Ajo… begitu semua orang memanggilku. Aku lahir di jakarta tahun 1980...Aku seorang karyawan swasta dibidang administrasi. Aku tinggal bersama ayah dan ibuku. Orang bilang aku mirip dengan ayahku. Perawakanku memang tidak begitu jauh berbeda dengan beliau. Padahal usia kami terpaut jauh. Tubuhku yang jangkung dan ada barisan rambut tipis di atas bibirku, membuat aku tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

Entahlah, sempat beberapakali menghilangkan barisan rambut tipis itu, tapi aku merasa ada yang aneh saat bercermin….polos terlihat dan nampak aneh. Canggung memandang pantulan diriku. Aku meyakini bahwa barisan rambut tipis di atas bibirku ini membuat wajahku lebih manis. Ahh…. Kumisku…. Beberapa teman perempuan memberikanku julukan “Jomis”… Ajo kumis. Mereka bilang kumis ini mengandung magnet, ada daya tarik tertentu saat memandangku, pesonanya membuat mereka sulit mengalihkan pandangan dari wajahku. Jadi, kuputuskan untuk tetap merawatnya dan tidak akan kuhilangkan lagi.

Beberapa pengalaman unik yang pernah kualami adalah seorang teman perempuan yang menyatakan perasaannya dan dengan gamblang dia mengatakan menyukai kumisku. Dia selalu mengingatkanku untuk merawat kumis ini. Dia selalu komentar apabila kumisku ini agak berantakan. Sempat beberapakali membelikanku alat dan bahan untuk perawatan kumis ini. Yang unik lagi baru terjadi minggu lalu. Ketika aku naik CL dan kebetulan dapat tempat duduk bersebelahandengan seorang ibu hamil. Dia melirikku terus menerus. Risih aku dilirik terus menerus lalu aku tanya apakah ada yang salah dengan diriku. Ibu itu hanya menjawab : “adik manis sekali, boleh ga ibu mengusap kumis tipisnya?’ termangu aku dan sangat terkejut dengan jawaban ibu hamil itu. Aku hanya diam terpaku , tak dapat berkata-kata…. Seorang nenek di depan berkata untuk membolehkan… hanya pasrah saja aku saat ibu hamil itu mengusap kumisku.