Tak pernah terbayangkan bisa hadir di TNGP berawal melihat teman yang sudah menyelesaikan sebuah buku. Sagu Sabu kepri IV telah membuat saya bisa seperti ini, meskipun saya bukan berasal dari Kepri tapi dari Provinsi Jambi. Awalnya sedikit ragu untuk mengikuti TNGP karena buku dalam tahap proses editing. Memberanikan diri mendaftar di TNGP yang akan dilaksanakan diakhir november, Allah punya rencana yang indah buku selesai sebelum TNGP. Semangat bertambah dengan rasa percaya diri mempersiapkan segala sesuatu untuk ke TNGP. Meskipun sebagai penulis pemula hal tersebut tidak membuat saya rendah diri karena pada umumnya mereka yang sudah menjadi penulis hebat juga berasal dari satu buku. Ibarat kata kita itu menghitung dari 1 bukan 5, jadi dari 1 buku yang dihasilkan apabila dengan niat yang tulus bisa menulis lebih dari 1 buku. Melalui Media Guru kita bisa berarti apalagi di ajang TNGP bukan hanya reuni tipis-tipis kata pak CEO tapi ini reuni besar antar sesama penulis se Indonesia. Berada di TNGP. suatu hal yang tak pernah terlintas dalam mimpi, yang terlintas hanyalah bisa menghasilkan karya untuk generasi yang akan datang. Menulislah dari hati karena dari hati yang tulus akan tercurah inspirasi dalam bentuk tulisan.

Hari yang di nanti telah tiba berangkat solo dengan burung besi menuju ibukota. Tiba di bandara Soeta menunggu rombongan ayahanda Erman dari Kepri dengan percaya menghampiri agar bisa menuju hotel secara bersamaan.

Hari sabtu acara dimulai di Balaikota, peserta yang hadir sekitar 511 orang dari berbagai provinsi yang ada diIndonesia, Dengan menggunakan batik gongong jembatan barelang berwarna biru kami rombongan kepri dengan penuh percaya diri duduk di tempat yang pas dengan panggung. yang mengharukan tatkala pak CEO dengan mata berkaca kaca mengumumkan dua orang peserta mendapatkan hadiah umroh. Serta dialog dari narasumber yang membuat peserta terhipnotis mendengar dialog interaktif tersebut. Acara berjalan tertib hingga sore hari dan dilanjutkan ke PERPUSNAS untuk sesi foto, semua penulis memegang hasil karyanya. Ini bukan untuk pamer tapi ini untuk motivasi bagi rekan guru se Indonesia. Ini bukuku mana bukumu.

Ahad 30september 2019 MRT diserbu oleh massa berbaju merah yang berarti berani. Mereka adalah penulis hebat dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. MRT penuh sesak mulai dari naik lift, antrian memasuki MRT. Hiruk pikuk terdengar disana sini. Sehingga orang yang berada di MRT pada saat itu sedikit terusik menyaksikan kehobahan para penulis hebat yang ada di MRT.

MRT berjalan dengan kencang tatkala berhenti dibeberapa stasiun dan MRT riuh rendah suara para penulis hebat bahkan ada yang terjatuh pada saat itu dan salah satu fotografer dari media guru mengatakan " kuda-kudanya dipasang biar gak jatuh" karena beberapa orang mendapat pegangan untuk bergantung sementara yang lainnya hanya berpegangan di tas/ bahu kawan. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa, Alhamdulillah aku dapat posisi di pinggir dan dapat bersandar agar tetap bisa menulis, apabila Media Guru tidak mengadakan kegiatan di MRT mungkin kami para penulis tidak bisa merasakan naik MRT di ibukota, ini pengalaman yang luar biasa naik MRT sambil menulis.

Sesi foto-foto di MRT merupakan hal yang luar biasa heboh. Media Guru merupakan wadah kekeluargaan. Tiba distasiun jakarta pusat seluruh penumpang MRT turun dan saya sempat melihat MRT kosong hanya penumpang biasa yang tampak. Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke MENDIKBUD

Acara berlanjut di kemendibud di gedung F diikuti dengan penuh khidmad. Acara hari ini menampilkan orang-orang yang luar biasa dalam menggerakkan literasi ditempat mereka dan juga penjualan buku diatas 1000/perhari luar bisa.

Siang hari acara berakhir dan kami harus pulang ke daerah masing-masing. Ini merupakan pengalaman pertama saya bisa hadir dTNGP saya tidak pernah bermimpi dapat berada disini bersama penulis hebat lainnya. Kata kata pak CEO membuat saya termotivasi kerja dengan iklhas dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Terimakasih pak CEO terimakasih Media Guru.