Mengenal Sata Kurawa, 100 Bersaudara
CITRABAYA
****
CITRABAYA, adalah salah seorang putra Prabu Drestarasta, raja Astina. Ibunya adalah Dewi Gendari putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa. Dengan demikian ia adalah salah satu dari kerabat Sata Kurawa. Carucitra termasuk keluarga Kurawa yang tak begitu dikenal.
Citrabaya mempunyai saudara sebanyak 100 orang yang terdiri dari 99 orang laki-laki dan seorang wanita. Mereka disebut Sata Kurawa (100 darah Kuru).
Di antara saudara-saudara Citrabaya yang terkenal adalah Duryudana atau Suyudana raja negara Astinapura, Bogadatta atau Bogadenta raja negara Turilaya, Bomawikata, Wikataboma, Citraksi, Citraboma, Citrayuda, Citraksa, Carucitra, Dursasana Adipati Banjarjumut, Durmagati, Durmuka, Durgempo, Gardapati raja negara Bukasapta, Gardapura patih negara Bukasapta, Kartamarma raja negara Banyutinalang, Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Windandini raja negara Purantara, Anuwenda atau Nurwenda mahapatih negara Purantara, Wresaya raja negara Glagahtinalang, dan Dewi Dursilawati satu-satunya Kurawa yang terlahir putri istri dari adipati Jayadrata atau Tirtanata dari kerajaan Sindu (Bonakeling) salah satu wilayah bagian dari kerajaan Astinapura.
Citrabaya termasuk salah satu Kurawa yang turut serta dalam pengeroyokan Kresna pada saat menjadi duta Pandawa dalam melakukan komunikasi perdamian dengan Kurawa. Pengutusan Sri Kresna ini setelah para pandawa menjalani hukuman selama 12 tahun di hutan Kamiyaka, dan 1 tahun melakukan persembunyian pada suatu wilayah negara yang tidak diketahui oleh para Kurawa. Hukuman tersebut sebagai buah kekalahan Pandawa saat bermain dadu dengan Kurawa yang memang telah diatur oleh patih Sangkuni.
Perlakuan para Kurawa yang demikian terhadap seorang duta (utusan) membuat Sri Kresna marah sehingga mengubah dirinya (tiwikrama) menjadi Brahala Sewu yang berwujud Raksasa Hitam sebesar Gunung yang mengerikan. Brahala Sewu berwujud raksasa dengan seribu kepala, dua ribu tangan, dan dua ribu kaki sambil memegang berbagai macam senjata ditangannya. Para Kurawa pun lari tunggang-langgang ketakutan melihat sosok Sri Kresna setelah bertiwikrama.
Citrabaya sebagaimana kurawa yang lain mati dalam Baratayuda. Ia dalam perang Baratayuda, mati terkena sabetan gada rujakpala Bima bersama-sama dengan saudaranya yang lain yaitu Agrariyin, Agrasara, Bimasuwala, Bimarata, Carucitra, Chedakapuspa, dan lain-lain.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih admin
Namanya bagus-bagus... Terima kasih ulasannya, Bapak. Salam sukses
Terimakasih atas apresiasinya Bunda
Terimakasih atas apresiasinya Bunda
Terimakasih atas apresiasinya Bunda