Kucing yang Cerdik
Judul asli : “ La ruse des animaux “
Ditulis oleh : Chantal Marolles
Diterbitkan oleh bayard presse jeune
Diterjemahkan bebas dari seri Les Belles Histories
Oleh trianasari
Tersebutlah seorang petani yang hidup dengan tenang dan bahagia di sebuah desa. Petani itu memiliki kawan setia yang selalu mengikutinya dari rumah ke kandang sapi dan dari kandang ayam ke kandang kuda. Suatu hari, yaitu hari minggu, petani dan anjing itu mengenakan topi pet dan pergi bersama – sama untuk berburu. Mereka berjalan berurutan. Sepanjang hari petani itu selalu memerintah si anjing. “ Disini !”, “ Kemarilah!”, Tidurlah anjing!”, “ Berdiri!”. Si anjing pun tak bisa berbuat apa – apa. Dia hanya bisa menyerahkan dirinya untuk selalu mengikuti apa yang disuruh oleh petani. Mengikutinya kemanapun petani itu pergi. Suatu saat anjing itu merintih, “ Ah, andai saja aku punya kandang sendiri. Aku pasti bisa beristirahat dengan tenang dan menggerogoti tulang! pasti nikmat sekali.”
Selain anjing, petani itu juga memiliki hewan peliharaan lain, yaitu seekor kucing. Setiap hari dia mengeong, ” Disini petani! Tolong bukakan pintu”. Tapi suatu ketika kucing itupun juga mengeluh, ” Ah, kalau saja aku punya kandang sendiri tentu aku bisa membuka pintu ku sendiri tanpa harus mengeong. Aku bisa keluar masuk sesuka ku dan bertemu dengan teman – teman ku!”
Tetapi petani itu selalu sibuk dengan sapi, ayam, babi dan domba. Dia tidak punya waktu. Benar – benar tidak punya waktu untuk membuatkan kandang untuk si anjing dan si kucing. Ketika petani itu merasa capai dan bosan dia lebih suka membaca koran sore dan duduk di kursi santainya.
Ada satu masalah lagi. Sejak beberapa hari lalu seekor musang selalu datang di malam hari, mengendap – endap dan mencuri seekor ayam. Petani itu memanggil anjingnya dengan bersiul dan berkata, ” Dengarkan baik – baik, kalau kau bisa mencegah musang itu mencuri ayam – ayam ku, akan ku buatkan sebuah kandang yang paling bagus yang tak pernah kau lihat sebelumnya! ”. Anjing itu pun kegirangan, dia lalu berlari ke kanan dan ke kiri memberitahu semua hewan dan berteriak, ” Aku akan punya kandang sendiri. Aku akan punya rumah!”. Ketika dia bertemu dengan kucing, anjing itu berkata, ” Kau ingin punya kandang dan aku juga. Kau tahu, aku akan memilikinya lebih dulu dibanding kamu, begitulah!”. ” Aku heran sekali !” jawab kucing. Si anjing lalu menimpali, ” Tentu saja tidak, Sama sekali tidak mengherankan! Sudah sepantasnya aku mendapatkan itu, sebuah kandang. Itu sebanding dengan jerih payah yang telah kuberikan untuk selalu mengikuti petani kemanapun dia pergi.” . ” Baiklah, kita lihat saja nanti!” jawab kucing singkat.
Malam telah tiba. Si anjing telah berdiri di dekat kandang ayam dengan telinga ditegakkan untuk mendengar bunyi – bunyian. Hidungnya dipertajam untuk membau apa saja. Dia berjalan dan bolak – balik berkali – kali mengitari kandang ayam. Kakinya menjadi sakit. Ketika si musang datang dan berhasil mencuri seekor ayam, anjing itu tak punya lagi kekuatan untuk berlari. Tentu saja keesokan harinya, petani tidak senang tapi dengan sabar dia berkata, ” Awasilah dengan lebih baik malam ini. Kalau kau bisa mencegah musang itu mendekat, akan ku cat kandangmu dengan warna biru!. ” Anjing itu lalu berkata pada dirinya sendiri, ” Tidak mungkin aku bisa mengawasi dengan lebih baik. Akan kuminta bantuan dari para babi untuk membantuku.”
Anjing itu lalu meminta bantuan kepada babi untuk menjaga dan menggeram dengan keras untuk memberitahu anjing itu kalau si musang telah datang. Babi itu lalu bertanya, ” Lalu apa yang akan kau berikan untuk ku?” Si anjing menjawab, ” Aku akan memberimu sekeranjang penuh apel hijau”. Si babi menjawab, ” Baiklah, aku setuju.”
Malamnya, si babi berjaga di dekat kandang ayam tapi karena ayam – ayam itu berisik dan membicarakan hal yang membosankan maka babi itu pun akhirnya tertidur. Saat itu, si musang datang dan mendengar suara dengkuran si babi. Musang itu lalu mendatangi kandang ayam dan menyambar seekor ayam.
Keesokan harinya, petani tampak tidak senang tapi masih dengan sabar dia berkata kepada anjing, ” Kalau kau bisa mencegah si musang mendekati kandang ayam, akan kubuatkan juga jendela kecil di kandangmu!”. Anjing itu lalu bergumam, ” Babi itu sama sekali tak bisa membantu. Aku akan meminta bantuan domaba untuk berjaga menggantikanku dan memberitahuku dengan mengembik keras ketika si musang datang. Si domba bertanya, ” Lalu apa yang akan kau berikan padaku?” SI anjing menjawab, ” Akan kuberikan sepuluh roti panggang renyah”. Si domba berkata, ” Baiklah”.
Malam telah tiba, si domba telah berdiri di dekat kandang ayam. Ayam – ayam itu tertidur. Malam itu penuh dengan suara berisik dengkuran ayam dan si domba pun merasa sangat ketakutan. Dia pun lalu mendecakkan giginya satu sama lain. Si musang pun lalu tiba tapi sayangnya si domba tak menyadari karena suara berisik dari giginya. Si musang berhasil mencuri seekor ayam lagi dan si domba sama sekali tak menyadari.
Kali ini petani benar – benar sangat marah. Dia berkata, ” Baiklah, karena kau tidak bisa mengawasinya dengan baik, aku akan meminta kucing untuk berjaga. Dengar kucing, kalau kau berhasil mencegah si musang mendekat, akan ku buatkan kau sebuah kandang ”. Si kucing lalu bertanya, ” kandang dengan cat warna biru? ” ” Ya” jawab si petani. ” Dan dengan pintu dari tembaga kuning? ” ” Ya, ya” kata petani. Mendengar hal itu, si anjing protes, ” Aku saja yang berbobot 50 kg tak berhasil apalagi kamu yang hanya 10 kg !” Si anjing menjawab, ” Kita lihat saja!”
Malam hari tiba, kucing mendatangi loteng dan berkata kepada tikus – tikus yang ketakutan, ” Aku tahu kalian tidak menyukaiku karena terkadang aku memakan kalian. Sebenarnya, aku lebih memilih tikus ladang yang rasanya lebih enak daripada kalian. Aku berjanji tidak akan lagi memakan kalian kalau kalian bisa mencegah si musang mencuri ayam – ayam lagi !”. Tikus – tikus lalu berkata, ” Kurasa itu ide bagus. Kalau kucing yang mengerikan ini tidak datang lagi, hidup kita akan menjadi tenang! ”. Tikus itu lalu menjawab, ” Musang itu sangat besar dan kami sangt kecil. Bagaimana mungkin kami bisa mencegahnya mencuri?”. Kucing kemudian berkata, ” Carilah jalan keluar! Aku punya janji bertemu dengan teman – teman, sampai nanti!”. Kucing itu pun pergi dan seekor tikus kecil berteriak kepada teman – temannya, ” Aku punya ide! Mendekatlah, akan ku bisikkan di telingamu...”
Ketika malam tiba, tikus – tikus kecil itu telah berjaga di sekitar kandang ayam. Tikus pertama menempatkan kepalanya ke arah berkilau dan membuatnya menyerupai mata besar yang berkilau. Sementara tikus yang lain berpegangan erat di belakangnya, menyerupai sebuah ekor. Malam itu nampaknya mendung dan tak terlihat seorang pun melintas. Si musang mulai mendekati kandang ayam tapi sebuah suara mendesis mengerikan terdengar mendekat, ” Sssss ! Sssss! Aku adalah ular!”. Si musang terkejut takut dan melompat jauh ke belakang, ” Seekor ular! Oh, Tuan Ular, maafkan saya. Saya tidak akan lagi mengganggu Tuan!” . Tikus – tikus itu mendesis lagi, ” Sssss! Pergi! Dan jangan datang lagi kesini!”. Si musang bersumpah, ” Aku berjanji, aku berjanji!”. Dan musang itu pun lalu melarikan diri ke dalam hutan.
Keesokan harinya, si petani merasa sangat sangat gembira. Dia memberi selamat kepada si kucing dan segera petani itu membuatkan sebuah kandang untuknya yang berwarna biru dengan pegangan pintu terbuat dari tembaga kuning. Ketika si anjing melihat hal itu, dia meneteskan air mata. Kemudian si kucing mengeong dengan lembut kepada petani, ” Petani, karena kau masih disini dengan martil dan gergaji. Buatkanlah juga kandang untuk si anjing! Dia telah berkorban banyak untukmu. Dia pantas mendapatkan itu. ”
Dan malam itu di peternakan, semua hewan sangat senang. Ayam – ayam tidur di kandangnya, petani bersanatai di kursi santainya, tikus –tikus di loteng, si anjing di kandangnya dan si kucing akhirnya dapat pergi kapan pun dia mau, pergi menemui teman – temannya yang sangat penting.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hepi ending!