Cerita Dedek, Bunda dan Ayah 'Bagian 31'
DEDEK MENJADI JURU BICARA BUNDA & AYAH SAAT BERSETERUAN
*****
Ayah : Dek bilang ama Bunda ya. Mengapa Ayah tidak disapa Bunda.
Dedek : Iya Yah.
Dedek segera menghampiri Bunda yang masih ogah-ogahan di kamar tidur. Bunda sedang tidak bertegur sapa dengan Ayah karena sesuatu hal. Biasa, saat Ayah sibuk dengan pekerjaanya, Bunda merasa tidak diperhatikan. Dengan kata lain Bunda merasa kurang perhatian. Hal ini membuat Bunda merajuk, ngambek dan ya itu tidak menegur Ayah alias demo tidak bicara. Kalo sudah demikian Dedek yang menjadi ‘Penyambung lidah” Bunda dan Ayah.
Dedek : Bun. Mengapa Bunda tidak menegur Ayah
Bunda : Bilang sama Ayah. Bunda sedang malesan tidak mood.
Dedek pun segera berlarian menjumpai Ayah yang duduk-duduk di kamar depan.
Dedek : Bunda bilang sedang ogah-ogahan dan tidak mood Yah.
Ayah : Bilang sama Bunda mengapa tidak mood ya Dek.
Dedek kembali menemui Bunda yang masih tidur-tiduran di kamar. Dan segera memegang-megang tubuh Bunda yang menghadap arah dinding.
Dedek : Bun, Ayah tanya mengapa Bunda tidak mood.
Bunda : Bilang ama Ayah tidak mood ya tidak mood. Sebel!
Dedek pun berlarian kecil menuju Ayah untuk menyampaikan jawaban Bundanya.
Dedek : Bunda bilang tidak mood ya tidak mood. Yah. Sebel!
Ayah tersenyum kecil mendengar kata-kata Dedek yang copy paste kata-kata Bunda.
Ibarat juru bicara saja Dedek wira-wiri antara Bunda dan Ayah. Pada akhirnya Dedek pun terluhat Lelah karena berlarian hilir-mudik. Bunda dan Ayah pun merasa kasihan, dan segara mengejarnya dan memeluk Dedek bersamaan. Memang selain menjadi penyambung lidah dan juru bicara, Dedek juga menjadi pemersatu Bunda dan Ayah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Mas senior. Ternyata ada hikmahnya terselubung dari kisah ini.. hehe. Lanjuuut. Sukses selalu
Analisis yang cerdas pak Burhani. Luar biasa
Haha.... Kebayang Dedek lari sana lari sini menyambung obrolan ortunya. Keren, Pak
Terimakasih admin
Mantap banget, sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih atas apresiasinya opa Sunin
Bahagia selalu
Terima kasih atas apresiasinya bunda
Wah hebat si Dedek, keren ceritanya Pak
Terimakasih apresiasinya Pak Rochadi
Lucu juga, ya... Ayah dan bunda butuh jubir juga... hehe...
Nggih Bun perlu jubir (juru bibir) penyambung lidah...hehehe
Luar biasa, Dedek. Mantap ceritanya, Pak Tri.
Terima kasih atas apresiasinya bunda
Hahahaha bolehkah si dedek menghibur saya dikala gajian belum turun? Seru Gus
Beee, mun entar ka Madureh jheuu Cak, entar ka Bendebesah bein
Bisa Om. Ntar digaji Dedek dengan mata uang Yen ya ... Yen ono duwite ...
Tawaran bunda Rina ke Bondowoso aja Gus. Ada kopi asli sana ....
Keren si Dedek.
Terima kasih atas apresiasinya bunda
Mantap
Terimakasih apresiasinya Pak sandi