Tri Agus Prasetijo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

GURUKU IDOLAKU

SMP Negeri 1 Getas kini berubah nama menjadi SMP Negeri 1 Pabelan. Disitulah aku dulu menempuh pendidikan pada jenjang sekolah lanjutan pertama. Seragam putih biru memiliki banyak kenangan untukku. Masa-masa remaja kulalui bersama teman-teman sekampung dan juga teman-teman lain daerah ketika berada di sekolah. Jarak sekolah dari rumahku kira-kira 400 meter. Aku dan teman-teman berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Butuh kira-kira 10 menit untuk sampai di sekolah dengan berjalan kaki. Siswa di SMP N 1 Pabelan berasal dari berbagai desa dan dukuh di sekitar sekolah. Sekolah kami juga cukup luas dengan fasilitas yang terbilang lengkap. Gedung laborat , ruang kesenian , lapangan basket , lapangan voli dan juga bersebelahan dengan lapangan sepakbola PTP N IX Kebun Getas.

Satu nama yang akan selalu kuingat ketika aku masih duduk di bangku sekolah SMP N 1 Pabelan adalah pak Mulyono. Beliau akrab disapa pak Mul. Sebagai guru olahraga pak Mul membekali kami disiplin yang sangat baik. Disiplin itu tidak hanya diteriakan saat beliau mengajar. Tetapi setiap gerak dan perilaku beliau sungguh menyiratkan disiplin yang amat tinggi. Tidak heran kami sangat segan dan hormat kepada beliau.

Teladan yang luar biasa selalu beliau tunjukkan disetiap kesempatan. Beliau adalah satu-satunya guru yang selalu datang lebih awal dari muridnya dan berdiri di gerbang sekolah untuk menyapa setiap murid yang datang. Situasi yang seperti ini saat sekarang mungkin sudah marak dilakukan oleh banyak guru di sekolah-sekolah. Tetapi pada jaman aku sekolah SMP dulu kira-kira tahun 1984-1987 yang dilakukan oleh pak Mulyono itu menurutku sangatlah luar biasa. Padahal rumah tempat tinggal beliau agak jauh dari sekolah. Beliau tinggal di daerah Ngrembes Kecamatan Bringin kurang lebih 5-7 km dari sekolah. Akan tetapi pada jam 06.30 Wib setiap pagi hari beliau sudah berdiri di gerbang sekolah dengan besutan pakaian yang rapi atau necis dan senyum yang ramah menyapa setiap murid yang datang.

Setiap hari beliau pasti selalu berangkat mengajar. Jarang sekali beliau tidak masuk kerja. Karena setiap pagi hari aku selalu melihat beliau ada di depan gerbang sekolah. Ketika ada guru mata pelajaran yang tidak masuk karena sakit atau kegiatan lain, pak Mulyono lah yang selalu hadir mengisi kelas yang kosong. Dengan tulisan yang rapi dan bagus di papan tulis kami diberi pelajaran teori olahraga meskipun saat itu bukan pelajaran olahraga. Anehnya ketika beliau mengajarkan teori olahraga tidak satu pun dari kami yang protes. Karena memang kami senang beliau masuk di kelas kami saat kosong pelajaran.

Sebagai guru olahraga beliau memiliki kebiasaan yang sangat berbeda dari guru olahraga kebanyakan. Meskipun saat itu beliau sudah mendekati purna tugas akan tetapi disiplin dan etos kerja beliau tak ada duanya. Selalu berpakaian rapi , potongan rambut juga sangat rapi dan licin. Hebatnya lagi ketika beliau menulis menggunakan kapur, tulisan beliau baguuuus banget. Tebal tipisnya , bentuk hurufnya sangat bagus. Meskipun guru olahraga akan tetapi tulisan beliau terbaik dari semua guru yang pernah aku kenal hingga saat ini. Tutur kata beliau juga tenang dan sangat menyejukkan. Pak Mulyono adalah guru yang jarang marah-marah di kelas. Jika beliau memberikan motivasi untuk kami saat bertanding juga sangat bijak. Pada suatu saat kami melakukan pertandingan sepakbola antar SMP. Beliau memberikan pesan “ Bermainlah yang bagus, kalah menang tidak jadi soal. Yang penting kalian bermain dengan penuh semangat. Jangan mudah menyerah dengan keadaan. Sebelum peluit akhir berbunyi maka kalian harus terus bermain dengan penuh semangat.” Begitu pesan beliau. Pak Mul bukanlah guru yang memiliki ketrampilan hebat di semua cabang olahraga, akan tetapi beliau adalah seorang motivator yang hebat di setiap pertandingan yang kami ikuti. Tidak heran banyak piala di sekolah kami hasil kejuaraan ajang Porseni atau pekan olahraga dan seni pelajar yang kami ikuti setiap tahunnya.

Saking hebatnya beliau aku sangat mengidolakan beliau dan kepingin suatu saat nanti menjadi seperti beliau. Itu kenapa ketika aku setelah lulus SMP aku setuju ketika bapak menyarankan aku untuk melanjutkan sekolah di SGO Negeri Semarang. Nampaknya cita-citaku untuk jadi guru olahraga akan kesampaian ketika aku diterima di SGO Negeri Semarang. Dan 18 tahun kemudian sejak tidak berjumpa lagi dengan pak Mulyono aku akhirnya diangkat sebagai guru olahraga. Terima kasih Pak Mulyono, bapak adalah guru sekaligus idolaku.

“Disiplin yang beliau ajarkan tidak hanya dengan kata-kata atau tulisan saja, tetapi beliau mencontohkannya dengan semua tindakan nyata”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post