Tri Handayani/ Anis Asmoro

Lahir di Jakarta 20 Maret 1974, Memiliki seorang anak bernama Ananda Bintang Kelana.. Guru kelas n guru eskul b.inggris d Sdn Kebon Baru 7.pernah belajar d ABA ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LAMSIJAN

LAMSIJAN

Beberapa hari ini saat aku pulang kerja, aku sering berpapasan dengan sosok kakek-kakek yang sudah tua, wajah yang sudah berkeriput dan terlihat dari raut wajahnya menanggung beban yang begitu berat, dengan langkah yang tertatih-tatih menarik gerobak yang berisi celengan yang terbuat dari tanah liat, celengan saat aku kecil namun sekarangan celengan tanah liat itu sudah usang d makan waktu, sudah termakan dengan moderisasi yang lebih menarik dan canggih, untuk kids zaman now celengan tanah sudah tidak menarik perhatian anak-anak lagi, namun untuk daerah pinggiran dan pedalaman celengan tanah liat ini masih digunakan.

Entah aku yang cengeng atau aku yang mudah tersentuh hati melihat keadaan dan kondisi kakek tersebut, ada kebimbangan dalam hatiku, karena saat itupun aku hanya memiliki uang pas-pasan, namun hatiku menangis melihat kakek tersebut, dalam hatiku yang terpenting motorku sudah terisi bensin, tanpa banyak pikikir panjang aku langsung hentikan motorku, aku hentikan kakek tersebut, aku tanya kakek namanya siapa, jualan apa, rumahnya di mana, sudah laku apa belum, hari ini sudah makan belum, aku bagaikan polisi yang sedang menggintrogarasi, naun jawaban kakek membuat bulir airmataku jatuh membasahi pipi, namaku LAMSIJAN jarak rumahnya sekitar 6 km ditempuh dengan jalan kaki, hari ini belum laku mba dan juga belum makan,"jawab kakek dengan suara lemah dan tidak jelas. Aku langsung buka bagasi motor, aku ingat tadi ada bagian nasi untukku dari sekolah, aku kasikan nasi kotak dan uang yang tersisa buat kakek LAMSIJAN, nasi mau diterima namun uangnya tidak mau di terima, aku memaksanya dengan derai airmata agar kakek Lamsijan mau menerimanya, akhirnya kakek mau menerimanya, aku berpesan agar hati-hati di jalan dan menawarkan kakek Lamsijan apabila lewat rumahku, aku suruh mampir ke rumahku. Ada rasa bahagia dan kepuasan batin yang tiada kira saat bisa memberi sesuatu pada orang yang sedang membutuhkan meskipun aku sendiri dalam hidup kesusahan.

Esok harinya, hal yang menjadi rutinitasku menjadi inem pelayan seksi, dari mencici baju, beberes rumah, masak dan setrika selesai semua, aku ambil laptop kesayanganku, untuk menulis yang ada di imajinasiku, saat aku swdang merangkai huruf menjadi sebuah kata, pintu di ketuk, membuat hatiku terkejut, akupun langsung membuka pintu, saat aku buka pintu aku tertegun dan terbelalak sosok kakek Lamsijan ada di depanku, dengan penuh kegirangan aku langsung menyuruh kakek masuk, aku suruh duduk di kursi naun kakek Lamsijan lebih nyaman duduk di lantai padahal aku sudah memaksanya untuk duduk diatas. Aku langsung buatkan airpanas manis, kue yang ada aku hidangkan, tanpa banyak kata aku langsung ambilkana sepiring nasi agar kakek makan, kakek menolak halus apa yang aku hidangakan karena aku memaksanya , kakekpun bersedia untuk makan yang aku sediakan. Selesai makan kakek mengambil uang dari saku celananya, mba saya mohon maaf ya mba , uang yang mba kasikan pada saya, saya kembalikan karena sudah kesepakatan dengan istri saya, "ucap kakek Lamsijan., hatiku bagaikan teriris sembilu, sedih..kenaapa kakek tidak mau terima uang dariku, ini uang tidak seberapa kek, tolonglah kek di trima, aku lakukan ikhlas lahir batin karena aku merasa kakek Lamsijan seperti kakekku sendiri, apa alasan kakek tidak mau menerimanya," tanyaku penuh selidik, dengan terbata-bata kakek menjawab, bahwa kakek tidak mau dikasihani oleh orang lain, itu kesepakatan kakek dengan istri kakek, yang kedua mohon maaf ya mba, jangan marah...kalo melihat kenyataan tidak demikian mba, namun ini amanah istri kakek, kami takut uang pemberian mba buat pesugihan, istri kakek takut nanti kakek meninggal karena akan jadi tumbal pesugihan mba,"jawab kakekk dengan polos, aku pun langsung tertawa terbahak-bahak, kakek tahu kan kondisi n keadaan saya, sederhana kek, trus zaman now kek, sudah tidak zamannya lagi hidup seperti itu, hidup di dunia itu hanya sesaat, untuk apa saya lakukan, biarlah hidup saya melarat namun saya tetap istiqomah dalam jalan Allah swt, mendengar penjelasanku kakek Lamsijan meminta maaf, dan uang pun kakek trima lagi, akupun minta alamat rumah kakek, karena aku ingin silahturohmi pada keluarga kakek Lamsijan.

Kakek menceritakan bahwa dahulu kakek Lamsijan adalah seorang pengusaha celengan dari tanah liat yang tersohor, hidup dalam kecukupan dan bergelimangan harta, sayang tidak memiliki anak, sehingga kakek memungut seorang anak laki-laki, karena mersa sangat sayang, kakek nenek menuruti apa yang anaknya inginkan, namun bertambahnya usia perangai anaknya semakin menjadi-jadi apabila tidak diturutinya akan mengamuk, sampai dewasa kelak semua harta benda dan rumah yang ditempati kakek nenek di jual tanpa tersisa sedikitpun, karena pergaulan bebas, anaknya kakek konsumsi narkoba, suatu hari karena over dosis anaknya kakek meninggal, cerita kakek Lamsijan menyentuh hati bagaikan cerita disinetron, karena kebaikan salah satu tetangganya kakek Lamsijan menempati rumah tersebut, aku pun ikut merasakan kepedihan hati kakek, kami berdua menangis kami saling rangkulan, kek anggaplah aku anak kakek dan nenek, anggaplah keluargaku adalah keluarga kakek nenek.

Saat itu juga kami menemukan keluarga baru, tanpa aku bicarapun orang tuaku selalu memberikan kebutuhan untuk kakek dan nenek meskipun sekedarnya, ada rasa bahagia yang ternilai aku rasakan.

Namun sudah dua minggu ini kakek tidak mampir ke rumahku, aku dan keluargaku bergegas mendatangi rumah kakek, ada firasat yang tidak enak dalam hatiku, betul saat aku sampai rumah sudah banyak orang, kakek Lamsijan sakit dan saat aku dan keluargaku datang kakek Lamsijan meninggal dunia, belum genap satu bulan kakek Lamsijan meninggal, nenek pun ikut menyusul ke alam baqa, sedih, menangis hanya doa yang aku panjatkan smoga amal kebaikan, kakek dan nenek di terima oleh Allah swt.

Meski hanya sesaat persahabatan kami dengan kakek Lamsijan namun kami merasakan seperti bertahun-tahun, ada banyak pembelajaran yang aku ambil dari kakek Lamsijan, kesabaran, kejujuran, keikhlasan, semangatnya namun ada pembelajaran hidup yang aku dapatkan kelak bila kita mencintai dan menyayangi anak jangan terlalu berlebihan, karena akan berdampak buruk bagi anak dan orang tua.

Selamat tinggal kakek Lamsijan kebaikanmu aku selalu ukir dalam hatiku.

Salam Literasi

Cirebon, TH 101217

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya kejadian nyata, ya Bu? Semoga Allah memberikan pahala yg berlimpah buat Ibu.

10 Dec
Balas

Aamiin...aamiin yra ya bapak ada satu nenek2 lagi yang sampai sekarang ikut kluarga kami...mksh byk ya pak , pingin bisa seperti bapak...kalo dekat pgn bgt belajar dg bapak

11 Dec



search

New Post