Hari demi hari telah kita lalui, silih waktu cepat berlalu tak terasa beberapa jam lagi tahun 2017 akan berakhir, kita akan songsong tahun 2018 tahun yang baru yang memiliki makna baru.

Gegao gempita dimana -mana menyongsong tahun baru, bunyi deru kendaraan yang saling berburu dan bunyi terompet yang saling bersahutan menyanyikan lagu tahun baru mewarnai ramainya jalan raya di pusat kota .

Namun juga banyak orang yang memenuhi tempat ibadah, mesjid-mesjidpu penuh mendengar para ulama memberikan tausiah dan musaabah , mengucapkan rasa syukur yang besar atas nikmat yang telah diberikan kenikmatan yang luarbiasa.

Di sekitar lingkunganku, tetangga sebelah rumahku deru musik yg menghentak-hentakkan hati memekikkan telinga dan juga bau aroma ayam dan ikan bakar yang menyengat membuat aku menari-nari membayangi nikmatnya ayam dan ikan bakar.

Lain tetangga lain aku, sudah lima hari aku hanya terbaring di tempat tidur menikmati rasa kakiku yang sakit yang entah penyebabnya membuat aku susah untuk berjalan, ada airmata yang menggenangi sudut mataku, menahan rasa sakit namun juga rasa syukur yang tiada tara, dengan sakit aku bisa istirahat total yang selama ini jarang aku lakukan karena aktivitasku yang padat dengan rasa sakit aku pun mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah swt, aku sadari karena selama ini aku kurang bersyukur, aku sering mengabaikan pentingnya arti sebuah kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati.

Beberapa jam waktu akan berganti begitu pula dengan tahun yang akan berganti, rasa syukur yang luarbiasa aku panjatkan karena sampai penghujung tahun aku di berikan nikmat dan umur yang panjang namun juga aku merasa sedih karena dengan pergantian tahun kontrak hidupku di dunia akan semakin berkurang, hidup di dunia hanyalah sementara yang abadi adalah hidup di akherat.

Tak trasa aku menangis...apa yang telah aku lakukan selama ini maaih banyak berlumuran dosa n hina yang menyelimuti kehidupanku, tradisiku saat menjelang tahun baru aku mushabah dan intropeksi diri, memoriku pun berjalan-jalan mengingat satu tahun yang lalu, Hidup di dunia ini tidak selalu penuh dengan kebahagian, kesuksessan ataupun keindahan akan tetapi kehidupan juga akan diwarnai dengan kesusahan, luka dan penderitaan yang ujungnya tak pernah habis, hidup itu seperti roda berputar ada kalanya diatas dan ada kalanya dibawah. Fenomena seperti itu merupakan realita kehidupan yang senantiasa berulang saat pergantian tahun.itulah perjalanan hidup yang tidak lepas dari kisah kebahagian dan kesedihan. Aku teringat dengan kisahku yang pilu betapa tidak, aku hidup singleparent selama hampir tujuh tahun saat aku berkenalan dengan laki-laki yang ingin menikahiku, akupun menerima dengan rasa senang dan bahagia namun kisah itu bagaikan sebuah mimpi, tanpa alasan dan masalah yang jelas kami berpisah, betapa luka dan lara yang menyelimutiku,hanya doa dan doa yang aku panjatkan, belum lagi masalah keluarga dan ekonomi yang silih berganti menghampiriku. Yang membuat aku tambah sedih saat anakku memilih sekolah pondok pesantren, rasa sedih,sendiri dan sepi jalani hidup ini, namun beriringnya waktu aku bisa menerima semua ini justru aku bersyukur dan bersyukur.

Dan beberapa bulan menjelang akhir tahun, kendaraan roda duaku juga hilang, rasanya tidak sanggup dengan masalah yang silih berganti, tapi syukur alhamdullilah aku masih memiliki kekasih dan cinta abadi yang tak pernah membuat aku kecewa , luka dan lara, hanya padamu YA ALLAH aku bersujud padaMu.

Di pergantian tahun yang baru ini aku berharap semua masalah yang aku hadapi ada jalan keluarnya, tahun baru harapan baru. Untunglah menjelang akhir tahun ini aku mengikuti pelatihan SAGUSABU di kota kami, sehingga aku merasa memiliki harapan baru dengan goresan-goresan penaku yang membuat aku bangkit dalam kehidupan yang telah berlalu. Tinggalah segala bentuk kesedihan yang tekah berlalu biarkanlah berlalu, mari kita mulai mengikuti hidup yang baru dengan penuh semangat dan optimis dengan memiliki cipta dan karya-karya yang baru.

SELAMAT TAHUN BARU 2018

anis asmoro /TH311217

Sagu sabu kota Cirebon