Gegara SFH
SFH atau School From Home artinya adalah Belajar Dari Rumah dan disingkat menjadi BDR. Istilah yang populer seiring dengan merebaknya wabah virus corona di Indonesia pada pertengahan Maret lalu. Mudahnya penyebaran virus corona melalui kontak fisik ini membuat pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan SFH. Sontak, semua kegiatan belajar mengajar beralih tempat dari sekolah menjadi di rumah saja.
Apakah SFH berarti siswa belajar sendiri di rumah tanpa panduan atau bimbingan? Tentu saja tidak. Guru tetap memberikan tugas kepada siswa dan siswa mengerjakan di rumah. Bagaimana caranya? Via daring tentu saja. Guru menyampaikan tugas belajar siswa di rumah via whattsapp. Siswa mengerjakan tugas tersebut di rumah. Setelah selesai, siswa mengirimkan hasil pengerjaannya kepada guru melalui whattsapp.
Tentu banyak hal menarik yang muncul setelah resmi diterapkannya SFH di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Untuk anak-anak PAUD misalnya., ibu yang biasanya hanya mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah, tetiba harus menjadi “guru pendamping” saat SFH. Awalnya, si anak senang karena akan belajar di rumah bersama ibunya. Setelah beberapa hari, kesulitan mulai muncul. Tugasnya sih tak susah. Yang menjadikannya susah adalah, jika si anak sedang tak tertarik untuk belajar alias not in a good mood. Ibu pun merayu dengan segala cara agar anaknya mau belajar. Anak bergeming. Emosi ibu pun naik.
Di tingkat SD pun muncul hal yang menarik saat SFH. Ada beberapa sekolah yang sudah memanfaatkan e-learning untuk pemberian tugas pada siswanya. Pada awal-awal pelaksanaan SFH, keribetan pun muncul kala siswa harus mengerjakan tugas via e-learning sekolah. Apa yang membuat ribet? Ada yang lupa e-mail. Ada yang lupa password. Bahkan ada yang belum punya e-mail. Yang lebih ajaib adalah ada siswa yang sudah terdaftar di e-learning sekolah, tapi dia menggunakan e-mail orang tuanya, dan anak plus orang tua lupa password. Si anak merengek karena harus segera mengerjakan tugasnya, sedangkan orang tua juga emosi karena juga harus menyelesaikan pekerjaannya. Lalu, bagaimana solusinya. Wali kelas mendaftarkan anak tersebut ke e-learning sekolah dengan e-mail dan password baru tentu saja.
Bagaimana dengan sekolah yang belum memiliki e-learning? Sedangkan SFH ini harus dilaksanakan oleh semua sekolah. Ada sekolah yang memberikan tugas belajarnya dengan cara orang tua mengambil tugas ke sekolah kemudian setelah selesai dikerjakan oleh anaknya, tugas tersebut diantarkan lagi ke sekolah. Ada pula sekolah yang berkolaborasi dengan paguyuban orang tua. Tugas siswa diambil oleh perwakilan paguyuban orang tua. Kemudian, setelah dikerjakan oleh siswa, dikumpulkan lagi kepada perwakilan paguyuban orang tua untuk disetorkan ke sekolah.
Ada juga sekolah yang memanfaatkan media whatsapp dalam pelaksanaan SFH. Tugas siswa dikirim melalui pesan di whatsapp. Siswa mengerjakan tugas tersebut kemudian mendokumentasikan dalam bentuk foto atau video. Beberapa tugas pun bisa dikirim kepada guru via voice note. Permasalahan muncul ketika ada siswa yang belum memiliki telepon genggam. Jika memiliki pun bukan yang smartphone.
Gegara SFH atau BDR banyak hal-hal menarik yang muncul dalam proses pembelajaran siswa di rumah. Permasalahan yang muncul saat penerapan SFH karena kita belum terbiasa. Semua serba mendadak. Tetiba semua harus libur. Harus belajar dari rumah. Belajar didampingi orang tua. Guru memantau dari jauh. Seiring berjalannya waktu, semua pihak mulai bisa menyesuaikan diri dengan SFH ini. Alah bisa karena biasa. Semoga pandemi corona segera berlalu dan kita bisa belajar kembali di sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu. Salam literasi.
Alhamdulillah.... terima kasih bu
mantap Bunda, mohon maaflahir dan bathin
Aamiin
terima kasih :-)
Siip bunda salam literasi
matur nuwun...
Luar biasa Bu.
alhamdulillah...msh bljr menulis bu
Aamiin ya Allah. Sukses selalu untuk ibu
aamiin.... terima kasih
Siip Mantap terima kasih , sudah berbagi ilmunya kpd kami barokallah salam kenal salam sukses selalu
Aamiin... salam kenal kembali
Amiin. Salam literasi bu
salam literasi
Mantap bu..slm literasi
makasih...
Sukses salam literasi
keren mohon maaf lahir dan bathin
Alhamdulillah...mohon maaf lahir dan batin jg
Aamiin. Semoga si covid cepat pergi sehingga proses belajar mengajar normal kembali seperti biasa
Keren Bu
Alhamdulillah...masih bljr menulis
sama2...mohon maaf lahir dan batin yaa
Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin
makasih...mohon maaf lahir dan batin juga...
Mantap...
makasih...
Keren. Semangat berliterasi, sukses selalu.
Saya juga merasakan keribetan itu Bunda...anak saya masih klas IV SD. Salam
iya bu...sy jg....
Keren Bu...
Alhamdulillah....makasih
Amin. Salam Literasi.
salam
Aamijn Bu. Semoga pandeminya cepat berlalu.
aamiin...
Mantap bunda salam kangen
makasiih....salam kmbali