yang sedang kelaparan. Kucing langsung mengeong mendekati mereka berdua.

“Meong…, meong…, meong.” suaranya memelas tanda menahan lapar.

Udin dan Fafa langsung berbagi tugas untuk menyelamatkan ketiga kucing itu. Udin menyiapkan makan dan minum untuk kucing, sementara Fafa menyiapkan tempatnya. Tidak berapa lama semua kebutuhan kucing sudah didapat dan segera keduanya menghampiri ke tiga kucing itu.

“Pus, pus, pus…, sini makan dan minum dulu ya!” Kata Udin sambil menghampiri kucing.

“Kasian sekali kamu, sudah lapar ya pus?” Tanya Fafa sama anak kucing yang sedang menyusu sama emaknya.

Dengan lahapnya ketiga kucing itu memakan makanan pemberian Udin dan Fafa, sambil menggereng-gereng kegirangan. Mungkin kalau kucing bisa bicara dia mengucapkan kata-kata terimakasih kali ya, dengan yang memberi makan.

Udin dan Fafa sudah punya nama untuk ketiga kucingnya. Induk kucing diberi nama emak dan untuk kedua anaknya yang jantan berwarna orange diberi nama caca dan yang satu lagi betina berwarna kelabu diberi nama cici. Ketiganya sangat manja dengan Udin dan Fafa, setiap kali Udin lewat langsung berhamburan ketiganya menyambut sambil melendot di kaki dan sesekali memainkan ekornya ke kaki Udin. Begitu juga dengan Fafa sama perlakuannya sambil mengeong melendoti kedua kakinya.Udin dan fafa sangat senang bermain dengan ketiga kucing itu, terutama dengan caca dan cici.

“Prang!” Tiba-tiba ada suara yang mengejutkan.

Sontak seisi rumah pada kaget dan mencari sumber suara, beberapa saat kemudian terdengar suara kucing mengeong. Udin dan Fafa merasa khawatir dengan kejadian barusan, ada apa sebenarnya sehingga kucing mengeong setelah bunyi yang jatuh. Setelah dilihat ternyata ada pecahan kaca berserakan di lantai dan pelakunya adalah caca yang melompat dari kursi ke meja makan dan menabrak gelas, lalu jatuh dan pecah. Udin dan Fafa segera merapikan pecahan kaca yang berserakan kemudian membuangnya ke tempat sampah.

“Udiiin, Fafaaa, usir kucing itu dari rumah!” teriak Kakak sambil melotot matanya kepada Udin dan Fafa.

“Jangan kak, itu yang naruh gelas terlalu ke pinggir meja, sehingga tersenggol oleh caca.” Jawab Udin membela kucing kesayangannya.

“Lagian pecahan gelasnya juga sudah tidak ada, sudah Udin sapu dan di buang di tempat sampah.” Jawab Udin lagi.

“iya kak, tadi Mas Udin dan aku yang merapikannya.” Timpal Fafa ke Kakak.

“Ya udah,… tapiii… kalau ada kejadian lagi dirumah ini tahu sendiri akibatnya!” Ancaman Kakak kepada kedua adiknya.

Tidak terasa sudah dua pekan caca, cici dan emak menjadi bagian dari keluarga Udin dan Fafa. Setiap pagi, caca dan cici sudah menunggu di pintu rumah untuk menyambut tuan rumah keluar dari rumah, menunggu jatah makan pagi, sesekali Udin yang menyediakan makan dan tentunya dibantu oleh Fafa. Bunda dan Kakak juga sudah mulai bisa menerima kehadiran caca, cici dan emak.

Di tengah malam yang sunyi dan terlelapnya semua penghuni rumah, sesekali terdengar suara mengeongnya caca dan cici. Tiba-tiba dikejutkan dengan suara berisik dari luar.

“nnnnggk.”

“ngeeeeeeong, ngenggk.”

“ngeeeeeeong, ngenggk.”

“ngeeeeeeong, ngenggk.”

“ngeeeeeeong, ngenggk.” kucing liar datang ke halaman rumah dan memperebutkan si emak dengan jumlah sekitar lima, semuanya kucing jantan yang besar dan kelihatan garang.

Ayah sudah keluar rumah dan membawa gayung berisi air, mencari sumber suara yang bikin heboh, dipojok rumah kelihatan si emak sedang di keroyok oleh lima kucing yang garang. Dengan sekuat tenaga ayah mengguyur ke lima kucing, seketika itu juga berhamburan kabur meninggalkan halaman rumah. Udin dan Fafa keluar rumah dan membawa caca, cici dan emak untuk diselamatkan dari serangan ke lima kucing garang. Setelah aman baru keluarga itu bisa istirahat lagi.

Keesokan harinya Udin dan Fafa membelikan makanan kucing dari toko yang menjual pakan burung, disitu juga tersedia berbagai jenis pakan kucing. Disamping membeli pakan kucing, tidak lupa juga membeli pasir wangi untuk persediaaan buang air besar kucing. Caca, cici dan emak semakin sehat dan bertambah gemuk setelah tinggal di rumah keluarga itu. Udin dan Fafa senantiasa memberikan penjagaan dan perhatian yang penuh terhadap kebutuhan ke tiga kucing kesayangannya. Caca, sangat dekat sekali dengan Udin, sementara cici dekat dengan Fafa. Mereka bermain bersama sambil sesekali memamerkan atraksi yang lucu dan menggemaskan oleh caca dan cici.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post