Tri Eni Widyastuti

Saya Guru Biologi yang sok iseng nulis Entah itu masuk kategori tulisan apa , yang penting nulis . Saya nulis juga bukan karena tuntutan angka kred...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Berani Nyopet Emak-Emak
Kulo niku kerjooo keseeel , mbok ampun di copetlah

Jangan Berani Nyopet Emak-Emak

Saat itu tanggal 1 gajian , senenglah terima sisa gaji.Benar sisa gaji , tiap tanggal satu kita kan dapat amplop gaji , dengan tulisan besar di sampul depannya bukan gaji tapi tertulis sisa gaji hehehe .Bener juga sih , kan memang itu sisa gaji setelah dipotong berbagai macam potongan. Bel tanda pulang sudah terdengar, tidak hanya siswa yang bergegas pulang, akupun bersegera untuk pulang.

Siang terik , panas lelah dan lapar. Pulang kerja naik angkot, penuh berdesak, Tau dong angkot, dudukpun ini lutut seperti beradu dengan penumpang di depannya. Angkot nge-tem lama di depan kantor Samsat, penumpang gelisah karena panas. Tiba tiba aku merasakan sesuatu , kaget dan otomatis berucap,sambil menuding orang yang duduk persis didepanku.

‘Hai tanganmu kenapa masuk tas saya’ sekilas aku merasakan ada tangan yang dengan cepat ditarik dan menyentuh tanganku.

‘Kamu kan, tanganmu masuk tas saya kan’ kembali aku berteriak panik, ya aku berteriak di dalam angkot.

‘Nggak bu, sumpah enggak’ penumpang di depanku mengelak.

Dia seorang laki-laki gagah gede duwur berpakian rapi layaknya pegawai, membawa ransel besar di pangku dipahanya. Pahanya yang panjang nyaris menyentuh pahaku, tas ranselnya bahkan sebagian ada diatas pahaku beradu dengan tas yang aku bawa.

Aku masih seperti orang kalap, aku tuding dirinya karena aku yakin barusan tangannya masuk ke tasku.

Segera aku membuka tas, memeriksa isinya, lengkap, tapi kompartemen tas yang ada amplop sisa gaji, sebagian resletingnya sudah terbuka . Aku semakin yakin orang didepankulah yang tadi menggerayangi tasku.

‘Jelas kamu tadi yang mbuka tas saya, sudah jangan mengelak, ngaku saja’ aku belum berhenti mendesaknya.

‘Demi Allah bu, saya nggak ngapa-ngapain’ ngotot banget dia membela diri.

Sementara sopir dan penumpang lainnya cuma diam tidak ada satupun yang berani ikut bicara

‘Saya juga bisa bilang demi Allah tadi tangan kamu masuk tas saya, ayo kalau kamu nggak terima saya tuduh kita sekarang ke kantor polisi’aku menantangnya.

‘Pak sopir, belok ke kantor polisi’ perintahku kepada sopir angkot.

Ampun bu, ampun kulo nyuwun ngapura’ laki-laki itu bilang minta maaf dan kemudian turun dari angkot.

Sesaat aku terbengong melihatnya minta maaf dan turun dari angkot, terlihat dia pindah ke angkot lain . Tapi entah kenapa akupun ikut turun dari angkot dan pindah ke angkot yang dia tumpangi. Dia duduk di pinggir pintu.

‘Kamu pindah, jangan duduk disitu, masuk sana duduk di pojok belakang’.

Laki-laki itu nurut dia duduk mojok di belakang, angkotpun jalan.

‘Ibu-ibu hati-hati dengan tas dan dompet njenengan, laki-laki di pojok itu tadi mau nyopet dompet saya’ di angkot inipun saya masih terus bicara.

Mbok njenengan mikir , kulo niki kerjo keseeeel kok tega-tegane mang copet. Saya ini kerja capeeeek, la kamu kok ya tega mau nyopet saya’ aku masih terus nyerocos di depan laki-laki tersebut. Entahlah saat itu aku ngomel atau curhat.

Anehnya dia diam saja, Cuma sesekali dia bilang’ Sudahlah bu, sudahlah saya minta maaf’

‘Mbok kamu itu mesakke sama orang orang seperti saya, kami capek kerja cari uang, la kok kamu mau enaknya saja’ sungguh aku tidak bisa berhenti ngomel.

Suaraku sudah terdengar ndredeg, mataku berkaca-kaca membayangkan kalau amplop sisa gaji tadi berhasil dia ambil, aku pasti sedih sekali.

‘Coba kalau tadi kamu berhasil ambil uang saya, uang gaji saya, saya bisa pingsan’ suaraku mulai bercampur dengan rasa pingin menangis.

Dan anehnya orang-orang di angkot cuma diam saja, tidak ada yang berani menyela sama sekali.

‘Pak berhenti pak’ tiba-tiba laki-laki itu menyuruh sopir berhenti.

‘La katanya mau ke kota mas, kok turun sini' kata sopir.

‘Sini saja saya turun sini’ laki-laki itupun turun.

Saya masih sempat teriak’ Kerjo sing bener mas, mesakke wong-wong sing mbok copet’.

Begitu laki-laki itu turun, baru penumpang lain mulai bicara.

‘Saya hapal bu, dia itu memang copet, sudah bolak balik ikut angkot saya dari pagi tadi’ kata pak sopir.

‘Iya bu, tadi saya juga lihat pas tangannya masuk tas ibu tapi saya takut mau bilang’ kata seorang pelajar yang tadi satu angkot denganku dan juga ikut pindah angkot bareng aku.

‘Makanya tadi saya ajak ke kantor polisi nggak mau, malah pindah angkot’ .

‘Jelas nggak berani bu, la sudah diapali polisi kok’ pak sopir menambahkan keterangannya.

Oalaaaah...wong nang angkot cilik ngene kok ya ana copete’ keluhku.

Sampai rumah, semua aku ceritakan ke suami. Suami heran kenapa aku begitu berani, aku sendiri bingung kenapa tadi bisa seperti itu.

Astaghfirullahaladzim, kok bisa saya seperti itu, di rumah baru terasa kalau badan lemes kaki ndredeg.

‘Kamu kok berani banget bu, kalau besok ketemu lagi terus sana ngancam atau bawa teman bagaimana’ kata suami.

‘Ya semoga nggak ketemu lagilah’ aku jawab tapi sambil was was juga.

Dan Alhamdulillah sampai sekarang belum pernah ketemu lagi. Mungkin dia yang takut sama saya. Takut sama emak-emak yang tidak berhenti bicara dan ngomeli dia sepanjang jalan. Pembelajaran bagi semuanya, jangan berani sama emak-emak , karena emakpun punya kekuatan apalagi kalau sudah kepepet , the power of emak-emak bisa membuat pencopet tak berkutik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren maaaak. Salut sama keberaniannya juga kereeeen tulisannya.

31 Aug
Balas

Terimakasiiih . Sssttt.... sampai rumah ndredeg lhooo huaa....

31 Aug

Wow...saluuut Bu...mudah2an copetnya kapok....

31 Aug
Balas

Hehehe terimakadiiih , iyaaa dia pasti kapok ketemu emak" crewet .

31 Aug



search

New Post