Irama Khahlil Ghibran, 'Untuk Sebuah Nama'
Waktu satu hari tidaklah tidak memiliki arti. Dirimu cukup membuatku terpesona. Pandanganmu menghujam dada, tutur katamu membuatku terlena. Dan kecerdasan lahir-bathinmu benar-benar menjadi kharisma yang tiada pernah sirna. T’lah kau berikan berjuta citra diri, membuat hati yang mati menjadi tumbuh segar menghias pemandangan.
Mengapa harus merasa terlupakan jika dirimu yang berkata tidak! Mengapa harus merasa tertindas jika dirimu yang mengatakan jangan! Tak cukupkah kata hati meyakinkan dirimu. Lalu harus apa yang mampu menjadikan hati mampu bersemi kembali di antara belukar kekhilafan yang selalu menjadi benang merah dari jurang pemisah dan pertengkaran.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau wanita sudah sakit hati, susah sembuhnya hehe.... Prosais yang keren, Pak. Sukses selalu
Betul Bunda. Wanita ibarat baja pijar, tapi saat beku luar biasa kerasnya ... Tapi Dia luar biasa tetap mampu menjadi magnet yang memancarkan keterikatan yang tiada tara
Terimakasih admin
Keren banget. Sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih atas apresiasinya opa Sunin
Puisi tingkat tinggi, keren Pak
Terima kasih atas apresiasinya pak Rochadi
Mendalam sekali maknanya Pak Trianto, isi yang sangat berharga untuk di cerna. Mantap pak
Terima kasih atas apresiasinya pak Lukman
kagum sekali dengan puisi yang neusuk hati Gus, sukses selalu Gus
Terima kasih atas apresiasinya Gus
Sama-sama Gus
Keren menewen
Terima kasih atas apresiasinya bunda