Mengenal Sata Kurawa, 100 Orang Bersaudara
Prolog
Di dalam Kitab Mahabharata di bagian Adiparwa disebutkan nama-nama keseratus Kurawa. Ketika itu Abyasa memberi nama satu per satu bayi-bayi yang baru lahir. Namun dari seratus Kurawa itu tidak semua mempunyai kisah dan cerita yang spesifik. Hanya beberapa tokoh yang mempunyai kisah yang panjang sehingga perlu dibuatkan boneka wayangnya. Sedangkan tokoh yang hanya sekali dua kali disebut namanya tanpa ada kisah dan ketokohan yang penting apalagi watak yang jelas. Akibatnya tidak semua Kurawa dapat digambarkan boneka wayangnya. Kalaupun keseratus Kurawa dibuatkan boneka wayangnya, tidak terhindarkan adanya duplikasi atau kemiripan tokoh.
Pada kenyataannya, Kurawa yang berjumlah 100 atau yang dikenal dengan nama ‘SATA KURAWA’, namun wujud wayang berjumlah 100 itu tidak banyak yang mencoba menampilkannya. Artinya wujud wayang Kurawa yang keluar sekarang ini tidak banyak. Ada juga yang punya ide membuat wayang-wayang kurawa baik dengan wujud wayang sesungguhnya. Misalnya Ki Begug Purnomosidi dari Wonogiri yang mempunyai koleksi kurawa 100 dalam bentuk wayang asli, kualitas nomor 1. Ada juga Museum Wayang Kekayon Yogyakarta juga punya koleksi Kurawa 100 versi Yogyakarta namun dengan wujud sedikit diperkecil. Christoper Dewa Wardana membuat coretan versi Museum Wayang Kekayon, kabarnya bahkan telah dibuat dalam bentuk buku, namun sampai sekarang belum diedarkan untuk umum
https://kluban.net/ sebagai salah satu situs yang ‘getol’ dan memilki sense of belonging yang tinggi terhadap eksistensi wayang muncul ide tercetus untuk mencoba membuat olah digital untuk wayang kurawa berjumlah 100, berbasis wayang yang sudah ada dengan merubah sandangan atau irah-irahannya. Dan sekaligus mengekspos hasil kreasi tersebut dalam laman https://kluban.net/wayang-kurawa-100/.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba menampilkan ke-100 kurawa kisah beserta gambar boneka wayangnya yang penulis ambil dari berbagai sumber referensi pokok seperti https://kluban.net/wayang-kurawa-100/, https://tokohpewayanganjawa.blogspot.com, https://jagad.id, http://ensiklopediawayang.blogspot.com/, http://katalogwayang.blogspot.com, http://albumkisahwayang.blogspot.com, http://wayangindonesia.web.id, http://tokohwayangpurwa.blogspot.com, dan lainnya. Buku-buku pewayangan, dan juga dongeng pengantar tidur dari Ayah dan Kakek penulis sejak kecil saat hendak tidur. Selain juga Kakek penulis adalah dalang pewayangan, sehingga sejak kecil penulis banyak sekali mendapat cerita-cerita wayang versi pedalangan.
Satu harapan besar dengan lahirnya buku dan tulisan pewayangan ini akan semakin mengenalkan kembali budaya bangsa yang adi luhung (master peace) kepada para generasi muda agar tidak hilang jati diri mereka kelak.
Setidaknya ada 3 (tiga) versi nama ke-100 Kurawa yaitu versi Pedalangan Jawa, versi Indonesia Baru dan versi India (Mahabarata). Misalkan nama Duryudana dalam versi pedalangan disebut dengan Duryodana (Suyudana) dalam versi Indonesia Baru, dan nama Doryudan dalam versi Mahabarata India. Dalam vesri Pedalangan sendiri Duryudana memiliki dasanama (nama lain) yaitu Kurupati, Tripamangsah, Jakapitana, Jayapitana, Destadmaja, Destarastraputra, Gandarusuta, Jakawitana, Pambayun Kurawa, Pambangun Kuru, dan Kurendrapati.
Selain ke-100 yang merupakan putra Destarastra dengan Dewi Gandari, juga terdapat para tokoh yang menjadi pendukung utama para kurawa tersebut. Mereka ada yang menjadi Pandita, Senopati, Mahapatih, dan saudara berbeda ibu, dan.atai mertua dan sahabat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren menewen ulasannya Mas senior. Jadi makin lengkap penjelasan kisah pewayangan. Sukses selalu
Analisis yang luar biasa Pak Burhani. Luar biasa
Terima kasih, Pak Tri pencerahannya. Bagi saya ini baru sama sekali.
Bersama2 belajar Gus .... hehehe
Mantap banget proyek ini, Pak. Melestarikan budaya dalam buku. 100 lagi. Ga kebayang risetnya spt apa. Keren pokoke. Smg lancar dan sukses semuanya, Pak
Benar Bunda dalam Dummy buku saya 1001 Tokoh Pewayangan Nasional mengupas tentang tokoh pewayangan multigagrak yang bersumber dari Mahabarata, Baratayudha, Paramayoga dan Naskah Pedalangan
Keren pak,...sehat dan sukses selalu
Terimakasih apresiasinya Bunda
Terimakasih admin
Luar biasa. Sukses selalu untuk Bapak
Terimakasih apresiasinya Opa Sunin
Wah klo 100 orang ini seibu sebapak atau versi fiksi
Hahaha ... La itu terserah Bunda
Luar biasa kisah perjalanan hidup manusia. Mahabharata legenda hidup Kurawa yang sarat dengan nilai nilai kebejatan moral. Lanjut terus Pak Trianto. Salam pak
Analisis yang luar biasa Pak Lukman ... simbolisasi hidup. Dalam filsafat wayang itu sesungguhnya adalah gambaran dalam diri manusia yang selalu memiliki dua sisi ... yaitu sisi baik dan sisi buruk. Semua adalah pilihan. Manusia yang sudah diberikan akal dan pikiran untuk memilihnya sendiri
Mantap pengetahuan wayangnya. salam sukses.
Proses belajar Bunda. Terimakasih atas apresiasinya
Sangat menarik ulasannya Gus, terutama di versi Duryodana yang memiliki nama yang beragam, sungguh Indonesia kaya dengan budaya yang tersembunyi, lanjutkan Gus!
Analisis yang luar biasa Gus Tito. Sama dengan Gus Tito yang dipanggil Gus Tito, Cak Jumari, atau Kang Jum, atau Lik Mari, dan mungkin ada sebutan lain .... itu disebut dengan dasanama ... hehehe
wah terinspirasi saya Gus, sepertinya saya ingin mengangkat tema dasanama ini gus, terima kasih pencerahannnya Gus
Sip. Luar biasa Gus ... hadir ide kreatif