Pantai yang sebetulnya sangat indah dan juga unik .

Saat melihat foto-foto tentang pantai tersebut , sungguh sangat menarik , cantiiik dan unik . Tapi begitu kita datangi , keadaan obyek belum tentu seperti yang kita bayangkan. Kadang foto memang tidak bisa mewakili keseluruhan obyek .

Hari ini Minggu 1 Juli 2018 , saya menghadiri undangan pernikahan di daerah Ketawang . Ketawang masuk kedalam wilayah kabupaten Purworejo sebelah selatan , dekat dengan laut selatan .

Memanfaatkan waktu dan kesempatan , selesai resepsi saya tidak langsung pulang tapi iseng menyusur jalan Daendels ( jalan jalur selatan yang dibangun pada jaman Belanda ) .

Jalan lebar , lurus dan mulus . Sisi selatan jalan merupakan area pertanian , semangka , jagung , terong , jambu kristal , pepaya California . Sisi utara juga banyak area pertanian , diseling rumah penduduk , rumah makan dan masjid . Yang menarik , sepanjang jalan dari Purworejo ke barat arah Kebumen banyak berdiri masjid besar dan bagus .

Karena jalan yang halus dan tidak begitu ramai , mobil dipacu dengan kecepatan rata-rata 80km/jam . Dan hanya sekitar seperempat jam saya sampai di perbatasan Purworejo-Kebumen . Di pinggir jalan terlihat ada papan penunjuk ke arah pantai Laguna .

Dari jalan Daendels saya masuk ke selatan kurang lebih 1 km.Sebelum masuk area pantai , saya mendapat surpraise karena ada jalan baru , kalau nggak salah ini jalan baru jalur Pansela ( jalur pantai selatan ) , jalan ini belum resmi dipakai tapi sudah ada beberapa mobil luar kota yang melintas .

Setelah menyeberang jalan jalur Pansela , sampailah di area pantai Laguna . Parkir mobil ( cuma 2 ribu rupiah ) , jalan kaki masuk ke pantai kurang lebih 150m ( belakangan saya tahu ternyata ada area parkir yang lebih dekat dengan pantai ), beli tiket masuk @5rb rupiah . Lumayan panas , ya iyalaah tengah hariii ... , kalau mau dingin ya datang malam atau subuh hihihi....

Laut belum kelihatan , saya disambut semacam laguna atau apalah ini , semacam teluk atau muara (?) yang menjorok ke daratan . Lagunanya indah. Apalagi dilihat dari atas bukit pasir , tapi area disekitarnya kurang terawat . Melewati laguna , pantai tetap belum terlihat , saya harus meniti jembatan bambu menyeberangi sungai dengan rimbun bakau disekitarnya , indah , tapi titik masuk atau naik ke jembatan juga kurang terawat , kurang bersih .

Turun dari jembatan bambu , pantai masih belum muncul . Saya masuk ke area pohon pinus. Area ini sebetulnya nyaman , teduh dan bisa jadi spot foto yang menarik . Tapi sepertinya tidak dikelola secara profesional. Ada spot foto dengan tulisan pantai Laguna , dari besi kecil cat pudar cenderung bekarat saat difotopun tulisan tidak terlihat jelas , sayang sekali . Selebihnya berserak pohon pinus kurus dan tua. Keberadaan pohon-pohon pinus ini sebetulnya sangat menguntungkan , karena membantu menahan teriknya matahari .

Setelah menyusur area pinus , barulah laut luas terlihat di depan mata . Pantainya tidak begitu landai , ombaknya besar dan di beberapa tempat terlihat papan larangan untuk turun dan berenang di pantai . Yang terasa dominan disini adalah panaaas , pasirnyapun panas . Banyak berderet warung di pinggir pantai , tapi sebagian tutup , yang bukapun hanya menyediakan minuman dan beberapa gorengan serta mie instan . Sebagian warung ini terlihat kumuh kurang terawat.

Sungguh sayang , tempat yang sebetulnya indah , terlihat kurang terawst . Mungkin karena pengelolaannya yang belum maksimal , mungkin perlu sentuhan tangan profesional . Semoga ke depan pemerintah daerah atau dinas pariwisata bisa lebih mengoptimalkan potensi wisata di daerah tersebut.

Pingin lihat pantai yang indah , bersih dengan makanan dan jajanan enak serta murah ... heeemm , dimana ya , ada yang bisa merekomendasikan ?