Trianto Ibnu Badar at-Taubany

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ziarah Makam Ki Ageng Besari

Ziarah Makam Ki Ageng Besari

Ziarah Makam Kiai Ageng Besari

Pendiri Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo 

 

 

Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak.

Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Nasional Reog Ponorogo, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.

Tetapi ada satu lagi yang menjadikan Ponorogo terkenal, yaitu bahwa di Ponorogo juga tempat lahirnya Kiai Besar yang menjadi guru yaitu Kiai Ageng Besari atau Kiai Ageng Muhammad Besari. Ia adalah guru para raja-ulama, dan pujangga Jawa diantaranya yang terkenal adalah Raden Ngabehi Ronggowarsito

Kiai Ageng Besari adalah tokoh penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17. Ia merupakan kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama abad ke-18 yang disebut Gus Dur sebagai monumen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.

Kiai Ageng Besari pun demikian. Ia merupakan perpaduan antara karakter agamawan dan bangsawan. Dari jalur ayah, yakni Kiai Anom Besari Caruban, Madiun, Kiai Ageng Besari merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Sedangkan dari garis keturunan Ibu (Nyai Anom Besari), nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahra.

Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy'ari juga keturunan dari Kiai Ageng Muhammad Besari dari jalur Kiai Basyariyah Sewulan, Kabupaten Madiun, yang menjadi menantu Kiai Bin Umar Banjarsari.

 Kiai Ageng Besari adalah pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari pada awal abad 17 M. Semua pondok pesantren yang ada di Jawa rata-rata didirikan oleh keturunan dari Tegalsari. Dengan kata lain, bahwa beberapa pondok di Jawa yang memiliki hubungan erat dengan Mbah Besari, seperti Pondok Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas, dan lain-lain masih mempunyai nasab sampai Tegalsari. 

Dari garis keturunan Kiai Ageng Besari ini pula lahir sosok Sultan Kartasura, yakni Pakunuwono II, Begawan Kasultanan Kartasura Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan tokoh pergerakan kemerdekaan HOS Tjokroaminoto. Pendiri Pondok Pesantren Tremas Pacitan, KH Abdul Mannan, juga pernah nyantri di Tegalsari.

Kiai Ageng Muhammad Besari pernah menerima tawaran Pakubuwono II untuk menjadi penghulu. Sebagai perbandingan, selain menjadikan Tegalsari sebagai tanah perdikan, Pakubuwono II juga melakukan hal yang sama terhadap wilayah Pamijahan Tasikmalaya, Jawa Barat yang didiami Syaikh Abdul Muhyi (w. 1730), seorang ulama yang makamnya selalu ramai oleh para peziarah. Jadi, wilayah Pamijahan juga menjadi tanah perdikan seperti Tegalsari.

Setelah Tegalsari menjadi tanah perdikan, semakin banyak orang yang belajar kepada Kiai Ageng Muhammad Besari. Bangunan pesantren semakin bertambah. Nama Pesantren Tegalsari semakin terkenal. Pengajaran kitab-kitab berbahasa Arab sebagaimana pesantren saat ini sudah dilakukan saat itu.

Pendek kata, Pesantren Tegalsari sudah cukup maju pada zamannya. Kiai Ageng Muhammad Besari wafat pada tahun 1773.  Yang kemudian diteruskan oleh kiai Ilyas (1773-1800), lalu Kiai Kasan Yahya/Hasan Yahya (1773-1800), kemudian Kiai Kasan Besari/Hasan Besari (1800-1862), yang mana pada saat kepemimpinan Kiai Kasan Besari pesantren mengalami perkembangan yang begitu pesat. Kiai Kasan Besari wafat pada tanggal 9 januari 1862 pada usia 100 tahun.

*****

Jum'at, 26 Januari 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah, ulasannya luar biasa. Jadi pengen ke sana suatu hari nanti.

27 Jan
Balas

Ulasan sejarah yang mantap. makasih, Pak. Informatif ulasannya

27 Jan
Balas

Wisata religi mantab, salam bahagia

27 Jan
Balas

Terimakasih admin

26 Jan
Balas

Keren & informatif

26 Jan
Balas

Mantap, wisata religi. Sukses Pak Trianto

26 Jan
Balas

Terima kasih ulasannya, Bapak. Jadi tahu sejarahnya. salam sukses.

26 Jan
Balas

Terima kasih apresiasinya bunda

26 Jan

Mantap ulasannya, Pak. Salam sukses selalu!

26 Jan
Balas

Mantap artikelnya, bisa nambah ilmu sejarah, sukses selalu mas Tri

26 Jan
Balas



search

New Post