Ujian Sekolah sudah berjalan satu minggu ketika Covid 19 akhirnya sampai dan mulai menyebar di beberapa kota di Indonesia. Kebijakan diluncurkan demi menghambat laju penyebaran virus tersebut. Ujian Sekolah yang masih menyisakan 6 mata pelajaran lagi terpaksa dihentikan. Social distancing dikampanyekan, kita semua harus saling menjaga jarak, menghindari acara yang memungkinkan berkumpulnya banyak orang. Sekolah diliburkan siswa belajar dirumah, guru bekerja dari rumah. Kebijakan pertama sekolah diliburkan dari tanggal 16 – 25 Maret 2020.

Bagaimana dengan Ujian Sekolah yang belum terselesaikan ? Dengan gerak cepat atau bisa dibilang dadakan segera dirancang Ujian Sekolah Online. Jadwal segera ditetapkan, Ujian Sekolah Online mulai dilaksanakan dari tanggal 23 – 26 Maret 2020. Hari pertama masih terjadi beberapa kendala, syukurlah hari berikutnya ujian online berjalan lancar hingga selesai.

Berikutnya Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ) sudah terjadwal dari tanggal 30-31 Maret dan 1-2 April 2020. Jauh sebelum hari itu tiba, semua siswa telah mempersiapkan diri. Hampir semua sekolah menjadwalkan program pengayaan, program tambahan pelajaran bagi siswa kelas XII. Banyak pula siswa yang mengikuti bimbingan atau les diluar sekolah. Semua upaya dilakukan untuk menghadapi UNBK.

Tapi pandemi Covid19 semakin meningkat, dari sekitar 500 penderita yang tercatat, lebih dari 8% meninggal dunia. Virus Corona dapat menginfeksi seseorang melalui tetesan cairan atau mukosa dari batuk atau bersin, kontak pribadi seperti jabat tangan, kontak dengan benda yang sudah terkontaminasi virus. Itulah mengapa social distancing menjadi begitu penting untuk mengurangi kemungkinan penularan virus tersebut.

Kebijakan berikutnyapun diluncurkan. Ujian Nasional dibatalkan disemua jenjang pendidikan. Libur diperpanjang hingga tanggal 13 April 2020. UNBK batal dillaksanakan. Ini nyata, ini sejarah. Sejatinya UN memang sudah direncanakan untuk dihapus pada tahun 2021dan tahun ini adalah UN terakhir. Tapi alam berkehendak lain, pandemi corona datang dan UN tahun ini dibatalkan. Sekali lagi, alam yang berkehendak, tahun 2020 tidak ada UN.

Senang ataukah susah? Mereka yang merasa belum siap pasti senang UN ditiadakan, mereka yang benar-benar sudah mempersiapkan diri mungkin tidak terlalu gembira dengan pembatalan UN. Diawal pengangkatannya, menteri Nadiem Makarim sudah mengeluarkan kebijakan bahwa UN tahun 2020 adalah UN terakhir. Mulai tahun 2021 tidak ada lagi UN. Satu kebijakan berani yang sudah sekian lama ditunggu akhirnya terwujud. UN dengan segala kontroversinya tahun depan hanya tinggal kenangan. UN akan digantikan dengan satu assesment yang disebut AKM ( Asesmen Kompetensi Minimal ) dan SK ( Survey Karakter ). Tidak ada yang menduga bahwa akhirnya UN justru berakhir setahun lebih cepat. Senang? Iya, senang karena cerita panjang tentang UN sudah tamat. Tapi disatu sisi kita prihatin karena pembatalan UN sesungguhnya merupakan satu indikasi semakin tingginya ancaman persebaran dan penularan virus corona. Apapun, kebijakan yang diambil oleh pemerintah pastilah yang terbaik yang bisa diputuskan sekarang ini.

Pembatalan UN, libur sekolah yang diperpanjang, guru karyawan yang kembali harus bekerja dari rumah, bukanlah dalam konotasi senang-senang. Kebijakan itu diambil karena semakin tingginya jumlah orang yang terdampak virus corona. Jika penyebaran Covid19 bisa segera teratasi, pastilah libur tidak diperpanjang, UN tidak dibatalkan. Sekali lagi, alam yang berbicara, alam yang menentukan. Kita wajib berusaha, berikhtiar agar pandemi corona segera berakhir.

Purworejo, 26 Maret 2020