Tri Eni Widyastuti

Saya Guru Biologi yang sok iseng nulis Entah itu masuk kategori tulisan apa , yang penting nulis . Saya nulis juga bukan karena tuntutan angka kred...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Perempuan Itu, Nenek dan Hantu

Anak Perempuan Itu, Nenek dan Hantu

Oek oeek oeeek... malam itu nenek bertandang ke tempat dimana terdengar suara bayi. Ternyata disana sedang ada selamatan kelahiran bayi. Terlihat seorang wanita dengan susu atau payudara yang sedemikian panjang sedang menyusui bayinya. Sementara para tamu ramai menikmati hidangan yang telah tersaji. Makanan anekarupa yang terlihat sedemikian lezat. Saat nenek mau menyuap sepincuk nasi dan bakmi goreng, tiba-tiba suasana sekitar menjadi senyap dan dingin. Nasi di pincuk terlihat bergerak seperti belatung, demikian juga dengan bakminya yang bergerak seperti cacing. Nenek melihat sekeliling, tak ada keramaian apapun. Tak ada bayi, tak ada pesta. Nenek tersadar dia ada di kebun dekat pohon besar yang batangnya berlubang. Oh ternyata nenek baru saja ikut pesta kelahiran bayi wewe gombel. Untung nenek belum sempat makan, katanya kalau nenek makan sajian di pesta tersebut maka nenek akan menjadi warga makhluk halus dan tak akan pernah bisa pulang ke rumah. Hiiiks...

Masih mengenai wewe gombel. Saat itu tengah malam, dari rumah sebelah terdengar tangis bayi tanpa henti. Karena kasihan nenek pergi keluar menuju rumah dimana suara tangis bayi itu terdengar. Sampai disana nenek melihat bayi tersebut seperti kelaparan. Ibu si bayi tidak dapat menyusui karena katanya air susu tidak keluar. Kebetulan nenek saat itu juga sedang menyusui. Karena tidak tega dengan rengekan si bayi, nenekpun dengan sukarela menawarkan untuk menyusi bayi tetangga tersebut. Setelah kenyang bayi menjadi tenang dan tertidur. Sebagai ucapan terimaksih ibu si bayi memberi nenek beras dan uang. Pagipun datang, nenek terjaga dan bingung kenapa dia tertidur dibawah pohon besar. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, dan tersadar kalau dia baru saja menyusui bayi tetangga dan menerima beras serta uang. Nenek semakin bingung karena tetangga sekitar rumah tidak ada yang memiliki bayi. Dan saat dilihat beras serta uang yang dia terima ternyata belatung dan daun kering.

Di waktu yang lain, seperti biasa sekitar jam 3 pagi, nenek berjalan ke pasar. Masa itu memang belum ada kendaraan. Nenek biasa berangkat dinihari ke pasar untuk menjual hasil kebunnya. Tak seberapa yang dia bawa. Hanya beberapa sayuran satu tenggok saja. Untuk penerangan di jalan nenek membawa obor. Saat sampai di depan tangsi militer jalannya direcoki oleh anak anak ayam dengan induknya. Mereka mencuit cuit di sekitar kaki dan merintangi jalan nenek. Nenekpun berhenti dan mencoba mengusir kawanan anak ayam ini. Saat nenek menengok ke bawah, tak ada satupun ayam di sekitarnya. Yang ada hanya beberapa cumplung atau kelapa kecil yang terlihat meringis dengan mata menatap nenek. Cumplung cumplung ini menggelundung di sekeliling kaki nenek. Tersadarlah nenek kalau dia sedang diganggu hantu glundhung pringis. Mereka baru menghilang setelah nenek sampai di jalan raya.

Nenek memang bakul di pasar pagi, jadi hampir tiap hari nenek ke pasar. Karena harus berjalan jauh, nenek selalu pergi setelah tengah malam sekitar jam 3 pagi. Malam ini nenek pergi membawa hasil panen kacang tanah. Seperti biasa dia membawa obor untuk penerangan jalan. Tapi kali ini obornya menyala kecil, obor ini hanya terbuat dari blarak atau daun kelapa kering yang diikat kemudian dibakar. Begitu keluar rumah, nenek merasa ada yang mengikuti. Karena was was jika itu begal, nenek mempercepat langkahnya. Huaa ternyata si pengikut ini juga mempercepat langkah. Saat nenek menengok ke belakang dia melihat ada api yang bergerak mengejar langkahnya. Nenek semakin mempercepat langkah, ternyata saat dia menengok lagi ke belakang terlihat api ini menggelundung semakin cepat dan semakin membesar mendekati nenek. Sadar jika dia diikuti hantu banaspati, nenek membesarkan nyala obornya. Nyala obor yang membesar melebihi besar api banaspati itulah yang bisa mengusir hantu tersebut.

Suatu malam nenek merasakan sakit perut, mules. Tentu saja di masa itu jarang rumah yang memiliki closet. Mandi biasa di belik sementara buang air besar umumnya dilakukan di sungai dekat belik, atau kadang malah langsung di kebun samping rumah. Malam itu nenek Buang hajat di selokan dekat kantin militer. Malam tentu saja gelap, listrik belum ada. Saat nenek sedang khidmat membuang hajat, dia melihat ada kertas putih berjarak di pojok tembok kantin beberapa meter darinya. Entah mengapa pandangan mata nenek seolah terpaku pada kertas putih tersebut. Malam terasa begitu senyap dan dingin. Nenek tersadar kertas putih yang dia lihat semakin lama semakin tinggi. Pandangan nenek tak bisa lepas dari obyek putih tersebut. Tinggi dan semakin tinggi. Saat nenek tersadar , meski buang hajat belum sempurna tertunaikan, dia berlari pulang dengan langkah kaki yang terasa sangat berat. Nenek sadar bahwa yang dia lihat adalah hantu pocong. Begitu sampai di rumah nenek jatuh pingsan.

Begitulah pocong yang digambarkan atau yang dilihat nenek, berawal dari lembaran putih yang perlahan meninggi. Bukan seperti gambaran pocong sekarang ini.

Rumah nenek perempuan itu sebetulnya masih termasuk kota. Tapi pada masa itu, masa sebelum kemerdekaan daerah tersebut tentu saja masih sangat sepi. Depan rumah ada tangsi militer dan ada bangunan kantin militer. Pohon pohon besar masih sebegitu banyak. Sengon, trembesi,sawo, manggis, kepel dan banyak lagi yang lainnya. Belakang rumah ada kuburan dengan nisan nisan batu bata besar. Sisi sebelah timur ada tempat pemandian alami yang biasa disebut belik, tempat mandi dengan air yang selalu mengucur dari mata air alami. Sekitar belik masih sperti hutan dengan pohon pohon yang tinggi dan besar. Diantara pohon itulah nenek pernah ikut pesta kelahiran anak wewe gombel.

Anak perempuan itu mendapatkan cerita tentang nenek dari ibunya . Ibu anak perempuan itu adalah anak ke 17 dari neneknya. Ibu anak perempuan itu lahir tahun 1937. Jadi bisa menjadi gambaran di masa yang bagaimana nenek anak perempuan itu hidup. Benar tidaknya cerita cerita tersebut, Wallahu A’lam Bisawab. Tapi cerita yang didengar anak perempuan itu dimasa kecilnya begitu berkesan dan terus dia ingat. Sebetulnya masih banyak lagi cerita tentang nenek anak perempuan itu.. Mungkin akan dia ceritakan di kesempatan yang lain.

( Bagian ke 5 dari seri cerita Anak Perempuan Itu )

nDaleman Asri , 23 April 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post