Tri Agus Prasetijo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Beri Tempat di Surga Itu Untukku Mbeng!
Ibu Engkaulah Surgaku

Beri Tempat di Surga Itu Untukku Mbeng!

Sukses Bambang Pamungkas (Mbeng) sebagai pemain nasional dan pemain profesional memberikan banyak perubahan di keluarga kami. Kami bersyukur atas apa yang Bambang capai selama ini. Perjuangan orangtua kami yang begitu hebat membesarkan 7 anak dengan penghasilan yang pas-pasan membuat hidup kami cenderung sederhana, akan tetapi kerja keras dan keprihatinan selama bertahun-tahun dari kedua orangtua kami ternyata tidak sia-sia.

Sukses Bambang Pamungkas dimulai sejak tahun 1999, ketika dia mampu menempatkan diri sebagai punggawa termuda timnas sepak bola Indonesia pada saat itu. Nama-nama besar seperti Aji Santoso, Agung Setyabudi, Bima sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Widodo C. Putra, Rocky Putirai, Kurnia Sandy, Anang Ma’ruf ada di timnas saat itu. Sejak saat itu banyak tim besar peserta liga Indonesia yang meminta Bambang bergabung. Namun pilihannya jatuh pada Persija Jakarta yang pada akhirnya mampu membesarkan namanya hingga seperti saat ini.

Ketika Bambang mulai sukses di tahun 1999, usia ayahku sudah 57 tahun dan ibuku 53 tahun. Dan selama usia itu pula ibu dan ayahku hidup prihatin. Kini usia beliau berkisar 75 dan 71 tahun, dan alhamdulilllah kedua orangtuaku kini hidup berkecukupan. Cita-cita beliau berdua untuk naik haji sudah terlaksana. Rumah sudah permanen yang dulu semi permanen. Dulu tak pernah bermimpi punya mobil dan alhamdulillah sejak tahun 2000 ayah sudah dibelikan mobil oleh Bambang Pamungkas. Meski tarap hidup kami sudah lebih baik akan tetapi pola hidup sederhana ala keluarga kami tetap berjalan. Sambal trasi yang menjadi menu andalan ibu sejak kami masih kecil hingga sekarang rasanya tak ada bandingannya. Kami pun selalu menanyakan sambal itu ketika kami sedang pulang kampung. Aku sendiri juga heran... hanya dengan nasi, sambal, dan kerupuk bisa membuat kami ber-7 memiliki prestasi belajar yang tidak mengecewakan. Bahkan Bambang dan aku sering menjadi rangking 1 saat di sekolah dulu. Iya sambal terasi itu seperti memiliki senyawa yang mampu membuat otak kami sedikit encer he he.

Waktu terus berjalan, Bambang terus menuai sukses. Pengembaraannya di dunia sepak bola sempat mengantarkannya mencicipi liga Eropa bersama klub Ehc Norad anggota Club Roda JC liga Belanda selama 1 musim. Bambang juga sukses bersama klub Selangor FC dari Malaysia selama 2 musim. Bambang juga merambah dunia model. Menjadi Brand Ambasador dari produk ternama berbagai alat-alat olahraga, dan juga menjadi bintang iklan beberapa produk minuman hingga samphoo dan parfum. Nama Bambang terus menjulang, tentu saja ini berdampak pada pendapatan yang terus mengalir di pundi-pundinya. Seiring dengan itu semua kebahagiaan terus mewarnai kehidupan kedua orangtua kami. Satu hal yang membuat sedih orangtuaku adalah manakala Bambang sudah jarang bisa pulang kampung (ini curhat bapak/ibu loo Mbeng).

Segala keperluan kedua orangtuaku tak ada yang kurang. Pada saat orangtua sakit dan butuh biaya pengobatan, selama ini lebih sering Bambang yang mengatasinya. Maklum kedua orangtua kami sudah berusia lanjut. Kondisi kebugaran dan kesehatan mulai menurun. Bambang memang tak punya banyak waktu untuk bisa pulang kampung. Kami memahami dan menyadari agenda Bambang sebagai pemain nasional, pemain Persija Jakarta dan juga bintang iklan tentu saja menyita banyak waktunya. Namun kepeduliannya di hal-hal yang lain sangatlah luar biasa. Di luar batas kemampuan dan ekspektasi kami. Harus aku akui ...Bambang berfikir lebih dewasa dari usianya yang sebenarnya.

Kami tahu bahwa surga itu ada ditelapak kaki ibu. Pengabdian Bambang Pamungkas kepada kedua orangtua kami yang begitu banyak seakan memastikan surga ditalapak kaki ibuku hanya menjadi miliknya. Mbeng... beri tempat di surga itu untukku , untuk kakak-kakak dan adikmu. Untuk dik Erna di rumah , bersabarlah dalam memberikan pengabdianmu kepada ibu dan ayah , karena itu adalah ladang ibadah untukmu. Bila datang waktunya , aku akan meminta bagianku untuk berperan serta dalam memberikan pengabdianku kepada ibu dan ayah tercinta. Sekali lagi... beri kesempatan untuk kami memberikan pengabdian kepada ibu dan bapak Mbeng, karena surga itu menjadi milik kita bersama. Mumpung masih diberi waktu. Dan ini adalah jawaban dari pertanyaan , mengapa aku harus pulang ?

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

selalu keren. Tulisannya yang menguras emosi. Luar biasa.

04 Sep
Balas

terima kasih pak Murman , saya banyak belajar dari bapak

05 Sep

Ibu adalah segala galanya Ridho ibu juga ridho Allah SWT

05 Sep
Balas

Setujuuuuu

05 Sep



search

New Post