Catur wulan dua baru saja dimulai, siang itu panas matahari sangat terik saat jam istirahat kedua terlihat banyak siswa yang memilih duduk dibawah pohon sambil sesekali tertawa bercengkrama dengan temannya.Wita dan Inong tak ketinggalan memilih tempat dipojokan sekolah yang kebetulan belum ada siswa lain yang nangkring disana.

Kenapa kau bawa aku kesini, emang apa yang akan kau katakan, kata Inong sambil mengibas ngibaskan buku yang dipegangnya ke bangku panjang membersihkan untuk duduk."Nong" suara Wita berbisik pelan takut nanti ada yang nguping pembicaraannya dengan Inong.

"Hmm, apa?

Pagi tadi di pintu gerbang aku barengan masuk dengan Fauziah anak kelas I c itu,

Lalu,..Inong menatap Wita serius.

Dia nyelipkan ini dikantong rokku, katanya surat dari Wandi

"Kamu sudah membacanya, "tanya Inong lalu meraih surat amplop warna biru dari tangan Wita."Nggak ada sipengirimnya Wit, ujar Inong sambil membolak balik mencari nama pengirimnya.

"Nah itu dia, aku takut dan ragu membukanya jangan jangan hanya akal akalan Fauziah saja padaku, jawab Wita lirih.

"Tapi kalau emang surat ini dari Wandi , aku yakin ini bukan akal akalannya Fauziah, dua hari yang lalu aku ketemu Wandi di depan asrama dia nitip salam buat kamu Wit, aku lupa nggak nyampaikan ke kamu.

(Bersambung, ...)