Bu Imas seorang penjual buku bekas langganan saya, dari zaman dahulu Bu Imas berjualan di depan toko batik semar sebelah ACE dan di depannya Ramayana, Bu Imas sosok wanita yang baik dan gigih dalam berjualan, ternyata hubungan saya dan bu Imas tidak terasa sudah 16 tahun berjalan. Meski saya tidak setiap hari atau setiap minggu membeli buku, majalah atau media cetak lainnya tapi Bu Imas selalu baik dan ramah denganku, sampai saat bu Imas akan belanja buku di Jakarta selalu sms saya, mba mau butuh buku apa, biasanya bu Imas belanja di jakarta dan barang-barang di kirim lewat paket kobra. Kalau saya lama tidak berkunjung pasti sms pada saya, mba kok ga datang-datang ada buku bagus-bagus lho, nanti barangnya keburu habis.zaman dahulu saat tehnologi belum canggih dan moderisasi, jualan bu Imas sangat banyak dan bagus-bagus, karena bukunya pun ada yang baru-baru bilangnya dari cuci gudang toko buku terkenal. Belanja dagangan pun hampir seminggu skali, karena dulu kita belum mengenal adanya internet atauba google.Tetapi.sekarang dagangan bu Imas tidak sebanyak dulu karena orang lebih mudah menggunakan internet dalam mencari berita, efesien , irit waktu dan biaya, sehingga banyak perusahaan media cetak gulung tikar, hal seperti ini mempengaruhi jualan Bu Imas, tapi tidak jadi masalah masih banyak pelanggan yang setia yang membutuhkan ibu Imas.

Saya pribadi merasa tidak malu memiliki teman seperti ibu Imas justru dari bu Imas ada pembelajaran tentang hidup dan kehidupan, pembelajaran yang tidak ada sekolahnya dan sangat berharga bagi saya. Saya tidak pernah malu untuk membeli buku bekas yang terpenting bagi saya isi dari apa yang saya beli berkualitas dan bermanfaat bagi saya.

Saya doakan ya bu Imas smoga ibu sehat, jualannya lebih maju lagi sehingga ibu bisa menghidupi keluarga ibu.

Salam Literasi

CRBN, TH 161217

SAGUSABU KOTA CIREBON