Tri Handayani

Saya adalah seorang guru sekolah dasar yang ingin bisa menuangkan ide dalam bentuk tulisan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Gegara SFH

Gegara SFH

SFH atau School From Home artinya adalah Belajar Dari Rumah dan disingkat menjadi BDR. Istilah yang populer seiring dengan merebaknya wabah virus corona di Indonesia pada pertengahan Maret lalu. Mudahnya penyebaran virus corona melalui kontak fisik ini membuat pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud mengeluarkan surat edaran tentang pelaksanaan SFH. Sontak, semua kegiatan belajar mengajar beralih tempat dari sekolah menjadi di rumah saja.

Apakah SFH berarti siswa belajar sendiri di rumah tanpa panduan atau bimbingan? Tentu saja tidak. Guru tetap memberikan tugas kepada siswa dan siswa mengerjakan di rumah. Bagaimana caranya? Via daring tentu saja. Guru menyampaikan tugas belajar siswa di rumah via whattsapp. Siswa mengerjakan tugas tersebut di rumah. Setelah selesai, siswa mengirimkan hasil pengerjaannya kepada guru melalui whattsapp.

Tentu banyak hal menarik yang muncul setelah resmi diterapkannya SFH di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Untuk anak-anak PAUD misalnya., ibu yang biasanya hanya mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah, tetiba harus menjadi “guru pendamping” saat SFH. Awalnya, si anak senang karena akan belajar di rumah bersama ibunya. Setelah beberapa hari, kesulitan mulai muncul. Tugasnya sih tak susah. Yang menjadikannya susah adalah, jika si anak sedang tak tertarik untuk belajar alias not in a good mood. Ibu pun merayu dengan segala cara agar anaknya mau belajar. Anak bergeming. Emosi ibu pun naik.

Di tingkat SD pun muncul hal yang menarik saat SFH. Ada beberapa sekolah yang sudah memanfaatkan e-learning untuk pemberian tugas pada siswanya. Pada awal-awal pelaksanaan SFH, keribetan pun muncul kala siswa harus mengerjakan tugas via e-learning sekolah. Apa yang membuat ribet? Ada yang lupa e-mail. Ada yang lupa password. Bahkan ada yang belum punya e-mail. Yang lebih ajaib adalah ada siswa yang sudah terdaftar di e-learning sekolah, tapi dia menggunakan e-mail orang tuanya, dan anak plus orang tua lupa password. Si anak merengek karena harus segera mengerjakan tugasnya, sedangkan orang tua juga emosi karena juga harus menyelesaikan pekerjaannya. Lalu, bagaimana solusinya. Wali kelas mendaftarkan anak tersebut ke e-learning sekolah dengan e-mail dan password baru tentu saja.

Bagaimana dengan sekolah yang belum memiliki e-learning? Sedangkan SFH ini harus dilaksanakan oleh semua sekolah. Ada sekolah yang memberikan tugas belajarnya dengan cara orang tua mengambil tugas ke sekolah kemudian setelah selesai dikerjakan oleh anaknya, tugas tersebut diantarkan lagi ke sekolah. Ada pula sekolah yang berkolaborasi dengan paguyuban orang tua. Tugas siswa diambil oleh perwakilan paguyuban orang tua. Kemudian, setelah dikerjakan oleh siswa, dikumpulkan lagi kepada perwakilan paguyuban orang tua untuk disetorkan ke sekolah.

Ada juga sekolah yang memanfaatkan media whatsapp dalam pelaksanaan SFH. Tugas siswa dikirim melalui pesan di whatsapp. Siswa mengerjakan tugas tersebut kemudian mendokumentasikan dalam bentuk foto atau video. Beberapa tugas pun bisa dikirim kepada guru via voice note. Permasalahan muncul ketika ada siswa yang belum memiliki telepon genggam. Jika memiliki pun bukan yang smartphone.

Gegara SFH atau BDR banyak hal-hal menarik yang muncul dalam proses pembelajaran siswa di rumah. Permasalahan yang muncul saat penerapan SFH karena kita belum terbiasa. Semua serba mendadak. Tetiba semua harus libur. Harus belajar dari rumah. Belajar didampingi orang tua. Guru memantau dari jauh. Seiring berjalannya waktu, semua pihak mulai bisa menyesuaikan diri dengan SFH ini. Alah bisa karena biasa. Semoga pandemi corona segera berlalu dan kita bisa belajar kembali di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu. Salam literasi.

30 May
Balas

Alhamdulillah.... terima kasih bu

01 Jun

mantap Bunda, mohon maaflahir dan bathin

26 Jun
Balas

Aamiin

25 May
Balas

terima kasih :-)

25 May

Siip bunda salam literasi

31 May
Balas

matur nuwun...

01 Jun

Luar biasa Bu.

15 Jun
Balas

alhamdulillah...msh bljr menulis bu

17 Jun

Aamiin ya Allah. Sukses selalu untuk ibu

31 May
Balas

aamiin.... terima kasih

01 Jun

Siip Mantap terima kasih , sudah berbagi ilmunya kpd kami barokallah salam kenal salam sukses selalu

31 May
Balas

Aamiin... salam kenal kembali

01 Jun

Amiin. Salam literasi bu

06 Jun
Balas

salam literasi

17 Jun

Mantap bu..slm literasi

16 Jun
Balas

makasih...

17 Jun

Sukses salam literasi

03 Aug
Balas

keren mohon maaf lahir dan bathin

25 May
Balas

Alhamdulillah...mohon maaf lahir dan batin jg

25 May

Aamiin. Semoga si covid cepat pergi sehingga proses belajar mengajar normal kembali seperti biasa

19 Jun
Balas

Keren Bu

30 May
Balas

Alhamdulillah...masih bljr menulis

17 Jun

sama2...mohon maaf lahir dan batin yaa

25 May
Balas

Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin

25 May
Balas

makasih...mohon maaf lahir dan batin juga...

30 May

Mantap...

01 Jun
Balas

makasih...

17 Jun

Keren. Semangat berliterasi, sukses selalu.

08 Sep
Balas

Saya juga merasakan keribetan itu Bunda...anak saya masih klas IV SD. Salam

16 Jun
Balas

iya bu...sy jg....

17 Jun

Keren Bu...

01 Jun
Balas

Alhamdulillah....makasih

17 Jun

Amin. Salam Literasi.

29 May
Balas

salam

30 May

Aamijn Bu. Semoga pandeminya cepat berlalu.

06 Jun
Balas

aamiin...

17 Jun

Mantap bunda salam kangen

15 Jun
Balas

makasiih....salam kmbali

17 Jun



search

New Post