Trian

Mungkin bagi orang lain saya aneh, tapi tidak bagi saya, karena saya simpel saja....

Selengkapnya
Navigasi Web

Si Bejo Return

Sudah menjadi rahasia umum di desa Laladan terdapat perempuan tua yang galak. Perempuan itu bernama mbah Karti. Siapapun yang membantah ucapannya akan dibuatnya lari tunggang langgang meninggalkan gelanggang karena kalah set mendengar rentetan peluru panjang yang keluar dari mulut mbah Karti. Orang akan merasa aman jika mbah Karti hanya susuran (mengunyah tembakau dan sirih) maka siapapun akan berani menyapanya. Meskipun galaknya tak terukur, mbah Karti mempunyai keahlian memasak untuk perayaan besar ataupun berbagai acara. Terbukti jasa mbah Karti sering dipakai untuk memasak di desa Laladan maupun desa-desa tetangganya. Syaratnya hanya satu. Ucapan mbah Karti tak terbantah.

Tetapi sore itu mbah Karti kebingungan mencari-cari ayam jagonya. Bejo nama ayam jagonya. Berulangkali dipekikkannya nama Bejo, tetapi si empunya nama tak juga tampak. Berulangkali mbah Karti menyisir sekitar tempat tinggalnya namun Bejo tak ditemukannya. Hanya gerombolan anak-anak kecil yang sedang bermain lari tunggang langgang yang selalu dijumpainya. "Sudahah mbok, ga usah dicari, besok Bejo pasti pulang sendiri!" kata menantunya Surti yang melihat kebingungan mboknya. Mbah Karti yang sudah kecapekan tak membantah ucapan menantunya. Surti salah satu orang yang disayanginya dan jarang kena amarahnya karena pernah merawat mbah Karti ketika sakit.

Hingga keesokan harinya tak terdengar Bejo memamerkan suaranya yang khas. Siapapun pasti mengenal suara Bejo ketika berkokok nyaring dan panjang. Mbah Karti selalu membanggakan suara ayamnya yang merdu ketika berkokok. Itulah yang membuatnya bertekad menemukan Bejo bagaimanapun caranya. Timbulah kecurigaan mbah Karti akan keberadaan Bejo. "Pasti sudah dijual Sarni ke pasar!" gumamnya. Sarni adalah pedagang ayam kampung yang selalu membeli dagangan dari tetangga kiri kanannya.

Dengan mengangkat kain yang dipakainya, mbah Karti menuju rumah Sarni yang disangkanya mengambil si Bejo. Tanpa basa basi dibukanya kain penutup keranjang dagangan ayam Sarni. "Mana ayamku Ni, kamu kan yang sudah mengambil si Bejo!" teriak mbah Karti dengan ketus. "Ayam apa to mbah?, coba lihat itu babon semua ayamku mana mungkin Bejo ada padaku!". Tak peduli dengan ucapan Sarni, amarah mbah Karti semakin menjadi. Kata demi kata yang keluar dari mulut mbah Karti selalu dibantah Sarni hingga dijambaknya rambut Sarni dengan keras dan terjadilah perang kecil di rumah Sarni siang itu. "Aku laporkan pak Lurah!" seru mbah Karti. Dan kerumunan tetanggapun bubar.

Dengan mulut yang selalu mengomel mbah Karti menuju kantor Lurah. Tiba-tiba di tikungan dekat rumahnya tepatnya di halaman belakang rumah pak Lurah didapatinya ayam jago bertengger di dahan pohon mangga yang rendah dan besar. Dengan sigap ditangkapnya ayam jago tersebut. Tak susah untuk mbah karti dapat menangkapnya karena Bejo terbiasa dengan tangan mbah Karti. Tanpa pikir panjang dibawanya pulang si Bejo.

Daripada ribut dengan tetangga lebih baik disembelih saja ayam ini pikir mbah Karti. Mbah Karti segera menjerang air untuk membersihkan bulu ayam. Diperintahnya Surti menantunya untuk membantu memotong dan memasak ayam tersebut. Tak lama tersajilah opor ayam yang lezat sebagai menu makan sore itu. Suami dan anak mbah Karti sudah pulang dari sawah, mereka menikmati sajian opor ayam Bejo sore itu.

Datanglah Sarni yang siang tadi berseteru dengan mbah Karti. "Mbah, ga jadi lapor ke pak Lurah to?" tanya Sarni penasaran. "Ra sido (ga jadi), sudah ketemu si Bejo." kata mbah Karti sambil mengunyah opor ayamnya tanpa rasa bersalah. "Kalau mau, makanlah disini" kata mbah Karti. "Enggak mbah, Bu Lurah minta tolong besok pagi untuk dibuatkan opor karena akan ada tamu dari jauh." "Terus ayamnya kata bu lurah yang tadi siang mbah Karti tangkap di kebun bu Lurah itu!" "Apa??" mata mbah karti melotot ke arah Sarni. Kamu menuduh aku mencuri ayam bu Lurah ya!" semprot mbah Karti

Tiba-tiba terdengar suara "KU KU RU YUUUUUUUUK ..........!!" mbah Karti segera keluar rumah melihat sumber suara. "Bejo pulang mbaaah Bejo pulaaaang!" ... teriak Surti menantunya. Lalu ayam siapa yang aku sembelih pikir mbah Karti. tenggorokannya terasa tercekik potongan ayam, matanya berkunang-kunang dan tiba-tiba dunia menjadi gelap. Gemparlah desa Laladan karena kembalinya si Bejo

#Pemanasan

#Belajar_nulis_cerpen

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Penasaran, segera ingin melanjutkan cerita selanjutnya.

23 Feb
Balas

garuk2 kepala nih ,,,

23 Feb

Kereeen... jadi pengin makan opor ayam cap Bejo.. ayuk diind.. lanjuuut..

23 Feb
Balas

Apakah harus nyolong dulu? wkwkwkwk

23 Feb



search

New Post